Langsung gas baca!!
WARNING ❌ THIS STORY ABOUT BxB,
So Please Go away kalau kalian tidak suka.
Terimakasih ❤️
Seluruh karya dan picture pada story original editing by author.
realme1107
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Aling kini mulai di sibukkan dengan kunjungan nya di sebuah rumah produksi milik Ayah nya, Zang Riyu dan dengan segala persyaratan dimana identitas nya benar-benar di rahasiakan, Sean dan Riyu pun menyetujui hal itu, mengingat dengan identitas Aling yang sekarang adalah anak mereka berdua.
Dan lagi Sean sangat mengutamakan privacy dalam kehidupan pribadinya, walaupun orang terdekat di perusahaan miliknya dan juga Riyu sudah ada yang mengetahui nya namun lagi-lagi peran Madam yang menjadi tameng hubungan mereka hingga sekecil apapun informasi tentang sang anak, Madam selalu menyelesaikan nya dengan cara halus.
Sebelumnya Aling sudah di tawari beberapa produser dan sutradara namun entah mengapa dirinya tertarik pada seorang sutradara yang pernah bekerjasama dengan kedua orang tua nya, projects pertama kedua orang tua nya yang membuat mereka semakin terkenal seperti saat ini, Aling sebetulnya secara kebetulan bertemu dengan produser tersebut ketika kala itu dirinya sedang berada di sebuah perpustakaan umum, Aling tertidur diatas tumpukan novel dan juga beberapa lukisan yang di lukis langsung oleh Sean untuk nya.
Jiwa sang sutradara yang saat itu tak sengaja melihat sosok Aling yang tertidur pulas diatas tumpukan lukisan dan kertas merasa ingin meraih lukisan indah di bawah nya, rasanya akan sangat menyesal jika sosok yang tertidur itu bangun dan menyadari lukisan indahnya akan terlihat berantakan dan acak-acakan karena ulah nya sendiri, namun belum sempat sang sutradara membangunkan nya selintas kedua matanya terpesona dengan lukisan yang dilihat nya.
Goresan pena itu seolah menarik minat nya dan seolah jiwa nya turut masuk ke dalam lukisan itu yang secara tiba-tiba dia pun terduduk dan mematung mengamati setiap goresan di setiap lukisan yang dia lihat.
Walaupun hanya setengah bagian dia melihat nya namun rasanya dirinya benar-benar dibawa kedalam keindahan makna di dalam lukisan tersebut ,ketika sang sutradara hendak beranjak dari duduk nya menjauh dari Aling, terlihat tubuh Aling menggeliat.
Aling membuka kedua matanya, dan sangat terkejut ketika saat ini terdapat sosok pria dewasa yang duduk di sebelah kursi nya mengamati lukisan nya penuh ketertarikan.
"Ah, maafkan aku, apa aku membangunkan mu." sapa sang Sutradara ketika dia merasa tidak nyaman karena telah mengganggu waktu tidur pria kecil di hadapannya.
Aling tak menjawab, dia hanya membalas dengan anggukan pelan dan senyum segaris, namun dia langsung menyadari jika saat ini wajah nya tidak dia tutupi dengan baik, masker wajah terlepas begitu saja ketika dia benar-benar tertidur.
Sial!! dia sangat ingin mengutuk kecerobohan nya kali ini, karena dia belum pernah sekalipun membuka masker penutup wajah nya sembarangan di depan umum, karena gerak gerik nya seolah terbaca sang Sutradara, dengan nada suara rendah dia pun berkata.
