#30

16.5K 849 9
                                    

Nathan POV

Pagi pagi sekali aku sudah sampai di depan pekarangan rumah Ariana. Langit pun masih berwarna biru. Aku memandang kaca spion dan merapikan rambutku. Tidak pernah aku merasa se grogi ini ketika bertemu orang yang kusuka. Ku langkahkan kaki menuju pagar dan membunyikan bel rumahnya

"Tunggu kang koran" teriak seorang perempuan dari rumah

Tunggu

KANG KORAN?

udah seganteng gini dibilang tukang koran. Picek kali nih orang ya. Tiba tiba Ariana keluar dengan mengenakan baju lengkap, nyeker, dan sepotong roti di mulutnya. Dia melepaskan roti dari mulutnya dan menatapku dari atas sampai bawah.

"Loh. Nathan? Ngapain lo disini?" katanya sambil menunjukku

"Numpang makan"

"Oh.." sambil mengangguk ngangguk

"Ya enggak lah. Gua mau jemput lu"

"Anaaaa... Siapa itu? Temen kamu ya? Suruh masuk sini" teriak seorang perempuan dari rumah yang kuduga adalah mami mertua

"Iya mam" balas Ariana dia berjalan ke arah pagar dan membukakan pintu untukku.

Aku masuk mengokori Ariana dan duduk di meja makan dengan muka sumringah. Ku lihat ada om, tante, dan adik Ariana

"Ooh cowok toh.. Tumben tumbenan kamu bawa cowo ke rumah" kata tante menggoda anak perempuannya

"Ih mama apaan sih, tamu gak di undang nih" katanya pedas pada ku

"Nama kamu siapa nak?" tanya mama Ariana

"Nathan, tan" kataku sopan

"Kakak pacarnya kak Ana ya?" tanya anak kecil lelaki dihadapanku

Ariana langsung melengos ke adi kecilnya itu. "Kamu SD belum lulus aja ngomongin pacaran"

Aku tersenyum manis pada adik kecil ini. "Aku belom jadi pacar Ana, tapi akan jadi pacar Ana"

Ariana langsung berdiri dan salim pada kedua orangtuanya dan menarik tanganku. "Apa apaan sih. Kok jadi ngomongin gituan? Gua tau gua jones tapi-"

"Tapi akan jadi milik gua" potongku sambil membukakan pintu mobil untuknya

Lami POV

Aku sudah duduk di meja makan. Mulut Papa, Mama, dan Kak Rayhan saling bungkam tampa suara. "Ini pada kenapa sih? Tumben tumbenan pada diem" kataku sambil mengambil nasi goreng ke piring

"Ehm.. Lam" panggil kakakku

"Ya?"

"Gue mau pindah kuliah"

"Kemana? Malang? Bandung? Bekasi? Oleh oleh jangan lupa lho kalo entar pulang" kataku sambil nyengir

"London"

"What? Pardon!" kataku shock

"London"

Aku terdiam kaku tampa bicara, mataku mulai berkaca kaca.

"Jam 3 gua udah take off" tambahnya

"Kenapa mesti jauh jauh banget sih kak? Disini banyak Universitas bagus yang akreditasinya A bahkan A+. Gua sama siapa entar?! Gua gak punya temen iseng, temen main game, sahabat curhat, pembantu pr gua, bahkan-" ucapanku terpotong olehnya

"Gua mau jadi pelukis International, Lam. Gua butuh refrensi di negri orang juga. Bukan maksud gua buat egois atau ninggalin lo. Tapi gak ada pilihan lain. Lo tau kan, seorang seniman dalam negri bakal lebih dianggep di negri orang. Itu Dunia Realitas, Lam. Lo harus nerima itu" aku berdiri mengambil jaket dan langsung berlari keluar rumah

Setiap hari, Kak Reyhan adalah teman hidupku di rumah. Dia yang membuatku tertawa, menangis. Dia yang membantuku mengerjakan PR. Dia yang menemaniku setiap tengah malam ketika aku tak bisa tidur. Dia bodyguard ku dari orang orang jahat.

Aku tahu aku tak boleh egois disini. Tapi LONDON itu jauh.. Jauh sekali. Aku masih setuju kalau dia kuliah di Bandung atau menetap di Jakarta. Tapi ini beda. Beda. Aku memilih ke sekolah menggunakan taksi dan menangis sepuasnya. Udah lebih dari sekali handphoneku bergetar dan akhirnya mati sendiri

Sesampainya di sekolah, aku mengusap mataku dengan saputangan. Aku naik ke kelasku dan langsung duduk. Beberapa lama kemudian aku merasa ada yang duduk disebelahku. Aku rasa Alexa sudah sampai.

"Lex, gua liat PR lo dong. Gua belom selesai" kataku sambil mengangkat wajah dan menengok ke arah orang yang duduk disamping ku. Ternyata itu bukan Alexa tapi Mark.

"Loh, Mark? Alexa mana?" tanyaku sambil menengok ke arah kanan kiri

"Kenapa tadi lo kabur? Kenapa lo budek pas gua teriakkin nama lo? Kenapa mata lo bengkak? Kenapa lo pake taksi? Kenapa lo gak nunggu gua?" dibuan pertanyaan dari Mark seperti garpu garpu yang menusuk ku dan mendesakku agar menjawabnya

"1 jawaban.. Gua gak papa" kataku lalu kembali menelungkupkan kepala

Dia menangkupkan kepalaku menggunakan kedua tangannya "tell me"

"Gua gak papa, Mark. Cuman kurang tidur" kataku sambil menepis tangannya malas tapi dia tetap menempel kan tangannya

"Bodo amat, cerita dulu. Kalo kagak, gua begini terus ampe bel pulang sekolah" ancamnya aku membulat kan kedua mata

"Okey okey, gua cerita" kataku malas

"Kak Reyhan mau pindah kuliah"

"Ke London" tambahku

"Ooohh..." katanya

"Cuman oh? Nyesel gua ceritain tadi"

"Gua udah tau" katanya santai

"Seminggu yang lalu" tambahnya

Aku memukul mukul dadanya dan mataku mulai berkaca kaca lagi. "Jahat banget lo baru ngasih tau sekarang, gua benci lo.." tiba tiba dia memeluk ku erat

"Gua tau lo sayang banget sama kakak lo, tapi lo gak boleh egois. Dia harus ngejar cita citanya. Coba lo pikirin baik baik, gimana kalo lo ada di pihak dia? Kalo orang tua lo udah gak kerja, cuman Kak Reyhan orang pertama yang bakal nerusin usaha orang tua lo yang dirintis dari kecil" katanya sambil mengusap kepalaku

"Buat ini semua sederhana, setiap liburan akhir semester dia bakal pulang ke Jakarta kok. Dan gua bakal jadi pengganti kakak lo selama dia pergi. Gua bakal jagain lo, sekaligus hati lo" aku merasakan ciuman hangat di dahiku tapi aku tetap menangis

Tangan Mark terjulur untuk menghapus air mataku yang sedari tadi mengalir. "Thanks" gumamku

"Anytime" katanya sambil tersenyum

Tiba tiba ada suara tepuk tangan lalu masuk lah Alexa, Chellin, Sam, Dave, Nathan, Ariana, Delvo.

"Sweet banget"

"Sumpah kalian kayak sweet couple"

"Seru seru. Ulang lagi dong!"

"Berasa kayak di dunia sinetron gua"

Aku membelalakan mata dan menatap mereka semua. "Se.. Sejak kapan kalian di luar?!"

Nathan melihat jam tangannya "ehm.. 15 menit yang lalu" katanya simple

"Kampret lu pada.. Gak tau apa lagi adegan romantis?" kata Mark tersungut

"Wew, sori bang, kita hanya penoton bayaran disini ga niat ganggu sumveh" kata Sam sambil nyengir gak jelas

"Siapa yang bayar lu?"

Semua anak malah menunjuk Nathan, Nathan yang ditunjuk pun malah melongo seperti sapi ompong

"Ngapain lu pada nunjuk gua? Gua gak kuat bayar lu semua. Jalan kan bayar lu, bayar utang di bu Kantin aja belom mampu" ucapnya

"Itumah DERITA LO" kata kami semua kompak

------------
Haloooo
Maaf gak update2 :'v
Huaaaaa
Semoga masih ada yang setia nungguuu

Friendship or Friendshit (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang