Cassy Pov
Even if it just in your... wildest dreams.. a.. ahhh
"Cassy" pintu terbuka. Aku yang sedang bersenandung kecil segera menoleh dan melihat Papa dengan muka yang terlihat biasa saja.
"Iya Pa?" tanyaku ragu.
"Ayo makan malam, Mama udah siapkan semuanya di bawah" perintahnya dan langsung pergi.
Sudah seminggu ini sejak Papa pulang kerumah, semuanya berubah begitu saja. Ia menjadi lelaki yang baik seperti dulu. Tidak kasar dengan siapapun. Papa juga tidak bentak Mama lagi. Entah apa yang membuatnya berubah, tapi itu tidak jadi masalah untukku. Aku tidak mau ambil pusing. Saat ini aku sudah cukup senang karena Papa dan Mama akhirnya bisa akur kembali. Mungkin disaat yang tepat aku akan bertanya soal ini.
Aku berbalik dan melipat kertas HVS yang semula aku baca. Itu adalah lirik lagu yang akan aku nyanyikan nanti di acara perpisahan.
Aku beranjak dari kursi belajarku dan keluar kamar.
"Sayang ayo duduk. Kita makan sama-sama" ajak Mama. Aku hanya menurut sambil melihat Papa yang sudah menikmati makan malamnya.
Dan akhirnya aku makan malam dengan nikmat. Dan tenang. Tidak ada suara yang mengobrol. Hanya suara dentingan sendok garpu yang terkena piring.
"Besok aku mau keluar kota selama 3 hari" Papa mulai membuka mulutnya saat kami berada di ruang keluarga.
"Oh begitu. Yaudah" respon Mama.
Aku melirik kearah Mama dan Papa secara bergantian. Bingung dengan semuanya.
"Kamu jadi ke Jogja?" tanya Papa kepadaku.
"Iya Pa"
Papa hanya mengangguk.
"Hati-hati nanti disana" ucapnya. Dan aku hanya mengangguk.
Merasa suasana menjadi canggung, aku pun memutuskan untuk pergi ke kamar. Dan kurasa aku tidak perlu khawatir lagi karena Mama dan Papa tidak akan bertengkar lagi.
Saat dikamar ponselku berbunyi dan kulihat ada nama Nathan disana. Tadi pagi dia sudah menelpon ku saat dirumah Lizi, sekarang nelpon lagi. Tumben.
Tanpa berpikir panjang aku langsung menggeser layar ponselku dan mendekatkan ke telingaku.
"Hallo"
"Hai"
"Ada apa Nath?"
"Gak, gue cuman mau telpon nan sama lo. Ganggu ya?"
"Gak ko" hening. "Hmm gimana hubungan lo sama Summer?" tanyaku ragu. Tapi entah kenapa perasaan ku biasa saja saat bertanya seperti itu.
"Baik" jawabnya singkat. Dan aku bisa mengerti kalau Nathan tidak mau ngebahas soal itu.
"Oh bagus deh"
Hening lagi.
"Cass,"
"Iya?"
"Apa lo ikut ke Jogja?"
"Iya, lo?"
"Ikut dong" jawabnya semangat.
"Hmm si Summer ikut juga kan?"
"Hm. gak tau deh"
"Kok gak tau?"
"Ya emang kenapa? apa gue harus tau tentang dia gitu?" Ada nada jengkel dari Nathan.
Aku menghela napas, "Ya gak juga sih. Yaudah gak usah sewot gitu dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Dla nastolatków-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...