Ch. 28

8.2K 554 29
                                    

Selamat Membaca

Leonardo turun dari mobilnya, pria itu segera merapikan pakainya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam mansion Ceciliana.

"Baru aja datang?" Luoisa yang tengah memangku laptopnya di ruang keluarga menatap Leonardo dengan ekspresi datar.

Leonardo berjalan mendekati Luoisa, "Tugas apa?" tanya Leonardo.

Luoisa menggelengkan kepalanya, "Bukan tugas, ini lagi edit buat konten kecantikan." gadis itu segera bangkit dari duduknya. "Cari Yuna, dia lagi di kamar istirahat." ujar Luoisa sembari meninggalkan laptopnya dan berjalan mendahului Leonardo menuju kamar Yuna.

Keduanya berjalan mendekati pintu kamar Yuna yang tengah terbuka, "Kak, calon suami kamu nih datang." Luoisa segera mendorong tubuh Leonardo dan menutup pintu kamar Yuna secepat kilat enggan mendengar omelan dari pria bermanik mata emas itu.

Brak!

Yuna mengernyitkan dahinya sembari menatap Leonardo yang berjalan mendekati dirinya yang tengah duduk di pinggir ranjang, Leonardo duduk di sebelah Yuna dengan tenang.

"Bagaimana luka tusuknya?" tanya Leonardo dengan suara rendah.

Yuna menolehkan kepalanya menatap wajah tampan Leonardo, "Sudah lebih baik, aku akan kembali ke mansion Hector." jawab Yuna dengan tenang.

Keheningan menyapa keduanya, hingga Leonardo kembali membuka mulutnya.

"Apa kamu yakin akan mempercepat semua? Hector bukanlah lawan yang mudah." tanya Leonardo dengan menatap kedua manik mata Yuna dengan lembut. "Red sudah merebut kembali perusahan ayah dan ibu mu atas nama dirimu secara diam-diam, kamu akan memaafkannya?" pria itu kembali bertanya kepada Yuna.

Yuna tersenyum kecil, "Aku hanya ingin membunuh Hector, dia adalah penyebab utama dari semua aksi pembalasan dendam ku." jawab Yuna dengan yakin, Yuna telah memantapkan hatinya walaupun ada secuil rasa sayang kepada Hector, Yuna akan tetap membunuh Hector demi memadamkan api dendamnya.

Leonardo menghela nafas panjang, pria itu menepuk punggung Yuna dengan lembut. "Aku akan berbicara kepada Apollo tentang pembatalan perjodohan kita." sejujurnya, Leonardo telah menemukan seorang gadis yang ia sukai, sehingga pria itu lebih memilih merelakan dan mendukung Yuna dengan perasaan ikhlas.

Yuna tertawa lembut, "Apakah kamu yakin akan melamar gadis itu setelah rencana ku terlaksana?" tanya Yuna, kini ia menunggu jawaban dari Leonardo tanpa ada perasaan yang mengganjal.

Leonardo memberikan beberapa kertas yang telah terlipat rapih berisi serbuk yang ia kembangkan, "Gunakan ini sebagai pelemah Hector dan anak cucunya. Kamu membutuhkan ini Yuna, bukan perkara mudah untuk menghabisi Hector seorang diri tanpa adanya persiapan licik seperti ini." ujar Leonardo.

Mendengar perkataan dari Leonardo, Yuna menerima kertas berisi serbuk tanpa bau itu.

"Semoga kamu berhasil, karena sekarang kamu seorang diri Yuna." Leonardo mendukung Yuna hanya sampai disini, pria itu memilih untuk tidak lagi berurusan dengan Hector ataupun Yuna setelah ini, karena ia akan fokus menjaga hal yang penting baginya.

Yuna tersenyum, "Ya, senang bertemu dengan mu, Leonardo." kata Yuna sembari bangkit dari duduknya, gadis itu berjalan meninggalkan Leonardo seorang diri di kamarnya.

Luoisa yang menunggu di dalam mobil segera membuka kunci pintu mobil secara otomatis, Yuna segera masuk dan menutup pintu mobil dengan perasaan yang tak biasa.

Ada rasa senang, sedih, marah yang mencampur menjadi satu.

"Sampaikan rasa terimakasih ku kepada ayah dan ibu, Luoisa." gumam Yuna, gadis itu enggan menoleh pada sang adik yang tengah fokus menyetir mobilnya.

"Hmm," jawab Luoisa dingin.

Mansion Hector — King tengah mengumpulkan beberapa berkas dari Rent sang asisten, tangannya mengetuk meja hingga menciptakan irama lagu kesukaannya.

"Menarik, tapi haruskah aku menarik diri terlebih dahulu?" gumam King kepada dirinya sendiri.

Berkas bertuliskan biodata palsu seseorang ia bakar hingga menjadi abu, lalu King menatap jam dinding.

Tangannya meraih headphone, ia dengan segera mendial nomor sang asisten.

"Ya Tuan?" suara Rent yang berat menyapa King dari seberang.

King melirik keluar mansion, "Pesankan aku sebuah kamar di hotel xxx dan seret Red ke sana." titah King kepada Rent, dengan segera sang asisten mematikan panggilan itu tanpa menjawabnya.

King segera beranjak dari ruang kerjanya, kakinya melangkah menuju keluar mansion. Di tengah perjalanannya menuju garasi berisi koleksi mobil mewah miliknya, kedua manik mata King melihat sorot lampu terang yang berasal dari sebuah mobil.

Dengan segera, King menyembunyikan tubuhnya di salah satu pilar mansion.

Tak!

Yuna turun dari mobil ber-plat nomor asing, dengan segera King menghafalkan plat nomor tersebut, "Siapa gadis itu?" tanya King kepada dirinya sendiri ketika melihat siluet asing di dalam mobil yang Yuna tumpangi.

Yuna melambaikan tangan kanannya ketika mobil milik Luoisa menjauhi mansion utama menuju keluar wilayah mansion, lalu manik mata Yuna bergulir ketika merasakan dirinya tengah diawasi oleh seseorang.

Merasakan hanya ada cctv saja yang mengawasinya, Yuna segera melangkah masuk kedalam mansion.

Beberapa menit berlalu, King keluar dari persembunyiannya menatap kearah pintu mansion yang telah tertutup.

"Apa yang tengah gadis itu sembunyikan?" batin King.

IG: knndly__

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang