Selamat Membaca
Clara berjalan menuju kamar Yuna yang berada di lantai 2.
"Mohon maaf nona Clara, nona Yuna sedang beristirahat saat ini." maid yang tadi membantu Yuna menghalangi jalan Clara, dengan kepala yang tertunduk menatap lantai, kakinya sedikit gemetaran saat Clara menatapnya dengan tajam, mengintimidasi.
Clara terkekeh, tangannya mengepal. "Kamu sudah menjadi anjingnya selingkuhan ayah? Siapa? Oh.... Nona Yuna." tangan Clara terulur, ia meraih rahang sang maid dan mencengkeram nya menatap tepat pada kedua manik matanya.
Maid itu gemetaran hebat, dengan gugup ia menjawab nona Clara. "Saya tidak berani nona, maafkan saya." jawab maid tersebut dengan terbanta-banta.
Clara menyeringai, ia melepaskan tangannya membuat tubuh sang maid langsung terjatuh, terduduk di atas lantai yang dingin dengan peluh keluar dari dahinya. Clara mengacuhkannya, ia kembali berjalan ke kamar Yuna meninggalkan maid bodoh itu.
Tok!... Tok!... Tok!...
"Yuna, buka pintunya. Ini aku Clara." dengan nada yang sedikit tinggi, Clara menunggu dengan bersedekap dada.
Di dalam kamar, Yuna tengah menatap kebun anggur yang luas tersentak ketika pintu kamarnya diketuk kencang.
"Sialan! Pasti salah satu anak Hector." batin Gayatrih.
Dengan terburu-buru, ia mengambil selendang tipis dan disampirkan ke bahu mungilnya.
Yuna meraih gagang pintunya setelah mengatur nafas, "Ya, ada apa Clara?" tanya Yuna begitu ia membuka pintu kamarnya. Berbeda dengan Hector, Clara sepertinya lebih menakutkan dibalik wajah cantiknya.
Clara menyeringai, ia mendorong tubuh Yuna hingga kembali masuk kedalam kamarnya.
"Dengar, aku akan ke paris untuk peragaan busana selama tiga hari, selama itu, aku akan memberikan kamu kesempatan untuk keluar dari mansion ini. Jika tidak, mungkin kamu akan mengalami kemalangan Yuna, dan itu sebab diriku." Clara merasa dirinya kembali ke jaman ia remaja dulu, menekan dan membuat orang depresi dengan tindakannya.
Yuna menatap datar Clara, jika di tarik ulang, kehidupan Gayatrih lebih pedih dari pada kehidupan yang akan Clara berikan untuk dirinya nanti.
Dengan sengit, Yuna menepis tangan Clara yang tengah memainkan rambutnya.
"Tidak akan, kita lihat siapa yang akan terusir dari mansion ini." Yuna menyeringai, ia melihat wajah Clara yang terkejut.
"Kenapa? Karena selama ini tidak ada yang berani dengan mu, cecunguk? Lihat wajah bodoh mu itu." batin Gayatrih, ia terkekeh geli di dalam hati.
Clara yang terkejut memundurkan tubuhnya, mengambil jarak dari Yuna. Ia menatap tajam Yuna yang tengah menatap dirinya tanpa ekspresi.
"Kenapa? Takut? Kamu pikir aku akan takut pada mu?" Yuna melangkahkan kakinya mendekati Clara, ia mengusap pipi Clara dengan jari lentiknya. "Aku mempunyai Hector yang sudah seperti budak ku, ketika aku meminta dia untuk mengusir mu, coba tebak?" Yuna menyeringai menatap wajah Clara yang pucat.
Clara kembali mendorong tubuh Yuna, ia menatap benci pada wajah Yuna yang tidak terganggu sama sekali dengan dirinya.
"Coba tebak? Ayah tercinta mu itu sudah pasti akan mendengarkan ku, selingkuhan yang sangat Hector cintai, Pffttt—" Yuna menahan tawa, ia sedikit melirik kearah Clara yang masih tercengang dengan kepribadian Yuna.
Clara berjalan menghampiri Yuna, dengan cepat ia menampar pipi kiri Yuna hingga kepalanya tertoleh ke arah kanan.
Plak!
"Dasar Jalang!" desis Clara, jika saja ia tidak ada agenda ke Paris, mungkin Yuna saat ini hanya akan tinggal nama.
Clara bergegas keluar dari kamar Yuna, raut wajahnya masih tergambar jelas bahwa ia masih marah. Terlebih ketika ia mendengar ucapan dari gadis jalang itu, "Ayah mu sudah seperti budak ku?" gumam Clara, bahkan dulu ketika ibunya hidup, Laurent tidak pernah mengatakan hal kotor seperti itu.
Gayatrih terkekeh geli, pertengkaran dengan Clara mengingatkannya dengan sang adik, Nalan.
"Bagaimana kabar Nalan? Dia pasti sedang menangis kehilangan kakak tercintanya." gumam Gayatrih, ia selalu berusaha agar tidak melenceng dari alur asli novel ini.
Gayatrih meraba pipi kirinya yang terasa sakit, "Lumayan juga ya, untung Hector ganteng itu udah berangkat ke Yunani." monolognya.
Gayatrih akui bahwa semua tokoh yang ada di novel ini sangat-sangat tampan dan cantik, jika saja ini bukan transmigrasi, ia yakin sudah berpacaran sana-sini.
Geli dengan pemikirannya sendiri, ia memilih untuk menutup pintu kamarnya dan kembali bersantai menatap kebun anggur kesukaannya.
Kantor — King tengah sibuk dengan berkasnya, sebisa mungkin ia ingin cepat pulang dan bertemu dengan Yuna, gadis cantik yang mempesona.
"Tuan, agenda anda selanjutnya yaitu bertemu dengan pemilik HIC Club." sang sekretaris mengingatkan tuannya tentang pertemuannya dengan seorang pria pemilik kasino terbesar di Amerika.
King menganggukkan kepalanya, setelah itu sang sekretaris melangkah pergi.
"Yuna." gumam King, ia selalu teringat bagaimana kelinci kecil itu menatap dirinya takut-takut. King juga mengingat ketika mulut mungil kelinci itu mengunyah salad dengan penuh semangat.
"Sepertinya kamu sangat suka salad ya." King terkekeh dengan satu tangan menutupi setengah wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertransmigrasi Menjadi Selingkuhan Kakek Kaya (Only On wattpad)
Fantasy[Baca sampai akhir bulan Desember, karena semua novel knnd_ly akan di tarik dari wattpad pada tgl. 1-01-2025] Kehidupan ku tidak pernah sesial ini, sudah berpindah dimensi, berpindah raga serta memerankan seorang wanita berumur 20 tahun yang memilih...