#21

17.2K 1K 26
                                    

Lami's POV

"Baik anak-anak. Jadi x pangkat 2 dikali 6 tambah y pangkat 4 sama dengan...." omongan bu Shita tak ku dengarkan. Kata kata Nathan masih berputar di fikiran ku

Sejak kemarin aku sengaja mematikan hp dan hari ini aku sengaja tak membawa hp. Tadi pagi aku juga meminta pada Alexa untuk menjemputku pagi pagi sekali. Aku takut nanti Mark ke rumah. Sesampainya di sekolahpun, aku hanya duduk di taman karna takut kalau Mark ke kelas.

"Lami"

Satu panggilan tapi ku acuhkan

"Lami!" satu suara menghentakku

"Eh mati lo kodok!" latahku membuat satu kelas tertawa keras.

"Kamu kenapa melamun? Ngantuk?" kata bu Shita. Beda dari guru matematika lain, dia memang terkenal dengan kebaikkannya.

"Ehm engga bu. Cuman tadi kurang konsen" kataku meminta maaf

"Baiklah, kamu cuci muka dulu sana. Sehabis itu, kamu tolong ambilkan buku ibu yang tertinggal di perpustakaan ya" katanya menyuruhku

"Iya bu. Permisi" ucapku lalu pergi meninggalkan kelas

Aku berjalan dengan tatapan kosong di koridor lantai satu yang langsung menyambung dengan lapangan. Terlihat ada anak kelas 9 yang sedang dalam pelajaran olahraga. Aku melihat ada Dave disana. Berarti ada Mark karna mereka sekelas. Ku percepat langkahku ke toilet putri. Sesampainya di toilet ku bernapas lega. Ku basuk wajahku dengan air keras di westafel.

Setelah selesai aku keluar dari toilet tapi ada seorang pria dengan baju olahraga sedang menyandarkan tubuhnya pada dinding sebelah pintu toilet. "Mark?" ucapku lalu dia menengok, ternyata benar dia itu Mark

Aku ingin kabur tapi tanganku tertahan duluan olehnya. "Lo mau kemana?" tanyanya

"Ke perpus" ucapku

"Kenapa lo ngindar dari gua?"

"Tanya hati lo Mark! Lo beneran cinta sama gua atau nganggep gua Adelyn kedua?" ucapku sambil menghentak tangannya lalu kabur

Aku berlari ke perpus untuk mencari buku bu Shita dengan air yang tertahan di pelupuk mata. "Eh ada yang lagi broken heart tuh" ucap seorang perempuan. Aku menengok dan ternyata itu adalah Kak Mikha

"Maaf kak, saya buru buru" ucapku sambil memeluk buku bu Shita lalu pergi tapi tanganku tertahan olehnya ditambah di cengkram

"Jangan kabur dulu dong. Kalo mau nangis, nangis aja sekalian. Dasar cengeng" katanya sinis

"Saya gak mau cari masalah kak. Tapi kalo kakak yang duluan mulai dengan keadaan saya yang masih emosi, apa boleh buat" kataku melepas cengkramannya kasar lalu menamparnya di pipi kiri yang bisa dibilang keras sampai tanganku panas rasanya

"Permisi kak, saya mau ke Bu Shita" kata ku lalu pergi.

"Lo bakal nerima balesannya nanti, bitch. Urusan kita belom selesai" katanya setelahku tinggal.

"Drama queen banget lo baru gua tampar doang" kataku sambil berjalan ke arah kelas.

Mark's POV

"Frustasi gua bro. Hati gua jadi sesek gitu denger dia ngomong kayak tadi" kataku sambil terus mengacak rambut ku

"Keep calm, gua janji bakal bikin hubungan lo balik kayak dulu" kata Dave

"Serah lo deh" ucapku pasrah

"Besok lo ketaman. Gua bakal nyuruh Chellin ajak Lami kesana" kata Sam

"Oke"

-skip-

Aku sudah sampai dirumah, aku melihat ada mobil kakek diluar. Dulu, jika aku melihat mobil ini, aku akan langsung masuk dan memeluk kakek. Tapi sekarang, rasanya aku tak ingin bertemu dengannya lagi. Ketika aku melewati ruang keluarga, kulihat kakek sedang berbincang dengan mama dan papa. Kuputuskan untuk langsung ke kamar atas.

"Mau kemana kamu?" ucap kakek ku

"Kamar"

"Begitu cara kamu untuk menyambut kakek?" katanya singit

"Bilang aja apa mau kakek kesini? Ada sangkut pautnya sama saya kan?" ucapku tanpa basa basi lagi

"bicara yang sopan Mark!" tegas Mamaku yang ku tanggapi dengusan kesal

"Kamu akan saya jodohkan oleh anak investor perusahaan saya" ucapnya membuat mataku hampir keluar

"Saya gak mau"

"Kalo kamu gak mau, perusahaan kita akan bangkrut" katanya lagi

"Kenapa harus saya yang di korbankan? Oh iya saya tau, saya adalah cucu satu satunya dalam keluarga Vantje ini kan?" kataku tak kalah sinis

"Mark!" tukas Papaku

"Saya tetap pada keputusan saya" kataku lalu pergi kekamar.

Setelah aku berganti baju,ada yang mengetuk pintu ku. "Masuk" dan masuklah Mama ku lalu duduk di kasurku dan mengusap kepalaku

"Kamu ketemu sama perempuan itu dulu ya" ucapnya

"Tapi aku gak mau dijodohin ma, aku udah punya pacar." kataku

"Iya mama tau kok" kata mamaku sambil mengusap kepalaku.

"Oke besok aku mau ketemu sama cewek itu" kata ku

-skip-
Aku telah menunggu 15 menit dan akhirnya Lami datang. Tapi dia sudah berbalik badan

"Lam, we have to talk the problem"

"Gua kasih waktu 5 menit buat ngomong mulai dari sekarang" katanya sambil memerhatikan jam tangan

"Oke, lo udah tau Adelyn? Dia mantan gua dulu. Dia baik, perhatian, lucu, cantik, pinter dan sayang sama anak"

"Sama kayak lo" lanjutku

"Gua akuin emang dulu gua suka sama lo sebagai Adelyn. Tapi sekarang gua tau perbedaan lo sama Adelyn. Lo bisa masak, lo selalu ceria, lo selalu ngadapin masalah dengan tenang"

"Lo apa adanya, lo gak pernah jaim, itu yang buat gua tau perbedaan kalian. Gua minta maaf gak pernah ngomong soal ini sama lo karna gua tau semua bakal ancur kalo gua jujur"

"Gua cinta sama lo Lam. Gua masih mau ngenalin lo ke orangtua gua. So, please forgive me" ucapku memohon

"Oke stop. Waktu lo abis" katanya sambil mengangkat mukanya

"Lo maafin gua?" tanyaku

Dia langsung memeluku sambil berjinjit. "Kalo kayak gini, lo masih nanya apa jawabannya?" tanyana lalu ku balas pelukannya

"I love you Lam" ucapku sambil mengusap kepalanya

"Yeah, i know that"

*kriinng*

Lami's POV

dari pelajaran pertama sampai kedua aku masih tersenyum sendiri. "Sumpah lo kayak orang gila Lam" kata Lexa di sampingku

"Masa sih?" kataku sambil menengok ke arahnya

"Anjer muka lo horror banget" katanya sambil menampar pelan pipiku

"Cantik gini di bilang horror"ucapku sambil mengedipkan mata ke arahnya

"Astagfirullah. Tobatlah kau nak"

--------
Aaaaaa seneng banget. Udah 650+ reader. Makasih buat temen temen gua yang mau baca. Anjer terharu gua :'v buat kalian yang masih baca.... Lanjutkan! :v nanti gua bakal buat fanfic baru bekerja sama dengan sahabat gua #eaa. Promosinya nanti sekitar 3/4 part sebelum fanfic ini tamat.
Arigatou
Gomawo
Thanks
Terima kasih

Friendship or Friendshit (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang