Chapter 35

8.1K 628 34
                                    

                      ________________________
                        Selamat membaca🌷
                      ________________________

Malam hari

Jeffrey sedang menemani Andrea yang masih belum bangun, Jeffrey sedari tadi masih setia duduk di kursi di dekat ranjang pasien sambil menggenggam tangan Andrea.

Tok

Tok

Tok

"Masuk".

Wahyu masuk ke dalam ruang inap Andrea, dan menyerahkan beberapa berkas kepada Jeffrey.

Mereka duduk di sofa yang ada di kamar itu untuk membicarakan perihal Keenan, dan soal Keenan yang meninggal Jeffrey sudah mengetahuinya dari wahyu tadi siang.

" Jadi tuan Keenan mengidap gangguan mental tiga tahun belakangan ini tuan, setiap mengalami tekanan atau pikiran yang berat penyakit mental tuan Keenan akan kambuh dan membuatnya tidak terkendali".

"Dan soal bagas.... "

"Saya sudah tau, memang sedari awal saya sudah mencurigai bagas, tapi saya biarkan saja, saya tau dari mata-mata saya di klan, bagas memang selalu ke sana untuk menemani Keenan di saat penyakit Keenan kambuh, dan saya memang selalu memperhatikan gerak-gerik bagas, tapi selama ini dia tidak melakukan hal yang berbahaya ".

" Benar tuan, bagas memang hanya berpura-pura saja, ia melakukan itu atas perintah tuan Keenan jika ia tidak menurutinya tuan Keenan tidak ingin bertemu dengannya, dan bagas juga hanya di tugaskan untuk mencari tahu siapa saja orang yang dekat dengan tuan".

"Perihal abian, saya tidak mengerti kenapa dia juga membantu Keenan? " Tanya Jeffrey.

"Mungkin karna abian yang menyukai bagas dan ia di jadikan alat oleh tuan Keenan, ia di iming-imingi bantuan mendapatkan bagas".

" Hhahaa anak muda memang susah di tebak" Jeffrey tertawa, ia tidak habis pikir dengan pikiran anak muda sekarang.

"Lalu apa yang akan kita lakukan pada mereka tuan? " Tanya wahyu.

"Bagas kita biarkan saja, dan untuk abian.... "

Jeffrey menunda ucapannya, ia melihat raut wajah wahyu yang sangat tegang.

"Mungkin saya akan menghukum abian, karna ulahnya istri saya sampai masuk rumah sakit".

" Hukuman apa tuan? ".

" Kenapa kau kepo sekali? Apa kau khawatir jika saya membunuh abian wahyu? ".

" Tidak tuan saya hanya bertanya saja".

Jeffrey tersenyum kemudian menepuk pundak wahyu.

"Saya mengerti, sudah pergilah awasi dia, jangan biarkan siapapun masuk ke sini, saya ingin berduaan dengan istri saya".

" Baik tuan".

Wahyu menundukkan kepalanya lalu pergi dari ruangan Andrea.

Jeffrey bangkit kemudian duduk di kursi samping ranjang pasien Andrea, ia menggenggam tangan Andrea lalu mengecupnya.

"Cepatlah pulih sayang, aku merindukan ocehan mu dan tingkah konyol mu ".

Tangan Jeffrey turun mengusap perut rata Andrea yang tertutupi baju pasien.

" Yang kuat di dalam sana oke, maaf daddy lalai menjaga mu dan mommy, daddy janji setelah ini daddy akan lebih ketat lagi menjaga kalian, daddy menyayangi kalian".

Cup

Cup

Jeffrey mengecup perut Andrea lalu kening Andrea.

Mr. Stewart and His bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang