Ch. 9🔞

26.1K 925 12
                                    

Selamat Membaca

Tiga hari telah berlalu, saat ini Hector tengah duduk di pinggir ranjang Yuna yang tengah terlelap dengan tenang.

"Yuna." gumam Hector, ia mengambil beberapa helai rambut Yuna dan menciumnya, aroma bunga mawar membuat Hector kian menjadi candu.

Jari tangannya mengikuti garis alis Yuna membuat gadis itu mengerjabkan kedua manik matanya, "Kakek Hector?" gumam Yuna, kedua manik matanya masih buram, Yuna masih di alam antara sadar dan tidak.

Hector terkekeh kecil, tidak heran Yuna masih tertidur, ini masih sangat pagi untuk memulai aktivitas.

Hector memilih untuk berbaring di sebelah Yuna, ia menangkup wajah Yuna dan mulai menciumnya ke seluruh wajah cantik Yuna.

"Mmhhhh..." Yuna berusaha menepis ciuman brutal itu, namun Hector sepertinya sudah terlalu lama memendam rasa rindu untuk Yuna.

Hector melumat bibir ranum Yuna dengan kasar, "Mmmmhhhh..."

"Keluarkan lidah mu Yuna." titah Hector dengan suara beratnya, Yuna yang setengah sadar menuruti permintaan Hector.

Hector kembali mencium Yuna dengan penuh nafsu, deru nafas keduanya memecah keheningan kamar Yuna yang dingin, AC pun tak kuasa mempertahankan hawa dingin di kamar Yuna.

"Shhhh...." Yuna memejamkan kedua matanya ketika Kakek Hector meraba perut ratanya, lalu berpindah ke punggung Yuna yang ramping.

"Hahhh...." air liur membentuk seperti benang ketika Hector menyudahi ciumannya. "You're so sexy my bunny." bisik Hector pada telinga Yuna membuat Yuna bergidik geli.

Entah bagaimana, kini keduanya telah bertelanjang tanpa pakaian tidur. Hector menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang, ia menyeringai menatap Yuna dari bawah.

"Duduki punya ku Yuna," Hector mencengkeram pinggang Yuna membuat Yuna merintih, "Mmhhhhh...." keduanya dilanda kenikmatan.

"Yes, oh.... Goyangkan pinggul mu, My Rabbit." Hector mengerang ketika Yuna mulai menggoyangkan pinggulnya, Yuna memegangi rambutnya dengan tangan kiri, serta tangan kanannya berada di perut six-pack Hector yang menggoda.

"Ahhhhh....Fuck me, Hector." gumam Yuna sembari memejamkan kedua matanya.

Hector terkekeh, sungguh pemandangan yang indah dimana Yuna tengah memohon kepadanya untuk pelepasan.

Hector menggoyangkan pinggul nya membuat Yuna menahan tangis kenikmatan, "Sedikit lagi." desis Yuna, ia menekan tubuhnya mencari kenikmatan.

"Bersama Yuna."

Hector menambah kenikmatan hingga Yuna dan dirinya terpuaskan, Yuna melepaskan pegangan pada surainya, membuat surai itu terjatuh menyentuh punggung Yuna yang telanjang.

Beberapa helaiannya menutupi wajah dengan rona memerah Yuna membuat Hector menyibaknya dengan lembut.

"My sweet bunny, Yuna." Hector mengecup pipi Yuna, ia menarik tubuh Yuna hingga kini keduanya berbaring dan terlelap.

Di luar kamar Yuna, King mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar bahwa ayahnya dan Yuna tengah bersetubuh, ia juga melihat sedikit siluet Yuna yang menggairahkan dari pintu yang tak tertutup rapat.

"Sialan! Akan ku beri kamu hukuman nanti, lihat saja Yuna." gumam King kepada dirinya sendiri lalu melangkah pergi menuju kamarnya guna untuk menuntaskan hasrat yang ia tahan.

"Ohhh, fuck you Yuna! yes, like that...." King tanpa lelah memuaskan dirinya sendiri berbekal siluet tubuh Yuna yang menggoda.

"Emmmmhhh...." pelepasan yang membuat King lelah, namun adik kecil King ternyata meminta lebih sehingga membuat King memilih untuk berendam dengan air dingin di pagi hari yang buta ini.

Pagi hari, saatnya penghuni mansion bergegas untuk sarapan di lantai 1.

"Yuna, aku kembali ke kamar dulu untuk membersihkan diri, kamu bersiap-siap dan ikut aku sarapan di bawah." Hector memberikan pesan kepada Yuna, ia terkekeh mengingat beberapa jam yang lalu dirinya bersetubuh dengan Yuna.

Hector melangkahkan kakinya keluar dari kamar Yuna, enggan beranjak dari ranjangnya, Yuna memilih tetap bergelung di bawah selimut menutupi tubuh telanjangnya.

Ceklek!

Pintu kamar Yuna terbuka, sebuah suara langkah kaki membuat Yuna mengernyitkan dahinya.

"Kelinci ku, Yuna." suara dingin itu membuat Yuna membuka kedua manik matanya, Hic! Yuna yang terkejut semakin mengeratkan cengkeramannya pada selimutnya.

"Bisakah kamu keluar King?" dengan ekspresi memelas, Yuna memohon agar King keluar terlebih dahulu sembari dirinya bersiap.

King menggelengkan kepalanya, ia menyeringai.

"Mau mandi bersama ku?" tanya King dengan nada menggoda, ia segera meraih selimut Yuna dan menghempaskannya entah kemana.

"Arghhhh!" Yuna menjerit ketika King menggendong dirinya dalam keadaan telanjang.

King meletakkan tubuh Yuna kedalam bathtub, lalu tanpa rasa malu, King membuka baju santainya.

"Apa yang kamu lakukan King?" tanya Yuna dengan nada sedikit tinggi karena terkejut dengan aksi King.

King terkekeh, ia juga ikut masuk kedalam bathtub dan memangku tubuh Yuna. "Aku hanya mencoba membantu mu, atau kamu mau mencoba membantu ku?" tanya King dengan berbisik di belakang tubuh Yuna.

Yuna menggeliat ketika tangan jahil King mengelus perut ratanya. "Membantu bagaimana?" tanya Yuna ketus.

King menyeringai, ia menaruh dagunya pada bahu Yuna, wajahnya tenggelam dalam leher Yuna yang beraroma bunga mawar.

"Membantuku, pelepasan." desis King, ia menggigit leher Yuna dengan gemas hingga membuat tanda kepemilikan disana, lalu menyeringai puas.

Pov Gayatrih ke para pembaca:

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang