#5

27.2K 1.2K 8
                                    

Lami's POV

"Nih jaket lo" aku menyerahkan jaket Mark padanya

"Kenapa gak lo simpen aja?" dia menatapku tersenyum manis "kok dia ganteng? Eh? Kenapa jadi mikir gini sih"

Dia mengambil jaket miliknya lalu pergi meninggalkan aku di parkiran motor. Aduh jangan jangan aku suka sama dia? Masa sih? Kan baru ketemu kurang dari 5 kali. Aku berjalan meninggalkan tempat parkir menuju kelas. Yang aku dengar besok ada pentas seni untuk mengenalkan ekskul di sekolah ini. Sambil memikirkan mau ikut ekskul apa, aku berjalan ke toilet untuk cuci muka.

"Prok prok prok" suara tepuk tangan dari seseorang

"Anak baru udah berani deketin cowo disini ya? Keren banget ya guys" ternyata kakak keals yang waktu itu jadi osis aku lempar pake botol.

"Maksud kakak apa ya?" tanyaku bingung

"Dasar sok polos. Bawa dia ke taman belakang!" 2 anteknya langsung menarik kedua tanganku untuk mengikutinya. Aku mencoba melepaskannya tapi aku gak cukup kuat.

Aku di pojokkan olehnya. Aku gak bisa kabur lewat mana. Mau teriak juga itu hanya buang energi, lagi pula disini juga sepi. Gak ada pilihan lain selain pasrah ada keberuntungan.

"Mulai sekarng, lo jauhin Mark! Kalo engga, lo bakal buat masalah ke dua ke gue!" katanya

"Maaf kak, mau kakak ngancem saya dengan apapun. Saya gak akan takut. Saya cuman takut sama Allah dan Orang tua saya" kataku datar

"Nyali lo boleh juga ya" dia tersenyum miring pada ku mengisyaratkan sesuatu pada kedua temannya

Ternyata mereka telah menyiapkan telur busuk di dekat sana. Mereka melemparkanku telur itu bertubi tubi, baunya pun aku tak tahan. Sehabis mereka melakukan itu, mereka menyiramku dengan selang

"Uuh bau banget ya.. Nih gua kasih lagi airnya biar lo mandi sekalian ya? Haha" mereka menyiramku lagi

"STOP! NGAPAIN LO?!" teriak seseorang bersuara berat yang aku kenal. Mark. Dewa keberuntungan masih ada di pihaku

"Mikha! Lo ngapain adil kelas lo sendiri hah? Lo bukan contoh kakak kelas yang baik tau gak?" aku baru tau kalo kakak kelas itu bernama Mikha.

"Ta.. Tapi, aku bisa jelasin kok tadi apa, Mark" ucapnya sok lembut

"Gak usah banyak bacot. Gua bisa aja minta kakek gue buat ngeluarin lo dari sini kalo lo bersika kayak ginin lagi! Pergi lo sekarang!" aku kira Mark itu bad boy atau semacamnya. Ternyata dia juga baik dan tegas.

Kak Mikha serta dua anteknya pergi melewati ku sambul berkata "urusan kita belum selesai"

Aku tiba tiba duduk di tanah. Tak punya kekuatan untuk berdiri. Aku menangis sepuasnya menutup muka ku yang merah. Tak tau sampai berapa lama. Ketika aku selsai menangis Mark masih berada di sebelah ku

"Udah nangisnya?" tanyanya

Aku hanya mengangguk. Dia memberikan ku jaket merah yang ku kembalikan. "Kan gua bilang, simpen aja jaketnya, akhirnya nih jaket balik lagi kan ke elo" ucapnya sambil tersenyum manis padaku

"Deg.. Deg.. Deg.." ya Tuhan, kenapa aku jadi deg deg an begini? Masa iya aku suka sama dia? Impossible!

"Gue udah kasih tau temen lo, siapa tadi gua lupa namanya..... Oh iya Chellin! Lo dari kelas 10 MIA-2 kan?" aku hanya mengangguk samar.

"Hmm... Sudah kuduga" dia mengikuti meme comic yang sedang tenar

"Jangan suka menduga duga, entar jadi fitnah" kataku datar

Friendship or Friendshit (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang