Apa mereka akan kembali bersama lagi?
Evan berpikir sembari memandang kearah depan. Tanpa ia ketahui selanjutnya tepukan lembut mengenai bahunya. Ia menoleh dan melihat Cassy yang langsung duduk disampingnya.
"Lo ngapain disini?" tanyanya membuka pembicaraan.
Evan tersenyum. Kemudian menjawab, "Gak ko. Pengen neduh aja, soalnya panas banget disana"
Cassy mengangguk tanda mengerti. Kemudian ia seperti teringat sesuatu dan kembali menoleh kearah Evan.
"Eh iya, di hari terakhir nanti pas di Aula, gue pengen nyanyi loh" ucap gadis itu antusias.
"Oh ya? mau nyanyi apa?"
"Ada deh.. dan lagu yang gue bawain nanti itu buat Nathan"
Saat mendengar nama Nathan disebut, wajah Evan berubah seketika.
"Kenapa? kok lo diem sih?" tanya Cassy.
"Eh? gak kok. Oh gitu. Good luck deh"
"Thanks"
Evan hanya tersenyum. Dan mereka terdiam untuk beberapa saat. Evan menerawang dan mengulas kembali saat pertama kalinya ia bertemu Cassy. Saat ia melihat gadis itu terduduk dengan lumuran terigu, telur busuk, dan air disisi koridor sekolah. Dan disanalah Evan menghampiri Cassy, menuntun nya dan menunggu nya saat ia membersihkan diri di toilet. Lalu ia mengantar nya pulang, keesokan harinya Cassy menghampirinya hanya untuk mengembalikan jaket yang telah ia pinjamkan. Awalnya perasaan aneh itu gak muncul. Tapi saat ia menyadari hubungan Nathan dan Cassy merenggang, entah apa sebabnya Evan mengikuti kata hatinya untuk mendekati Cassy dan ingin memiliki hubungan lebih dari teman dengannya.
Dan semua itu sepertinya tidak mudah bagi Evan. Saat ini saja ia masih bisa melihat keduanya tertawa bersama. Walau gadis itu selalu bilang kalau ia ingin melupakan Nathan. Tapi....
Pletak!!
"Aduh Cassy apa-apaan sih" protes Evan saat tersadar bahwa kepalanya dilempari botol minum oleh Cassy.
"Lo tuh ya, gue lagi ngomong malah diem aja!! kenapa sih?!" ucapnya ketus sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hah? lo ngajak ngomong gue emang?" tanya nya tanpa dosa. Dan Cassy semakin kesal, sementara Evan hanya nyengir minta maaf.
"Tau ah!"
"Yaelah gitu aja ngambek, maaf deh. Emang lo tadi ngomong apa sih Caty?"
Cassy hanya mengangkat bahu dengan wajah yang memandang kearah lain.
"Tuh malah ngambek, gue beliin ice cream deh, tapi jangan ngambek lagi ya" bujuknya sambil menoel pipi Cassy.
Cassy terdiam dan berpikir. Sepertinya bujukan Evan mampu membuat mood gadis itu berubah seratus delapan puluh derajat celcius #eh. Buktinya, gadis itu menoleh kearah Evan dengan kedua mata yang berbinar, menandakan kalau ia setuju dengan bujukan Evan.
Evan hanya memutar kedua bola matanya. Ia berpikir terlalu mudah untuk membujuk Cassy.
"Ayo beli ice cream, tapi beneran dibeliin kan?" tanya nya dengan nada memastikan.
"Iya, makanya jangan ngambek lagi"
"Iya gue gak ngambek kok, kan mau di traktir sama lo" balasnya dengan cengiran kuda.
Evan terkekeh dan langsung menggenggam tangan Cassy dan mereka menuju ke tempat penjual ice cream. Hanya berdua? itu benar. Evan yang meminta untuk berdua saja. Tanpa mengajak Avan, Lizi, maupun Nathan.
**
Hari kedua.....
"Yeay kita ke Candi borobudur" teriak Lizi saat turun dari bus.
"Norak deh lo"
"Ya maklum lah Cass, kan gue belum pernah"
"Kemaren pas ke Prambanan lo biasa aja tuh"
"Gue lebih suka borobudur"
Dan mereka berjala menuju Candi. Saat di tengah jalan, Nathan menghampiri mereka dengan senyum merekah.
"Eh Nathan.." ucap Lizi saat menyadari kehadiran Nathan disampingnya. Cassy menoleh dan tersenyum kearah Nathan, begitupun sebaliknya.
"Si kembar kemana?" tanya Lizi saat mereka berhenti ditepi jalan.
"Entahlah, tadi gue gak liat" jawab Nathan.
Lizi hanya mengangguk. Kemudian datanglah si kembar yang langsung menghampiri Lizi, Cassy, dan Nathan. Wajah Evan tampak berubah sekaligus pandangannya datar ketika melihat Nathan yang sedang mengobrol sambil tertawa bersama Cassy.
Disebelahnya, Avan langsung mendekat kearah Lizi kemudiam mereka jalan terlebih dulu.
"Ayo kita kesana" Ajak Cassy.
Setelah mereka menaiki anak tangga yang cukup banyak, mereka langsung berpencar saat sampai di Candi. Seperti biasa, Avan dan Lizi memilih untuk berduaan, dan sisanya? Nathan, Cassy, dan Evan memilih untuk bertiga.
Saat Nathan menghampiri teman basketnya. Evan tersenyum senang karena tidak ada penganggung diantara dirinya dan Cassy. Gadis itu sedang fokus memainkan ponselnya. Tanpa ia sadari, tangan jahil Evan sudah mengambil alih ponsel Cassy.
Gadis itu menoleh dengan kedua mata yang melotot, "Balikin!" pintanya maksa.
"Gak!" Evan dengan santai nya langsung mengutak-atik ponsel Cassy. Dari mulai melihat pesan do sosmed, meski tidak ia baca semua, lalu beralih melihat galery, phonebook, dll. Sementara Cassy masih berusaha untuk merebut ponselnya kembali.
"Evan balikin dong, kok sekarang lo nyebelin ya!"
"Gak. Ntar dulu kenapa"
"Balikin!"
"Gak"
Cassy menyerah dan membiarkan Evan meng-kepoin ponselnya. Sementara itu, kedua matanya menangkap Nathan yang sedang asyik berfoto-foto dengan teman-temannya yang berpose membelakangi Candi.
Cassy tersenyum tipis sesaat. Ia tampak sedih karena sebentar lagi kedua matanya itu tidak akan melihat senyuman Nathan lagi, wajahnya, dan semua pada diri Nathan.
Ia sudah bertekad untuk tidak mengingat kejadian dulu yang pernah mereka alami. Hati Cassy begitu mudah untuk bisa merelekan seseorang yang ia cintai. Meski awalnya sangat sulit. Tapi saat semalam, ia berjanji pada dirinya untuk bisa move on. Tak apalah baginya jika mereka tidak mempunyai hubungan spesial lebih dari teman. Setidaknya kenangan singkat mereka bisa dikenang dan bisa berarti bagi mereka sendiri. Jalan kehidupan sudah ada yang menentukan bukan? Jadi jika ini ujungnya, kita harus bisa menerimanya.
"Woy!" suara itu membuat Cassy berkedip kaget. Ia sedikit tergagap dan menoleh kearah Evan.
"Nih" ucapnya sambil menyodorkan ponselnya kearah Cassy.
Gadis itu mendengus dan mengambil ponselnya lalu memasukkan nya kedalam saku celananya jeans nya.
"Udah puas kepoin nya?" tanya nya sedikit ketus.
Evan nyengir kemudian berkata, "Udah kok"
"Btw, lo mau nyanyi lagu apa sih pas di aula nanti?" lanjutnya.
"Lo tuh kepo banget sih Van, nanti juga tau" jawab Cassy sembari beranjak pergi dari tempatnya. Meninggal Evan yang termangu sendirian.
Dibenaknya, Evan masih bertanya-tanya lagu apa yang Cassy bawakan untuk Nathan.
**
bentar lg akan tamat nih cerita #sujudsyukur..
mngkin satu-dua part lg. Sperti janji saya, cerita ini gk bakal smpe part 30 XD. Kenapa? karena saya tau cerita ini alurnya ngebosenin. Saya jg gitu yg baca cerita saya sndiri #curcol.Tapi karena nulis adalah hobby saya, jd mau sperti apapun cerita saya, ttep bakal di publish. Maafkan crita saya yg penuh kekurangan ini XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Teen Fiction-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...