Bught..!!
Alvan memukul tepat rahang Ashlan dengan kuat hingga membuat darah kembali keluar dari sudut bibirnya.
"Sialan lo bajingan, jadi selama ini lo ngejadiin gua sebagai kambing hitam hanya kerena iri?!"
Ashlan kembali memalingkan wajahnya menatap Alvan meski rasa sakit masih ia rasakan.
"Karena kamu adalah bungsu Gino, dan kamu juga harus merasakan seperti apa yang saya rasakan, menjadi bungsu yang terbuang? Tentu saja kamu juga harus ikut merasakan nya" ucap Ashlan menjeda ucapannya "apakah salah jika saya ingin membalas apa yang selalu saya terima?"
Alvan beranjak dari duduknya, mengepalkan tangan menatap marah.
Brught.!!
Kreakkk..
Brakktttt..!!!
Satu tendagan kuat Alvan layangkan, hingga membuat Ashlan yang masih terikat dengan kursi, membawanya hingga beberapa meter jauhnya, membuat tubuh dia terbentur ke tembok.
Seakan tidak puas, Alvan melangkahkan kakinya menatap nyalang ke arah Ashlan.
Braght.!!
Uhuk.!! Uhuk.!!
Alvan kembali melayangkan kakinya tepat mengenai perut Ashlan hingga membuatnya terbatuk, bahkan cairan merah keluar dari mulut Ashlan.
Alvan berjongkok menatap Ashlan yang sudah terkulai lemas, seakan ia seperti sedang berada di ambang kematian.
"Kalo lo benci sama keadaan lo, salahin bapak lo atau pun kakak busuk lo itu. Bukan gua sialan.!!"
Alvan menarik kerah baju Ashlan "yang lo benci itu Gino harusnya lo balas Gino dengan kepuasan lo, bukan malah melampiaskannya ke gua bangsat.!!
Bahkan penderitaan yang lo rasain, gak sebanding dengan apa yang gua terima sialan"
Braght.!!
Alvan kembali membenturkan kepala Ashlan, lalu setelahnya dia menarik tubuh Ashlan beserta kursi besi yang masih terikat dengan tubuhnya.
Arrghhhtt.!!
Ashlan kembali berteriak menahan sakit, kala Alvan menginjak tepat di daerah intimnya, memajukan badannya ke arah Ashlan, menatap sengit dengan tangan yang menarik dagu Ashlan agar bersitatap dengannya.
"Lo bunuh mommy gua, dan nyiptain skenario classik yang bahkan bisa membuat orang lain mempercayai nya. Lo buat hidup gua semenderita mungkin, hingga kekerasan, fisik, batin turut gua terima semuanya.
Gua bahkan terlihat seperti layaknya binatang yang ada untuk di jadikan pelampiasan mereka.
Apa itu setimpal dengan apa yang lo terima dari keluarga busuk lo itu sialan?!"
"Tapi kamu-"
Plak !!
Seketika Alvan menampar wajah Ashlan dengan keras hingga membuat ucapannya terpotong, yang ada hanya darah yang kembali mengucur dengan deras.
Aaaaaaa.!!
Alvan kembali menjambak rambut Ashlan hingga membuatnya menatap ke arahnya "Gua gak nerima validasi apapun dari lo jadi gak usah ngomong kalo gua gak nyuruh lo buat ngomong" tekannya.
Ashlan hanya terdiam kaku, bahkan mata sengit Alvan dengan aura kemarahan yang begitu kentara, membuatnya menatap takut bahkan untuk bersitatap saja dia merasa enggan.
Alvan berdiri menatap Riyu "mau bermain Riyu?"
Riyu mengangguk "apa kali ini?"
"Ambil meja rendah itu dan letakan kaki kanan Ashlan di atasnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvandy Arrsyan
Teen FictionAlvandy Arrsyan seorang remaja 18tahun, dengan keahliannya sebagai hacaker handal serta jago bela diri. Hidupnya yang sebatang kara, mengharuskan dia menjadi pribadi yang mandiri, dimana sikap yang tak mau kalah dari apapun itu membuat orang enggan...