Selamat Membaca
Yuna duduk sembari memegang piring sup di tangannya, "Apakah makanan rumah sakit kami tidak membuat mu berselera nona?" tanya seorang perawat wanita bersurai pirang.
Yuna tertawa kecil, "Siapa yang membuat sup ini? Rasanya aku jadi ingat dengan Nusantara." balas Yuna sembari mengaduk-aduk sup.
Perawat yang tengah mengupaskan apel terdiam sejenak, matanya bergulir menatap Yuna. "Anda tahu negara 1001 rempah itu?" tanya sang perawat sembari menaruh pisaunya di atas piring kecil yang telah terisi potongan buah apel.
Yuna mengernyitkan dahinya, merasa ada yang tidak beres dengan perawat tersebut, Yuna tanpa membalas kembali memakan bubur serta sup-nya.
"Ada seorang juru masak yang melamar di sini, dia seorang wanita paruh baya berasal dari Indonesia. Tak heran ketika aku mencicipi makanan yang dia buat, aku selalu takjub dengan rasanya." jelas sang perawat, perempuan itu berdiri ketika seorang Dokter masuk kedalam bangsal Yuna.
Pria dengan snelli yang membalut kemeja berwarna biru cerah itu tersenyum lembut kearah Yuna.
"Bagaimana kabar anda pagi ini nona Yuna?" tanya sang Dokter, pria itu melihat bahwa sang pasien tengah menikmati makanannya.
Yuna dengan ramah menarik ujung bibirnya hingga kedua netra Yuna menyipit, "Pagi saya berjalan dengan lancar Dokter." jawab Yuna.
Pria berprofesi sebagai Dokter itu tertawa kecil, namun hal kecil tersebut mampu menghangatkan hati sang perawat dan Yuna.
"Perawat, tolong catat setiap pemeriksaan saya dengan teliti." Dokter muda itu memberikan perintah kepada sang perawat yang langsung di setujui tanpa penolakan.
"Boleh saya memeriksa luka anda, nona?" dengan sopan Dokter itu meminta ijin kepada Yuna.
Yuna yang terpesona, sontak menganggukkan kepalanya singkat. "Silahkan." balas Yuna.
Dengan teliti Dokter muda itu memeriksa dan memberikan nasehat kepada Yuna, lalu bergurau sebentar sebelum beranjak pergi dengan membawa catatan medis.
Perawat dengan segera merapikan semua bekas makan Yuna, perempuan itu tersenyum lembut lalu beranjak pergi meninggalkan bangsal Yuna dengan mendorong troli.
Yuna mengusap perutnya yang terbalut oleh kain kasa, "Apakah rasanya akan seperti ini? Atau akan lebih menyakitkan dari pada ini?" monolog Yuna seorang diri.
Kriett!
Pintu bangsal kembali dibuka, Yuna melirik singkat kearah pria yang memiliki pupil mata berwarna emas mengkilap.
"Aku kira kau telah mati," Leonardo terkekeh lirih, pria itu menyugar surainya kebelakang.
Yuna memutar bola matanya jengah, pria psikopat yang namanya tidak tertulis di dalam novel sampah ini begitu menggangu dirinya. "Kamu mungkin lupa, aku tidak pernah mengingat mu, Leonardo." kata Yuna dengan nada sinis.
Pria itu — Leonardo berjalan mendekati Yuna yang tengah duduk di pinggir ranjang.
"Kamu amnesia?" tanya Leonardo sembari menyentuh dahi Yuna.
Yuna memundurkan tubuhnya menjauhi pria aneh itu, "Apa kita pernah bertemu?" kini Yuna yang bertanya.
Leonardo berdecak lidah sebal, manik matanya menatap Yuna dari atas sampai bawah. "Bagaimana bisa kamu melupakan aku semudah itu?" tanya Leonardo dengan bersimpuh di hadapan Yuna.
Yuna yang ingin menimpali pertanyaan dari Leonardo kini memegang dadanya, rasa panas membuat Yuna terbatuk.
Uhuk!
Uhuk!
Uhuk!
Leonardo menatap datar Yuna yang berusaha menutup mulutnya dengan telapak tangan kirinya, "Ughh!" lengguh Yuna ketika kedua manik matanya menatap nanar darah yang mewarnai tangan kirinya.
"Apa yang kau—" pertanyaan dari Yuna terputus ketika kesadarannya kian tak bisa gadis itu pertahankan.
Leonardo tertawa kecil, "Tidur saja, mari kita pergi dan aku akan membuat mu hanya ingat kepadaku." desis Leo, sebagai seorang Dokter tentu saja Leo meneliti banyak obat, racun serta penawarannya.
Leonardo menggendong tubuh Yuna kedalam pelukannya, pria itu berjalan sembari menutupi tubuh Yuna dengan selimut.
Tak!
Garpu melayang menggores pipi kanan Leonardo hingga sedikit meneteskan darah, di hadapannya saat ini Prince berdiri dengan satu mata tertutup Eye patch medis.
"Dasar menjijikkan." ujar Prince dengan nada rendah, di lorong yang sepi ini kedua pria itu tengah memandang satu sama lain dengan tatapan tajam.
Leonardo mengeratkan pelukannya pada Yuna yang berada di gendongannya, "Sejak awal, Yuna adalah milik ku." kata Leonardo dengan dingin.
Prince yang mendengar klaim sepihak terkekeh sinis, remaja itu tersenyum culas menatap sepupunya seolah-olah Leonardo adalah hanya seonggok sampah.
"HAHAHA... kaparat!" cuih! Prince meludah dan mengusap ujung bibirnya.
Tak punya banyak pilihan, Leonardo segera menendang tubuh Prince dengan kaki kanannya. Namun, karena mereka mempunyai kekuatan yang sama, Prince hanya sedikit memundurkan tubuhnya setelah menangkis tendangan dari Leonardo.
"Ayolah, jangan membuatnya semakin rumit. Apakah kau tidak ingin melihat kakek mu itu kembali berusaha mencari Laurent?" ujar Leonardo dengan wajah tanpa ekspresi.
Prince yang sudah mengetahui semua tertawa sinis, "Hector kali ini menepati janjinya, apa rencana mu kali ini Leonardo?" tanya Prince.
Kedua mata Leonardo bergulir mencari celah, Prince yang mengetahui segera menyerang dengan serangan jarak dekat.
Dug!
Leonardo kini menyeret dirinya ke belakang guna menghindari serangan bertubi yang Prince layangkan.
IG: knndly__
Ch. Ini akan di revisi setelah end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad)
Fantasy[Baca sampai akhir bulan Desember, karena semua novel knnd_ly akan di tarik dari wattpad pada tgl. 1-01-2025] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih...