Musibah

247 20 5
                                    

Setelah Salsa menerima telepon dari Nadira adiknya, Salsa buru-buru untuk menuju rumah sakit tapi baru saja Salsa keluar dari pintu Bakery Salsa sudah ditahan oleh Ibu Risa atau pemilik bakery tersebut

" Kenapa nak buru-buru, mau ke mana" tanya ibu Risa. Fyp ibu risa adalah mamah lian

" Mohon maaf Bu, mungkin untuk hari sekarang Salsa tidak bisa menjaga bakery sampai sore. Karena Salsa mendapat kabar bahwa ayah Salsa kecelakaan"

" Innalillahi, ya udah nggak papa kamu jangan mikirin bakery Cepet gih susul keluargamu ke rumah sakit"

" Ya udah Bu Salsa berangkat dulu, assalamualaikum"

Salsa pun terburu-buru keluar dari bakery tersebut sampai dia melupakan Lian yang tidak dikabari.

Baru saja Salsa keluar dan menaiki ojek online yang telah dia pesan, tiba-tiba Lian datang menghampiri ibunya yang sedang berada di meja kasir karena ketika Salsa pergi dan mendapat telepon dari Nadira lian sedang berada di kamar mandi

" kok Mamah yang ada di sini, Salsa ke mana Mah?"

" Oh iya nak, tadi Salsa buru-buru karena mendapat kabar bahwa ayahnya mengalami kecelakaan"

" Innalillahi, tadi Salsa ke rumah sakit naik apa Mah kenapa Salsa nggak kabari Abang terlebih dahulu"

" kayaknya dia tadi naik ojek, orang lagi panik begitu mana mungkin dia ingat yang ada dalam pikirannya mungkin ingin cepat-cepat segera sampai di rumah sakit"

" ya Allah, Kalau gitu abang ke rumah sakit dulu ya Mah nyusul Salsa" setelah berucap seperti itu kalian pun berjalan menuju keluar dengan terburu-buru namun

"Eh Bang jangan lupa kalau suka cepet-cepet nikahin takut ditikung orang, Mama juga nggak sabar buat dapat menantu kaya salsa"

Lian pun hanya menoleh dengan ucapan ibunya tersebut, karena memang semenjak Salsa bekerja dengan mamahnya tersebut seringkali mamahnya meminta untuk kalian segera menikahi Salsa, bahkan mamanya sangat mendukung jika Lian ingin menikahi Salsa. Karena mamanya sudah merasa muak dengan tingkah laku Lidia yang berada di rumah Lian

***

Sesampainya di rumah sakit Lian menemukan 3 perempuan yang iya kenali sedang berdiri di depan ruangan, buru-buru lian menghampirinya

" Assalamualaikum tante, gimana keadaan Om sekarang"

" Om sekarang lagi diperiksa nak, doakan Om ya supaya tidak terjadi apa-apa"

" Iya Tante, Lian akan selalu mendoakan Om agar Om tidak terjadi apa-apa"

Setelah berucap seperti itu kalian menghampiri perempuan berkacamata yang ada di samping ibunya tersebut, Dia sedang menangis bahkan jika melihat tangisannya pun hati Lian merasa ikut pilu

"Sa.... yang kuat ya aku, aku yakin Om nggak akan kenapa-napa"

Salsa hanya menatap Lian sekilas dan Selasa kembali menutupi wajahnya dengan tangan, rasanya sangat malu jika dia harus menangis di depan banyak orang tapi lebih sakit jika dia harus menahan

"Sa... percaya ya Kalau Om bakalan kuat" ucap Lian dengan lembut

" Makasih ya Mas, sudah menyempatkan ke sini" akhirnya Salsa membuka suara

Lian pun mengangguk dan membuka kedua tangannya, karena dia paham rasa sekarang sedang membutuhkan pelukan tanpa basa-basi Salsa menubrukkan dirinya ke arah badan lian

"Hiks hiks hiks... Mas bapak di dalam bakal baik-baik aja kan" tangisan pecah ketika dia berada di dalam pelukan lihat, yang Lian lakukan hanya mampu mengusap punggung ke wanita yang ada di dalam dekapannya

" kita doakan bapak baik-baik aja ya, percaya sama mas Bapak bakal kuat dan sehat kembali"

"Hiks hiks hiks"

Bahkan Salsa sudah tidak peduli orang yang berada di sekitarnya namun keluarga Salsa belum mengetahui bahwa Lian sudah menikah jadi tidak ada hal yang membuat keluarga Salsa berpikir negatif

Beberapa menit pun ruangan tersebut terbuka, menampilkan seseorang yang berdiri tinggi memakai jas putih di depan pintu

" Dok bagaimana keadaan suami saya di dalam"

" Alhamdulillah Ibu keadaan suamimu baik, namun kami harus mengatakan akibat kecelakaan tersebut suami ibu mengalami patah tulang di bagian kaki"

" Innalillahi, tapi itu bisa disembuhkan kan dok?" Tanya Nadira yang sudah di tadi menyimak obrolan dokter dan ibunya

" mungkin untuk penyembuhan bisa dilakukan tapi dengan waktu yang tidak singkat"

" Oh begitu ya dok, jadi patah tulang itu hanya bersifat sementara kan" kini giliran Salsa yang mengeluarkan pertanyaan

" Iya betul mbak itu hanya bersifat sementara tapi itu baru prediksi kami, semoga apapun nanti bapak irwan bisa kembali sehat seperti dulu"

" Amin, makasih ya dok"

" sama-sama, baik kalau begitu saya izin ke ruangan dulu bapak Irwan boleh ditemui di ruangan"

***

" pokoknya Mama ingin lihat menikah dengan perempuan pilihannya." Ucap Mama Ratih kepada Ayah Surya

Ya benar, setelah selesai mama Ratih dari bakery Mama Ratih berniat untuk pulang ke rumah yang mereka tempati bersama. Dan sedang mendapati Ayah surya yang sibuk dengan laptopnya

"Mah, jangan begitu. Mau Bagaimanapun kita harus menghargai Lidya yang posisinya sebagai istri lian"

" Tapi Mau sampai kapan yah, pernikahan anak kita itu sebenarnya sudah tidak sehat.bahkan Mama melihat sendiri betapa bahagianya Lian dengan perempuan yang mengharapkan sebagai mantu mama"

" Tapi tidak semudah itu ma, harusnya Mama mengerti bagaimana Hati Seorang Istri bila dikhianati oleh suaminya sendiri bukan malah mendukung seperti mama"

" terus aja Bela menantu kesayanganmu itu, aku sudah tidak habis pikir lagi dengan apa yang kamu ucapkan tadi. seharusnya kamu mengerti apa yang dia rasakan anak kita"

" Mama tuh kenapa dari dulu segala egois apa-apa ingin kehendak mama lama-lama ayah capek Mah mendengar keinginan mama yang selalu ingin dituruti" ucap Ayah Surya dengan suara sedikit meninggi

" Siapa yang di sini egois, justru KAMU yang egois mas KAMU! Kamu sadar nggak Siapa yang memaksa kalian untuk menikahi perempuan itu. Siapa yang mengorbankan anaknya demi kelancaran bisnis, siapa yang memanfaatkan tenaga anaknya demi keberhasilan tender mu, dan dengan enaknya kamu tidak memberikan pegangan perusahaanmu sedikitpun kepada anak satu-satunya"
Ucap Mama Ratih yang tak kalah tinggi

" Harusnya kamu sebagai orang tua tahu mana yang baik dan mana yang jelek untuk anak bukan malah mendukung apa yang anak lakukan jelas-jelas itu kelakuan jelek"

" terserah Aku sudah muak dengan semua kelakuanmu" ucapan yang meninggalkan Surya sedang berada di ruang tamu.

Tidak lama dari itu handphone Surya berbunyi menampilkan pesan yang masuk dari seseorang

Mas...kapan kita ke apartemen? Memiku (m*m*k mini) sudah gatal ingin di masuki kondemu (k*t**l gede)

Setelah membuka pesan tersebut Ayah sudah buru-buru keluar dari rumah dan berjalan mengendarai mobil kecepatan tinggi

-----------------------------------------------------------

Jangan lupa vote dan komen...
Yang baca wajib komen dan vote biar aku semangat upnya lagi

LANTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang