#28. Hilang

6 2 1
                                    

Halowww

Apa kabarnya nihhh? Semoga bahagia dengan lama 🤗

Selamat membaca semua semoga kisah indahnya tetap abadi hingga lama.

********

"Hilangnya mungkin adalah sumber kecewa untuk semua yang telah memeluk erat banyak karyanya"

-anonim

********

“Semua sudah baik-baik saja, pak Wira boleh pulang. Tapi perlu diperhatikan terus kesehatannya, dan masih perlu istirahat lebih lagi” terang dokter yang membawa beberapa obat yang harus diminum oleh Ayahnya itu.

“Baik dok” jawab Wira, dengan senyum merekah.

“Anara, boleh saya bicara sebentar?” bisik ia wanita paruh baya yang berdiri tepat di sampingnya.

Anara mengangguk pelan, mereka keluar dari ruangan dengan bau obat yang amat menyengat itu.

“Iya dok, ke apa?” ujar Anara, senyum manisnya tertera. Namun, seorang dokter tidak akan pernah lalai dalam memperhatikan pasiennya.

“Senyumnya boleh di hapus dulu kok, wajah kamu pucat Ana, jangan berpura-pura sehat” jawab Dokter Clara mengusap pelan bahu Anara.

“Untuk apa? Aku yakin saat ini bahagia. Bahagia yang sungguh tanpa bohong lagi” ujar Anara meyakinkan dengan mengangkat tangan membentuk peace sebagai janji yang pernah mereka buat.

“Anara, sehat menunggu. Saya juga akan tetap janji sama kamu untuk hal itu” jawab dokter Clara, membuat kata terima kasih terlontar dari perempuan cantik di depannya itu.

“Masuk yuk dok, takut di tunggu sama mereka” ajak Anara diangguki oleh keduanya, seraya berjalan masuk kembali ke dalam ruangan dimana ada Wira.

“Anara sehat sedang menunggu”

Pulang, pulang yang sebenarnya adalah saat ini. Dimana suasana hangat menyelimuti, foto keluarga terpampang nyata tanpa ada dusta yang menutup. Pulang, keluargalah tempat pulang yang nyata. Tentang semua yang ingin disampaikan juga di angankan.

Welcome home, Bunda” ujar Anara memeluk sang Bunda dari samping. Masih sama seperti dulu, seperti saat Anara berumur 12 tahun, masih sama ketika hancur dan kacau di mulai.

Bahagia, tawa, hangat itu kembali nyata. Esok hari adalah tanggal baik yang ingin ia sampaikan, esok hari adalah ulang tahunnya. Apa bahagia juga akan datang esok? Semoga itu menjadi nyata yang ada.

Keesokan harinya, pagi bahagia. Bau wangi masakan tercium oleh ia yang belum tertidur. Mempersiapkan semuanya, tentang banyak hal.

“Bunda, selamat telah bertahan di dunia hingga saat ini. Terima kasih telah ada untuk menjadi salah satu bahagia yang diusahakan, terima kasih telah banyak membantu untuk semua hal yang telah tercapai” ujar Anara memeluk sang bunda yang juga tersenyum hangat. Rindu nya terbayar, hangat nya menutupi dingin yang selama ini hadir.

“Bahagia banget, sampe Ayah dilupain” ujar ia yang baru saja bergabung memakai pakaian rapi lengkap dengan dasi juga jas nya.

“Ihhhh, ayah sama bunda mau kemana? Ana ngak di ajak nihh?” tanya Anara, menggembungkan pipinya

Nothing Same PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang