Selamat Membaca
George yang mendengar setengah penjelasan dari Yuna berjalan dengan cepat mendekati Yuna yang tengah tertawa kecil, gerakannya begitu cepat hingga pria itu kini mencengkeram leher kecil Yuna membuat gadis itu kesulitan bernafas.
"Apa maksud mu?" desis George, pria itu sungguh tidak terima jika Hector benar-benar merasa kehilangan Laurent, ibunya.
Yuna terkekeh, gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca menatap berani pada George.
"Mengakulah, kamu pun sama dengan mereka kan?" tanya Yuna dengan terputus-putus, gadis itu menyeringai tidak membiarkan George menang saat ini.
George tertawa, cengkeramannya kian mengerat. "Aku tidak pernah melihat mu sebagai Laurent, jalang." bisik George tepat di hadapan wajah Yuna.
King yang melihat Yuna telah mencapai batasannya dengan kasar menarik kerah belakang kemeja George hingga cengkeraman George terlepas dari leher Yuna.
"Munafik." Yuna berdecih, gadis itu menatap remeh George.
Prince dan Lapoéz yang tengah menatap George menjadi ragu. King menatap George waspada, "Benar begitu George?" tanya King dengan mengintimidasi.
Enggan menjawab pertanyaan dari King, George menatap Yuna tajam. Rasanya pria itu ingin meremukkan seluruh tulang Yuna dan melahapnya, ia harus menahan dirinya, karena Yuna telah berhasil membuat Hector bergantung dengan gadis itu.
"Ingin ku lanjutkan?" tawar Yuna kepada King, George, Prince dan Lapoéz.
George menggelengkan kepalanya, namun King, Prince dan Lapoéz menganggukkan kepala mereka.
Yuna tertawa melihat kekalahan George yang angkuh.
"Hector, disaat kalian sibuk menyalahkan pria tua itu, dia tenggelam dalam rasa bersalahnya. Di dalam hatinya pria tua itu begitu menyesal karena cintanya yang datang terlambat setelah Laurent di culik." Yuna mengepalkan telapak tangannya, menahan diri agar tidak terlihat tersakiti, Yuna tertawa kecil.
"Aku menghibur Hector, aku selalu berkata bahwa semua telah digariskan oleh takdir Tuhan. Lalu Hector kembali menangis di pelukan ku, dia menginginkan Laurent kembali lebih dari pada siapapun. Kasih sayangnya melukai dirinya sendiri." Yuna menatap King yang menatap tak percaya kearahnya.
Prince terduduk di sofa dengan wajah yang tertutup kedua telapak tangannya, dan terakhir George yang paling tersakiti disini.
Pria itu begitu membenci Hector, namun setelah mendengar penjelasan dari Yuna, bagaimana George dapat memaafkan dirinya sendiri?
Yuna menatap Lapoéz, "Kau, Hector tidak membenci mu atau siapapun. Dia hanya sedang berproses untuk menyembuhkan rasa sakitnya, karena terlalu fokus kepada dirinya sendiri, ternyata pria tua itu tanpa sadar menyakiti orang-orang disekitarnya." kata Yuna kepada Lapoéz, ia ingat bahwa Hector juga merasa bersalah kepada menantu pertamanya — Lapoéz.
Hector tidak pernah melepas tanggung jawabnya, pria itu telah merencanakan semua dengan rapih, merencanakan masa depan anak dan cucunya.
"Walaupun kalian melihat Hector sebagai penyebab Laurent diculik, pria tua itu tetap berdiri di hadapan kalian setiap pagi dan malam di ruang makan." jelas Yuna kembali, gadis itu meraih apel dan mengupasnya dengan santai.
Suasana kamar rawat Yuna membuat suster dan dokter yang akan memeriksa Yuna memilih untuk kembali ke ruangan mereka.
"Ingin apel?" tawar Yuna kepada King yang tengah menatap dirinya dengan lembut, pria itu terkekeh kecil memecah keheningan.
"Terimakasih, Yuna." gumam King.
George menarik pergelangan tangan Lapoéz dan beranjak pergi dari kamar rawat Yuna, begitu pun dengan Prince.
Hanya tinggal King dan Yuna yang terpaut oleh jarak beberapa meter, King mengusap wajahnya.
"Tidak usah merasa bersalah, Hector pasti mengerti mengapa kalian membencinya." ujar Yuna dengan santai, gadis itu sibuk mengunyah apel.
"Cenayang." desis King.
Yuna mengangkat kedua bahunya dengan perasaan ringan, toh ia sudah menyampaikan semua perasaan Hector yang tertutup rapat selama ini.
"Kamu juga melihat ku seperti Hector melihat Laurent di dalam diriku?" tanya Yuna dengan rasa penasaran yang menekannya.
King memakai kemejanya, pria itu menggelengkan kepalanya.
"Ibu jauh lebih cantik, dia wanita satu-satunya yang dapat menerima ku yang kotor ini." jawab King, pria itu berjalan mendekati Yuna.
Keduanya bertatapan, "Yuna, Apa selama ini kamu dapat menerima jika Hector selalu melihat mu sebagai Laurent?" tanya King dengan serius.
Manik mata Yuna bergulir menatap apapun kecuali kedua manik mata King yang memabukkan.
"Jawab." King berbisik di depan bibir Yuna, kini manik matanya menatap bibir Yuna yang berkilat akibat sari apel.
Yuna merasakan degub jantungnya berpacu, "King, lebih baik kamu segera pergi." usir Yuna.
Pria itu terkekeh kecil, dengan lembut bibir King melumat bibir Yuna.
Keduanya memejamkan mata mereka menikmati ciuman yang mengikat perasaan mereka satu sama lain, kedua tangan King merengkuh pinggang Yuna.
"Mmhhhh...." Yuna mengkalungkan kedua tangannya pada leher King.
Keduanya telah jatuh, jatuh kedalam lubang kegelapan, mereka tahu bahwa tidak akan ada jalan untuk kembali.
"Rasa apel huh?" King melepas lumatannya.
Yuna mengusap bibir bawah King, "Jangan terlalu menaruh hati kepada ku." peringat Yuna kepada King.
King menyeringai, "Kamu menyambut ku, bukankah begitu?"
IG: knndly_
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad)
Fantasi[Baca sampai akhir bulan Desember, karena semua novel knnd_ly akan di tarik dari wattpad pada tgl. 1-01-2025] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih...