Selamat Membaca
Hector tahu semua, namun ia membiarkan semua terjadi apa adanya, enggan membuat hubungannya dengan para anak-anaknya merenggang, Hector lebih baik memilih berdiam diri.
"Tuan Besar, tuan muda Leonardo datang ke Mansion anda menuruti perintah dari putra pertama anda, Tuan King." Red memberikan laporan Kesehatan Yuna kepada Hector.
Hector menelitinya, "Red, apa orang suruhan Nolan telah menemukan jasad istri ku?" dengan memainkan pena-nya, Hector masih fokus dengan laporan kesehatan Yuna yang berada di tangan kirinya.
Sang asisten — Red, pria itu tengah mengecek tab yang berada di tangan kirinya. "Belum ada laporan terbaru tuan," jawab Red dengan nada suara yang kecil, ia tahu, seberapa menderitanya Hector.
Hector menghela nafas lelah, ia memijat pangkal hidungnya pelan, lalu melepas kacamatanya serta menutup laporan Yuna.
"Ini sudah 2 tahun istri ku menghilang, bahkan pemakamannya saja sudah ku lakukan untuk mengelabui para parasit di keluarga istri ku, namun dalang penculikan itu ternyata lebih licin dari pada seekor belut." ujar Hector dengan putus asa, ia menyugar surainya dan melonggarkan dasi yang mencekik lehernya.
Red berdehem singkat menghalau hawa dingin di ruang kerja Hector, "Saya yakin Nyonya akan kembali Tuan, bukankah saat itu Nyonya berjanji akan kembali kepada anda?" tanya Red, ia berusaha menghibur Hector seadanya, mau bagaimana, Red saja tidak mempunyai seseorang yang ia sayangi, hidupnya terlalu gelap untuk seorang gadis.
"Anda akan terus membohongi anak-anak anda tuan? Maaf jika saya berkata lancang, tetapi kebenaran ini pasti akan membuat anak-anak anda akan tersakiti jika mengetahui bahwa Nyonya masih di antara hidup dan mati dari mulut orang lain." Red menerima uluran rokok yang Hector tawarkan kepadanya.
Tangannya menaruh pucuk rokok itu pada ujung asbak, tak lama asap rokok terlihat.
"Tuan Prince, cucu anda akan kecewa kepada anda." gumam Red, ia hanya ingin Hector tidak memendam semuanya seorang diri.
Kemunculan Yuna mungkin dapat sedikit mengobati Hector, namun tetap saja di sudut hati yang paling dalam, Hector tetap mencintai dan merindukan sang istri — Laurent.
Hector berdiri dari duduknya, pria matang itu berjalan menuju lemari kaca berisi alkohol.
"Ingin menemani ku minum?" tanya Hector, ia menggoyangkan botol yang berwarna kuning seolah menggoda Red.
Red mengangkat satu alis-nya, jari tangannya mengapit rokok yang masih menyala, "Anda tidak berubah ya," pria itu terkekeh, kemudian mengambil dua gelas kecil.
Mansion — Yuna tengah menatap tajam Leonardo yang juga tengah menatap dirinya.
"Siapa kamu?" bisik Yuna dengan nada tajam, gadis itu menatap dengan tidak nyaman, menahan dirinya sendiri agar tidak gemetar ketika Leonardo menyeringai tipis.
Clara memutar kedua bola matanya lagi, 'jengah' satu kata yang menggambarkan dirinya sekarang.
"Berhenti menggoda jalang itu sepupu ku," kata Clara berjalan mendekati Leonardo, kemudian meraih kerah jas dokternya dan menyeretnya pergi menjauh dari gadis penggoda itu.
Yuna tercengang, mulut Clara memang harus sesekali Yuna tampar agar bisa menjaga ucapannya, "Kapan novel ini berakhir? Sial, aku sudah muak dengan peran Yuna." Gayatrih bergumam dengan mengacak rambutnya frustasi.
Ngomong-ngomong sejak ia bertransmigrasi ke dalam novel sampah ini, Yuna tidak pernah berjalan-jalan ke luar mansion. Berfikir sejenak, lalu Yuna berjalan menyibak penutup jendela kamarnya.
"Hmmm, cuacanya cerah. Cocok untuk bersenang-senang, tapi kemana ya?" Yuna lupa, ponsel mewahnya ia tinggal di apartemennya.
Kembali memutar otak, Yuna menyerah. Gadis itu berjalan menuruni tangga mansion dengan langkah lesu.
Tanpa Yuna sadari, Prince menatap dirinya dari tadi, mengamati Yuna yang tampak lesu dengan gaun rumahnya.
"Ya tuhan! Pingin jadi istri komisaris aja!" Yuna berteriak seakan-akan dirinya berada di tengah hutan.
Prince yang baru pulang kuliah menahan tawa-nya ketika melihat kelakuan dari Yuna, "Gila." gumam Prince.
Yuna mendengarnya, dengan gerakan cepat kepala Yuna menoleh pada sosok Prince, "Ughh!" lengguh Yuna sembari menutup kedua manik matanya dengan tangan.
Prince mengernyitkan dahinya, ia yang kini berhadapan dengan Yuna di tangga terakhir lantai satu menatap Yuna dengan bingung.
"Minggir." kata Yuna dengan suara lirih, bahkan jika Prince tidak memajukan kepalanya kearah Yuna, sudah dapat di pastikan remaja itu tidak bisa mendengar permintaan Yuna.
"Tidak mau," Prince tersenyum tengil, melihat Yuna yang masih menutup kedua manik matanya enggan menatap wajah tampannya membuat Prince terlihat senang menggoda Yuna.
Yuna berdecak, lalu ia menurunkan tangannya, menatap Prince dengan tatapan sengit.
"Aku lagi gak mood bocah." gerutu Yuna.
"Lalu?" tanya Prince dengan suara lirih, remaja itu masih betah menatap wajah cantik Yuna yang memerah.
Menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan, Yuna mencubit pinggang Prince.
"Waduh, Pinggang rasa batu bata." batin Gayatrih terkagum.
Prince mengangkat satu alis-nya, tangan kanannya meraih tangan kanan Yuna lalu mengunci kedua tangan Yuna di atas kepala.
"Don't try to tease me, Yuna." Bisik Prince, lalu remaja itu mengecup sudut bibir Yuna ketika melihat gadis itu akan mengelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad)
Fantasía[Baca sampai akhir bulan Desember, karena semua novel knnd_ly akan di tarik dari wattpad pada tgl. 1-01-2025] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih...