WD #14

104 6 0
                                    

Sejak kejadian malam itu, dimana Nathan bilang bahwa dia mencintaiku. Dan saat itu aku yakin dia ingin menembakku, aku sangat yakin kalau saat itu dia ingin aku menjadi kekasihnya. Aku terlalu percaya diri. Dan hal itu gak terjadi sama sekali. Karena setelah Nathan berbicara seperti itu, tak lama ponselnya berdering dan dia langsung pulang dengan langkah terburu-buru. Belum sempat ia bilang 'Lo mau gak jadi pacar gue?'. Aku kecewa. Sedih. Itu pasti. Aku sudah menunggu dan bersabar untuk itu. Tapi saat itu aku gak mungkin ngelarang Nathan untuk pulang. Waktu itu juga udah malem banget, dan besoknya sekolah.

Namun setelah itu, sudah dua minggu belakangan ini Nathan gak pernah menyapaku. Hanya sekedar melihat saja dia sudah buang muka. Ada apa dengannya aku gak tau. Dia gak cerita. Aku sempat tanya kepada Avan dan Evan, namun mereka juga gak tau. Nathan benar-benar ingin menyindiri. Apa yang salah dengan malam itu? Apa yang membuat dia menjadi menjauh dariku? Apa yang ia dengar di telfon waktu itu? Apa kedua orang tua Nathan marah kepadaku, karena gak menyuruh Nathan pulang? Apa yang salah?

Rasanya aku ingin menelfonnya. Rasanya aku ingin mendengar suaranya, melihat senyumnya, melihat tawanya, melihat tatapan matanya, melihat wajahnya. Semuanya, aku ingin semua yang ada pada Nathan.

Dan kemarin, aku mulai melihat Nathan pulang bareng sama Summer. Dan saat itulah aku sadar, mungkin rasa sayang dan cinta Nathan untukku hanya sebagai teman. Gak lebih. Seperti yang kubilang sejak awal, Nathan dan Summer memang serasi. Aku gak pantes, gak sama sekali.

Tapi kenapa Nathan mengutarakan isi hatinya saat malam itu? Semua ini membuatku pusing.

"Cassy" Panggil seseorang yang membuatku menoleh.

"Evan?" Evan langsung duduk disampingku.

"Ada apa?" Lanjutku dengan kening berkerut.

Evan terdiam. Aku yang bingung juga ikut terdiam. Tapi saat aku memperhatikan wajahnya, aku mengerti. Seperti ada sesuatu yang ingin Evan sampaikan. Sesuatu yang buruk?

"Van, ko bengong sih" Ucapku sambil menyenggol bahunya.

Kulihat Evan tersenyum tipis.

"Gak kok Cass, gue..." Kemudian Evan terdiam yang membuatku jadi penasaran.

"Van, ada apa?" Tanyaku pelan. Hati kecilku berkata bahwa ada sesuatu yang gak aku inginkan.

Evan mulai menatapku. Dari sorot matanya aku bisa liat kalau ia ingin menyampaikan sesuatu.

"Cass, gue... hm... itu.. Na"

"Duuh lo mau ngomong apa sih? cepetan dong" Ucapku tak sabaran.

"Iya iya sabar dulu kenapa" Jawabnya dengan tenang. Aku bisa mendengar Evan menghela napas panjang.

"Nathan.."

Deg. Jantungku terasa berhenti berdetak saat mendengar nama itu.

"Gue dapet kabar kalau Nathan dan Summer... mau tunangan" Lanjutnya, kali ini suaranya begitu pelan saat kata-kata terakhir.

Seketika air mataku mengalir. Benar dugaanku, pasti Evan akan memberitahu sesuatu yang buruk. Dan itu adalah, Nathan dan Summer akan tunangan. Iya tunangan. Aku gak salah denger, ini beneran.

Jadi apa maksud Nathan bilang kalau dia cinta sama aku? Dan pada akhirnya dia akan bertunangan dengan Summer. Apa dia hanya ingin membuatku bahagia sesaat? Apa dibalik sikap manisnya dia hanya ingin mempermainkan perasaanku aja?

"Cass.. jangan nangis.. gue.."

Air mataku mulai mengalir dengan deras. Dan aku menangis sejadi-jadinya. Tak peduli sekitar, aku langsung memeluk Evan yang dengan diam dia menerima pelukkanku. Aku menangis di pundaknya, membasahi seragam sekolahnya.

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang