After Ending. 36

3.5K 383 55
                                    

Selamat Membaca

Tepat ketika pesawat mendarat di bandara Italia, salju pertama turun. Itu berarti akhir tahun telah tiba, Yuna yang masih kehilangan kesadaran segera di gendong oleh Red masuk kedalam sebuah mobil.

Sepanjang jalan pinggir pantai Italia, Rent duduk menatap keluar jendela. Matanya sejenak melirik kearah Yuna yang tengah menyenderkan kepalanya pada bahu Rent membuat pria itu menutup mulutnya.

Red menatap kearah kamera kecil, lalu membuang wajahnya kearah lain.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hingga kini mereka semua telah di akhir permainan gila ini. Antara Rent maupun Red tidak ada yang berani membuka mulutnya, mereka tahu bahwa mobil ini telah dipasangkan sebuah alat penyadap.

Mobil berhenti di garasi mansion megah, Rent segera menggendong tubuh Yuna kedalam mansion.

Leonardo yang tengah duduk di ruang tamu tampaknya menyadari kedatangan Rent, keduanya melakukan kontak mata.

Dari belakang Red menggelengkan kepalanya menatap Leonardo, gerakan bibir Red membuat Leonardo menahan dirinya. "Tahan dirimu." Red berusaha mencegah agar Leonardo tidak menyentuh Yuna.

Rent berjalan ke lantai dua, dimana sebuah pintu berwarna hitam dengan ukiran naga emas adalah kamar milik Tuan Besarnya.

"Permisi Tuan, saya telah membawa nona Yuna." klek! Terdengar Kunci kamar terbuka dari dalam, tak lama perlahan pintu berwarna hitam itu terbuka menampilkan pria matang dengan leher yang terbalut oleh kain kasa.

"Bawa masuk," titah pria misterius itu.

Enggan menolak, Rent berjalan mendekat pada ranjang dan menurunkan tubuh Yuna perlahan.

"Saya permisi Tuan." dengan sopan Rent melangkah pergi serta menutup pintu kamar mewah itu dengan tangan gemetaran.

Menyadari bahwa Rent telah keluar, pria misterius itu segera memakaikan rantai di pergelangan kaki kanan Yuna.

Sembari menunggu Yuna sadar, pria itu melangkah keluar balkon menatap salju pertama turun.

Kenangan manis bersama istrinya kembali terputar di otaknya secara otomatis.

Flashback

"Kamu terluka?" tanya seorang remaja perempuan dengan pita berwarna merah di lehernya, bibir merah seperti warna buah cherry itu berhasil menghipnotis sang pria dalam sekejap.

istilah 'jatuh cinta pada pandangan pertama' sepertinya memang nyata adanya.

Dengan segera remaja perempuan itu melepas pita merahnya dan membalut telapak tangan sang Pria yang terluka dengan lembut, tak lama ketika hampir selesai membalut luka, salju pertama turun di akhir tahun.

"Ah, salju pertama. Ayo buat harapan." karena antusias, ikatan balutan tersebut tidak terikat kencang.

Pria dengan kemeja kusut memperhatikan remaja perempuan di hadapannya yang tengah berkonsentrasi membuat harapan, enggan mengecewakan, pria itu segera membuat harapan di dalam hatinya.

Tanpa mereka sadari, harapan mereka benar-benar terkabul.

Flashback end.

Krang!

Suara rantai membuat pria misterius tersebut memutar tubuhnya, menatap dalam kearah Yuna yang masih belum menyadari kehadirannya.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Yuna yang masih berusaha melepaskan diri dari ikatan rantai di pergelangan kakinya terhenti, kepala mendongak ketika sepasang kaki jenjang berdiri di samping ranjang yang tengah ia tempati.

Kedua netra Yuna membulat, terkejut dan terperangah dengan apa yang tengah ia lihat saat ini.

"Hector." gumam Yuna tak percaya, pria yang ia tusuk tepat di lehernya tengah berdiri kokoh di sampingnya.

Hector menyeringai, menatap Yuna mengintimidasi.

"Selamat datang Yuna, di neraka ku." ujar Hector dengan menyeringai, pria dengan usia tua namun benar-benar berparas muda itu membuat Yuna (Gayatrih) terkejut dan tak bisa berkata-kata.

Perlahan, Hector mengukung tubuh Yuna hingga kini Hector menindih tubuh Yuna.

"Terkejut hmm?" dengan nada rendah, Hector berkata di depan wajahnya.

Tangannya membelai surai Yuna, namun belaian itu berganti pada jambakan keras.

"Sakit, lepas!" Yuna berusaha mendorong tubuh Hector, namun semua sia-sia. Jelas kekuatan Hector benar-benar tidak bisa diragukan, pria itu monster.

Hector menatap datar wajah Yuna yang berderai air mata, "Kau membunuh Laurent, aku sudah mengetahui itu." bisik Hector di samping telinga kiri Yuna.

Yuna menahan dada Hector dengan kedua tangannya, rasa takut kini menyelimuti Gayatrih.

Selama hidupnya di kehidupan pertama, ia tidak pernah menerima tekanan dari pria gila seperti Hector. Rasa penyesalan kembali hadir, 'Mengapa ia membaca novel sampah milik Nalan?'

Hector melepaskan cengkeraman tangannya pada rambut hitam Yuna, kini pria itu membelai wajah Yuna dengan penuh kasih sayang.

Tatapan matanya berkilat obsesi dan kegilaan, "Aku memaafkan mu, karena aku telah jatuh cinta pada mu." desis Hector.

Yuna gemetaran, sungguh ia takut terhadap Hector. Pecah sudah tangisan yang ia tahan, Gayatrih sudah tidak ingin melanjutkan perannya menjadi Yuna.

"Maaf," bisik Gayatrih.

Hector perlahan mengecup pucuk hidung Yuna yang memerah, "Mengapa kamu menangis hmm?" tanya Hector sembari menyelipkan surai Yuna ke belakang telinga.

Gayatrih menggelengkan kepalanya menghalau kecupan-kecupan kecil dari Hector hingga membuat pria itu geram.

Dengan kasar, Hector mencengkeram rahang Yuna.

Kedua manik matanya mengintimidasi Yuna, "Diam Yuna! Buka mata mu yang cantik itu, tatap aku." desis Hector.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang