WD #2

264 9 0
                                    

*Author's Pov

"Eh si Nathan kemana ya? Tumben dia belum dateng" Ucap seorang cowok berambut keriting.

"Telat kali ya dia?" Pikir cowok yang di sebelahnya.

"Eh tau gak kemarin gue liat ada yang pulang bareng Nathan" Umpat seorang gadis yang berdiri tak jauh dari lelaki di sampingnya.

"Ah masa iya? Siapa? Summer?" Tanya gadis lain dengan heboh.

"Bukan. Gue gak pernah liat tuh cewek deh, tapi yang pasti dia sekolah disini. Lagi juga tuh cewek gak pantes jalan sama Nathan. Masih cantikan Summer"

"Wah kalau Summer tau gim-"

"Eh lo berdua ngomongin Nathan ya? Pagi pagi udah gosip aja" Ucap Evan tiba tiba, cowok berambut keriting dengan kesal.

Cewek dihadapannya hanya terdiam, sedetik kemudian mereka pergi meninggalkan Evan yang kesal menatap kearahnya.

"Lo kenapa bro?" Tanya Avan yang sudah berdiri disampingnya.

Evan dan Avan adalah saudara kembar. Mereka juga teman dekat Nathan.

"Biasalah, fans berat Nathan" Ucapnya sambil menunjuk ke arah cewek yang sudah jauh dari mereka.

Avan hanya menggelengkan kepala.

"Eh Nath akhirnya dateng juga" Sapa Avan saat melihat Nathan.

"Sorry gue telat bro" Ucapnya sambil ber-tos kepada anak kembar itu.

"Ke kelas yuk" Ajak Evan yang di jawab dengan anggukan oleh Nathan.

*Nathan's Pov

"Nathann" Panggil cewek yang membuatku berhenti. Suara melengking itu sangat ku hafal. Siapa lagi kalau bukan Summer.

Dengan malas aku berbalik dan menatapnya, "Kenapa?"

"Kamu mau kemana?" Tanyanya sambil menggandeng tanganku.

Sebenarnya aku tidak suka dengan sikap Summer yang seperti ini. Aku dan dia itu tidak pacaran, kami dekat seperti teman biasa. Orang tua kami saling kenal karena mereka menjalani bisnis bersama. Kebanyakan murid mengira kami berpacaran, karena Summer yang selalu dekat denganku.

"Terserah gue mau kemana" Ucapku dingin sambil melepas tangannya dariku.

"Kalau mau ke kantin aku ikut ya" Ucapnya dengan manja.

Aku tidak menghiraukan ucapanya, mataku tertuju kepada cewek yang berpeluk pada bukunya.

"Udah ah jauh jauh dari gue sana" Tanpa menunggu Summer berbicara lagi aku langsung meninggalkannya.

"Hey" sapa ku yang membuatnya berhenti.

"Hey juga" Balasnya dengan senyum.

"Mau kemana? Ko tumben gak bareng sama Lizi"

"Mau ke perpus, Lizi lagi di panggil ms.candy di kantor"

"Oh begitu, gue ikut ke perpus ya?" Pintaku. Awalnya dia diam namun dia langsung mengangguk.

"Mau ngapain ke perpus?" Tanyaku saat berada di dalam ruangan yang penuh dengan buku.

"Gue mau pulangin buku yang kemarin di penjem" Jawabnya.

Aku duduk di bangku dan menunggunya memulangkan buku yang ia pegang sedari tadi. Jujur saja, Cassy itu tipe cewek yang pendiam, pintar, dan cantik. Waktu kelas 11 aku sekelas dengannya, tapi pas kenaikan kelas 12 aku pisah, dan kelas kita jadi bersebelahan.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya Nath" Ucapnya sambil berlalu.

"Eh tunggu" Aku menarik tangannya dan bisa ku lihat dia terlihat kaget.

"Eh sorry" Ucapku sambil melepas tangannya.

"Temenin gue ke kantin yuk?"

Dia hanya menggeleng, "Gak pantes kalau gue ke kantin sama lo"

"Kenapa begitu?"

"Nanti pacar lo marah" Ucapnya sambil menunduk.

Pacar?

"Pacar mana?"

*Cassy's Pov

"Pacar mana?" Tanyanya bingung.

"Summer, dia kan pacar lo"

Aku mendengar dia tertawa, membuatku jadi bingung sendiri. Apa yang salah dengan ucapanku?

"Summer bukan cewek gue" Ucapnya tegas.

Aku melongo saat mendengar jawabannya. Jadi Summer bukan pacarnya, hatiku menjadi tersenyum seketika.

"Oh begitu ya" Ucap ku berusaha menatapnya.

Ia hanya mengangguk. Kemudian aku langsung masuk ke kelas.

*

"Gue pulang duluan ya Cass" Ucap Lizi sambil beranjak dari bangkunya.

"Iya take care" Pesanku.

"Hmm pasti nanti pulangnya di anterin lagi sama Nathan. Aww ciee Cassy" Goda Lizi.

"Apaan sih Liz, gak mungkin. Yang kemarin itu hanya kebetulan" Ucapku enteng.

"Tapi gak sih" Ucapnya sambil senyum tak jelas ke arahku.

"Yaudah gue pulang, bye" Ucapnya sambil berlalu.

Di lorong yang lumayan sepi, aku mengunci lokerku dan langsung pulang. Namun tanpa ku sadari selanjutnya, tepung terigu yang sudah bercampur air beserta telur dari arah lain sudah mengenai seragam sekolahku yang semula bersih menjadi sangat kotor dan bau.

Aku berusaha menghindar namun tanpa ku tau aku terjatuh tersungkur sambil menahan rasa sakit pada kedua lututku.

Siraman demi siraman air telah mengguyurku dan membuatku menjadi basah kuyup. Suara tawa beserta ucapan kasar terdengar jelas di telingaku. Aku mencoba bangun dan duduk mendekat ke tembok.

"Dengar ya, jangan pernah deketin Nathan! Dia itu milik gue!" Umpat Summer yang sekaligus menjambak rambutku.

"Sakit Sum, gue gak ada maksud buat deketin Nathan" Pekikku menahan jambakkan dari Summer.

"Dasar cewek gak tau diri" terdengar suara amarah dari gadis lain, yang ku tau pasti itu temannya Summer.

"Lepasin Sum sakit" Ucapku berusaha melepaskan tangannya dari tambutku. Dan itu berhasil.

"Dengar ye cewek ganjen, kalau sampe gue liat lo berani deketin Nathan. Awas aja, ini belum seberapa" Ucapnya dingin.

"Dan ini bonus buat kau sweety"

Lemparan telur busuk untuk terakhir kalinya sukses mengenai kepalaku. Mereka langsung pergi sambil tertawa puas, meninggalkan ku yang sudah berlumuran terigu dan telur busuk. Sangat kotor. Bagaimana aku pulang? Aku harus bilang apa sama orang rumah?

Tolong aku.

Aku tidak beranjak dari tempatku, aku memeluk kedua lututku. Tak peduli bau busuk yang menusuk hidungku. Aku menangis sambil menahan sesak dalam hati.

Langkah kaki berhenti tepat di depanku, dengan berani aku mengangkat kepalaku yang berlumur terigu bercampur air dan menatapnya.

Dia berjongkok di hadapanku dan berkata, "Gak usah nangis, ayo bangun ikut gue"

Tanpa berpikir panjang, aku mengangguk dan beranjak dari tempatku. Aku mengikuti langkah itu yang entah ingin kemana.

***

vomment please

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang