Ch. 17

11.8K 738 73
                                    

Selamat Membaca

Hector masih memangku Yuna dengan tenang, kini manik mata tajamnya melirik kearah King.

"Ada apa ayah?" tanya King sembari mengusap mulutnya dengan kain berwarna putih.

"Kau tidak ingin kembali ke dunia bawah?" tanya Hector dengan raut yang serius.

George kini menatap sang ayah, Prince yang juga sedang fokus mengunyah makanannya berhenti ikut menyimak pembicaraan sang kakek dengan pamannya.

King dengan santai melambaikan tangannya pada Nolan yang tengah berdiri di belakang sang ayah, "Berikan laporan kepada ayah ku yang sudah tua itu, mungkin dia lupa bahwa aku selalu membersihkan hama tanpa menunggu komando dari dirinya." ujar King dengan tersenyum culas.

Yuna mengernyitkan dahinya, ia melirik King sembari menggigit bibir bawahnya, tangannya sibuk menusuk sayuran yang berada di hadapannya.

Nolan memberikan tab yang tengah ia pegang kepada Hector, "Yuna, duduk di tempat Clara." titah Hector sembari mengangkat tubuh Yuna agar berdiri.

King menyeringai, "Yuna, tidak ingin duduk di atas paha ku?" goda King, pria itu dengan usil menendang bangku Clara hingga Yuna nyaris terjatuh jika saja Prince tidak menahan tubuhnya.

"Singkirkan tangan mu dari kelinci nakal ku, bocah." desis King kepada Prince, Yuna yang pasrah hanya bisa menghela nafas lelah.

"Diam."

Gumam Yuna, namun seisi ruang makan itu dapat mendengar gumaman dari Yuna. Hector menyugar surai yang berwarna hitam dan sedikit memudar, tatapan matanya masih terfokus pada setiap kata yang muncul di tab Nolan.

Prince meremas pinggang Yuna yang masih berdiri di sebelahnya sembari menatap King tajam.

Yuna kian meringis ketika kuku Prince menusuk kulit yang terbalut dress-nya. Prince menekan bahu Yuna hingga membuat Yuna duduk di kursi sebelahnya, "Apa kamu tahu?" tanya Prince dengan berbisik tepat pada telinga kiri Yuna.

Yuna menggelengkan kepalanya, ia teringat dengan mimpi dimana Prince menembak Yuna asli dengan tanpa perasaan.

Prince menyibak rambut hitam Yuna, menghiraukan tatapan sang paman dan kedua orang tuanya, Prince menjilat cuping Yuna dengan sensual membuat Yuna bergidik geli.

"Aku cemburu," bisik Prince lagi, ia mengambil pisau yang berada di piringnya, pisau itu tak cukup tajam namun tetap saja mampu melukai kulit manusia.

"Tahan." desis Prince.

Yuna kebingungan dengan apa yang akan Prince lakukan, gadis itu diam menatap heran Prince yang tengah membersihkan pisau dengan alkohol yang baru saja diberikan oleh seorang maid.

"Ini tidak akan sakit, aku berjanji." gumam Prince lagi, seolah-olah tengah menyakinkan Yuna.

Yuna yang merasakan firasat buruk segera ingin berdiri. Namun, semua terjadi begitu cepat.

Jleb!

"Ughh!" darah keluar dari mulut Yuna, gadis itu terkejut. Tangan kanannya meraba perutnya yang baru saja di tusuk oleh Prince.

Yuna menatap tidak percaya kearah remaja itu yang dengan santai menarik kembali pisau yang digunakannya untuk menusuk perut Yuna.

"Arghhhh!" para maid yang melihat berteriak, bahkan Lapoéz menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, memandang kearah Prince dengan tatapan mata tidak percaya.

King menyeringai, pria itu menikmati apa yang tengah keponakannya lakukan.

Hector menaruh tab Nolan, dengan segera pria matang itu berdiri lalu berlari menuju kearah Yuna, menghiraukan pakaian kantornya yang berlumuran darah, Hector menaruh Yuna di jok belakang mobilnya, ia mengendarai bagai orang kesetanan.

"Jangan tutup mata mu." perintah Hector, namun Yuna tidak sanggup. Gadis itu merasakan ngantuk hebat melanda dirinya, tangan yang menutupi lukanya kian melemas dan mendingin.

Rumah sakit — Hector tengah terduduk sesekali menolehkan kepalanya menatap pintu ruang operasi.

Dari ujung lorong, derap langkah membuat Hector menolehkan kepalanya ke sumber suara.

"Dasar anak gila," gumam George yang baru saja datang dengan sang istri — Lapoéz.

Hector mengepalkan telapak tangannya, pria itu mencoba menekan amarahnya saat ini.

King yang tengah berada di mansion segera berjalan mendekati Prince, tanpa perasaan, King memukul Prince hingga membuat remaja itu terkapar di atas lantai mansion yang dingin.

King melirik pisau yang tadi digunakan oleh ponakannya, tanpa belas kasihan, pria itu menusuk Prince tepat pada mata kirinya.

"Arghhhhh! Sialan! Kau kaparat!" teriak Prince, remaja itu berteriak dan meraung-raung hingga Nolan yang di kode oleh King bertindak membawa Prince ke rumah sakit.

King menyugar rambutnya kebelakang, dengan tenang pria itu menggulung lengan kemeja-nya.

Tangannya meraih puntung rokok yang ada di dalam saku celananya, terkekeh pelan, King mengingat ekspresi kesakitan dari Yuna.

Rasa tidak terima dan amarah membuatnya mengambil satu mata Prince.

"HAHAHAHA..." King tertawa terbahak-bahak, pria itu membuang rokoknya yang baru beberapa kali ia hisap dan menginjaknya hingga mati.

Kini matanya menelisik darah yang mewarnai ruang makan mansion utama.

"Not bad, but I hate the blood that comes from Yuna." gumam King.

King menatap maid yang berjarak beberapa meter dari dirinya, "Bersihkan darah ini, aku benci melihat darah yang berasal dari gadis yang tengah ku incar." titah King dengan nada dingin.

"Ya Tuan." jawab para maid dengan patuh.

IG: knndly_

Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang