Selamat Membaca
Yuna tersedak ketika King membuka kemejanya.
"Ada apa?" tanya King dengan bertelanjang dada, dapat Yuna lihat ada tatto suatu tulisan aksara china yang terukir di garis pinggang King.
"Aku baru melihat tatto itu," kata Yuna dengan pelan, gadis itu merasa sakit karena obat bius lokalnya habis.
King mengusap pinggangnya, "Kamu ingin tahu artinya?" tanya King dengan menggoda, pria itu mengangkat tubuh Yuna hingga kini Yuna berada di gendongan King dengan posisi seperti Koala.
"Memang apa artinya?" bisik Yuna, sungguh ia merasa ngilu ketika di posisi ini. Namun tampaknya King masa bodoh dengan luka di perut Yuna.
King menyeringai, pria itu mengusap punggung Yuna dengan lembut.
Brak!
Pintu ruang rawat terbuka kencang membuat King dan Yuna sontak menoleh ke asal suara, Prince berdiri dengan satu mata yang tertutup Eye patch medis.
Yuna mengernyitkan keningnya menatap Prince dengan penuh tanda tanya.
"Ku rasa aku sudah memberikan mu peringatan Yuna," kata Prince dengan nada datar, tatapan matanya kian menajam ketika Yuna mengeratkan pegangannya pada bahu King yang telanjang.
King menekan leher belakang Yuna, kini Yuna tidak bisa melihat Prince karena kepalanya ditahan oleh telapak tangan kiri King.
Lapoéz yang baru sampai segera mencengkeram pergelangan tangan sang anak, "Jangan melakukan tindakan yang gegabah, Prince." bisik Lapoéz.
King mengangkat satu alis-nya ketika melihat keberanian adik iparnya.
Prince menatap cengkeraman tangan sang ibu, matanya menatap remeh Lapoéz. Dengan dingin Prince menyentak tangannya, "Jangan mencampuri urusan ku," desis Prince.
Lapoéz menggenggam telapak tangannya, kedua matanya seolah-olah memohon kepada King agar tidak meladeni emosi Prince saat ini.
King menyeringai, "Kembali saja ke kamar rawat mu, Yuna tidak ingin melihatmu." kata King sembari menurunkan tubuh Yuna ke pinggir ranjang.
"Kau ingin memonopoli Yuna untuk dirimu sendiri heh?" Prince tersenyum culas, kedua telapak tangannya mengepal, ia menahan dirinya agar tidak memukul sang paman.
King terkekeh, "Aku? Bukankah Yuna milik kakek mu, karena pria tua itu telah membawa Yuna yang begitu memabukkan kedalam mansion kita." King memainkan perannya sebagai paman yang manipulatif saat ini, berhadapan dengan Prince memang merepotkan, karena remaja itu benar-benar duplikat King.
Prince terkekeh kecil, remaja itu menyugar rambutnya kebelakang yang berwarna hitam kelam, "Benar, tetapi selama dia tidak mau menjadi nyonya Hector bukankah aku masih bisa memaksanya untuk tetap bersama denganku?" balas Prince dengan suara rendah.
Kedua mata King kian menajam, pria itu melirik Yuna yang tengah menundukkan kepalanya. "Yuna, apakah kamu mendekati Hector dengan tujuan lain?" tanya King dengan suara rendah, pria itu menunggu Yuna membuka suaranya.
"Yuna." panggil Prince dengan nada yang mendayu, seolah remaja itu bisa kapan saja dapat membunuh Yuna saat ini.
Keheningan menyelimuti kamar rawat Yuna, hingga George datang dan membuka suaranya.
"Gadis itu anak dari artis papan atas bernama Ceciliana, Yuna bisakah kamu mengkonfirmasi informasi ini?" kata George dengan tertawa sinis, pria itu tidak suka dengan kehadiran Yuna di mansionnya. Jika bukan karena Hector, sudah pasti George dengan tangannya sendiri menghabisi nyawa Yuna.
"Ternyata, alur novel sampah ini memang berjalan seperti seharusnya. Apa karena aku yang tidak pernah melenceng di setiap adegan yang penting?" batin Yuna, kemungkinan ia dapat kembali ke dunia aslinya ternyata berpeluang besar.
Yuna menghela nafas panjang, dengan ekspresi memelasnya seolah-olah ia benar-benar tulus, Yuna menjelaskan semua.
"Aku hanya berperan sebagai pengganti Laurent di dalam kehidupan Hector, bukankah kalian adalah anak dan cucunya Hector? Seharusnya sebuah keluarga dapat mengerti dan memahami satu sama lain." jelas Yuna dengan suara lirih, kedua matanya berkaca-kaca seolah-olah gadis itu memang tengah bersedih dengan apa yang tengah Hector rasakan saat itu.
"Maksudnya?" tanya George.
Yuna melirik George, pria itu yang paling bersemangat untuk mendepak Yuna keluar dari mansion.
"Menurut kalian, Hector adalah suami yang buruk, ah... Bukan hanya suami, tetapi ayah dan kakek yang buruk." Yuna mengambil nafas, dengan tersenyum lembut gadis itu mengenang kembali pertemuan pertama antara dirinya dan Hector.
"Prince, bukankah aku sudah pernah bercerita tentang Hector dan aku?" tanya Yuna menatap Prince dengan tatapan lembut.
"Ya." jawab remaja itu dengan tenang.
Yuna mengusap ujung manik matanya yang basah, gadis itu menerawang jauh ke masa pertama pertemuannya dengan Hector.
"Hujan turun menyamarkan air mata dari ayah dan kakek kalian, bahunya bergetar, kedua tangannya memeluk batu nisan bertuliskan nama 'Laurent'. Pria tua itu terlihat rapuh, seolah-olah dia telah kehilangan segalanya, hati, perasaannya, cintanya, dunianya." jelas Yuna, gadis itu menatap Lapoéz dan tersenyum kecil.
"Aku saat itu baru pertama kali menginjakkan kaki di Amerika, tersesat hingga ke area pemakaman. Melihat pria tua yang rapuh itu, bukankah hati ku akan tergerak?" Yuna terkekeh seorang diri memecahkan suasana sunyi yang menyelimuti kamar rawatnya.
IG: Knndly_
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad)
Fantasy[Baca sampai akhir bulan Desember, karena semua novel knnd_ly akan di tarik dari wattpad pada tgl. 1-01-2025] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih...