20

224 19 4
                                    

Sudah 3 hari ini Irwan di rumah sakit, selama itu juga Salsa dan Nadila bergantian menjaga sang ayah, tidak lupa juga Lian dan ibunya selalu mengunjungi Irwan.

" Bu, maafin Bapak ya bukannya kerja cari nafkah ini malah nyusahin anak-anak dan istri" ucap Irwan kepada sang istri

Kini di ruangan Irwan hanya terdapat Irwan dan istrinya karena kebetulan Salsa bentrok dengan jam kuliahnya, Nadila pun sama. Selama Irwan di rumah sakit Salsa tidak diperbolehkan bekerja oleh Lian ataupun mamahnya dan Salsa pun mau tidak mau menurutinya

' apa sih Pak, semua yang kita hadapi ini adalah ujian. Ingat Allah tidak memberikan ujian di luar kemampuan hambanya, jadi sekarang tugas Bapak hanya semangat untuk sembuh tidak perlu memikirkan yang lainnya biar semua itu tanggung jawab ibu" jawab Ibu Linda sambil mengusap tangan suaminya yang tertusuk jarum infusan

" hiks hiks hiks Bapak jadi semakin bersalah kepada kalian, kalau saja Bapak hati-hati dan tidak ceroboh mungkin Bapak tidak ada di sini."

" udah udah, itu semua sudah takdir Pak kita tidak ada yang tahu maut jodoh dan musibah sekarang Bapak nggak usah banyak pikirannya biar cepat sembuh"

" Iya bu, bu tapi gimana buat biaya rumah sakit Bapak kan sudah lumayan lama dirawat di sini" tanya Bapak Irwan yang merasa tidak enak kepada anak dan istrinya

" itu biar jadi urusan ibu, kita masih punya kok Pak uang tabungan Meskipun tidak banyak tapi itu cukup untuk biaya kesembuhan Bapak. jadi Ibu minta Bapak cuma fokus untuk sembuh Jangan pikirkan yang lain"

" itu kan tabungan buat pendidikan Nadira Bu, Bapak tidak tega mengambil uang tabungan pendidikan. Bapak gak apa-apa kok Bu pulang Sekarang bapak sudah sehat"

" nggak papa Pak, uang bisa dicari anak-anak pun tidak ada yang keberatan dengan keputusan itu,jangan Pak Jangan memaksakan kehendak dokter karena bagaimanapun kesehatan itu nomor satu"

"Hiks hiks Maafkan Bapak ya Bu gara-gara bapak uang tabungan pendidikan anak kita menjadi berkurang"

" Udah Pak Jangan dipikirkan, kalau Bapak bicara seperti itu lagi Ibu marah. Sekarang waktunya Bapak istirahat Jangan pernah ngomong kayak gitu lagi ya, Semangat Bapak harus sembuh"

" Iya Bu Ko Maafkan Bapak ya"

" udah ya Sekarang waktunya Bapak istirahat" ucap Ibu Linda sambil mengusap tangan kanan suaminya, setelah beberapa menit terdengar dengkuran halus dari suaminya itu yang menandakan bahwa Irwan sudah terlelap

" sebenarnya hati ibu sakit Pak mendengar Bapak seperti itu, tapi mau bagaimana ibu harus kelihatan kuat di depan Bapak dan anak-anak. Ibu janji ibu akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi biaya keluarga kita. Ya Allah berikanlah hamba kesehatan dan rezeki yang berlimpah untuk memenuhi kebutuhan keluarga hamba" batin Ibu Linda dengan mata yang sudah berkaca-kaca

***

" Bang, apa Abang nggak mau lihat anak Abang Sekali aja abang temenin aku USG" ucap Lidya yang sedang berada di kursi ruang tengah

"Gak" hanya itu saja yang Lian keluarkan dari mulutnya

" Bang jangan begitu, karena bagaimanapun ini adalah anak Abang darah daging Abang sendiri apa Abang tega melihat anak Abang sendiri tidak mempunyai sosok ayah buka bahkan kasih sayangnya saja belum tentu dia dapat darimu. Aku hanya meminta kamu jangan pernah membenci anak kita Terserah Kalau kamu mau benci aku tapi jangan sampai anak kita juga ikut dibenci" ucap Lidya panjang lebar dengan penuh air mata

" itu bukan anak gua" jawab Lian santai

" Kenapa sih Bang, harusnya abang sadar kalau yang ada di perutku itu anak Abang" jawab Lidya yang sudah dengan emosinya

" itu bukan anak gua,sekali lagi gua tegasin itu bukan anak gua" ucap Lian sambil menunjuk di depan wajah Lidia

" Terus anak siapa bang, selama ini hanya Abang suamiku. Aku tidak masalah jika Abang membenciku Tapi aku mohon Abang Jangan benci anak kita Karena bagaimanapun anak yang ada di perutku tidak mempunyai dosa ataupun kesalahan hiks hiks hiks"

"Ya lu mikir siapa yang ngewe lu" jawab Lian sambil meninggalkan ruangan tersebut

" pokoknya gua harus cari cara bagaimanapun kalian harus cinta sama gua" batin Lidya

***

" Kak, Adik kemarin mendaftar beasiswa yang sekolah sediakan. Doain ya semoga adik keterima" ucap Nadila yang sedang makan bersama salsa di meja makan keluarga

" Iya deh, Kakak akan selalu mendoakan adik dan mendukung. Apapun itu kakak akan selalu bangga pada adik" jawab Salsa

" Oh iya Kak, kemarin Kak Lian sempat memanggil adik ke ruangannya"

" Hah ngapain Dek" Tanya Salsa penasaran

" Iya Kak Lian bilang sama adek kalau beasiswa Sekolah bentar lagi akan dibuka Terus kalau adik merasa kesulitan bisa tanyain sama Kak lian"

" Oh gitu aja ya Dek, ya udah kalau Adek ada yang nggak paham ada tanyain aja"

" Iya Kak, sejauh ini adik paham kok Adek juga masih ikuti alurnya Mungkin Nanti ada beberapa testing yang harus diikuti"

" Iya dek, mulai dari sekarang Ade harus belajar lebih rajin ya Kakak akan selalu dukung adik"

" Makasih ya Kak"

" sama-sama, Ya udah ah Ayo cepat makan kita harus gantian sama ibu buat jagain Bapak"

" Iya Kak hehehe"

Akhirnya mereka berdua pun makan, selesai dengan acara makannya mereka berganti baju dan mengunci semua pintu rumah karena mereka akan pergi ke rumah sakit untuk bergantian dengan ibunya

***

" Assalamualaikum" ucap Salsa dan Nadira yang baru masuk ke dalam ruangan sang bapak

" Waalaikumsalam" serempak jawab yang ada di dalam ruangan

" Eh ada tante sama Mas Lian ya, kapan ke sini Maaf Salsa sama Nadira baru datang" ucap Salsa yang agak sedikit kaget melihat ruangannya sudah terdapat pacar dan calon mertuanya. Aheyy  Calon mertua nggak tuh

" nggak papa nak, tadi Ibumu juga sudah bilang kalau kamu dan adikmu lagi ada kuliah dan sekolah" jawab Mamah Lian

" iya Tan, tadi Salsa sama Nadira baru pulang sekitar jam 13.30 siangan"

" Iya gak apa-apa nak, ya udah ayo masuk na"

Akhirnya Salsa dan Nadira pun memasuki ruangan sang ayah dengan membawa rantang yang sudah ia isi dengan nasi dari rumah

" Kakak, sini nak bapak mau bicara"

Salsa pun melangkah ke arah samping kanan bapaknya

" Ada apa Pak, Bapak mau apa minum? Makan atau apa" Tanya Salsa bertubi-tubi

" enggak nak, bapak cuma ingin bicara dengan kamu"

" Iya Pak Ada apa?"

" Menikahlah dengan Lian nak....

------------------------

Lanjutt?

LANTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang