WD #6

157 9 0
                                    

*Cassy's Pov

Aku duduk di bangku taman belakang sekolah. Minggu depan tim basket sekolahku akan melawan tim basket sekolah unggulan. Pastinya Nathan akan berlatih dengan giat. Dan pasti aku tidak akan bertemu Nathan lagi. Ugh! berpikir apa aku ini. Justru ini hal bagus kan? Aku semakin bisa menjauh darinya, dan pasti Summer akan senang dengan itu.

"Hey" Panggil sebuah suara dari arah kanan. Aku mendengarnya, namun aku tidak menoleh. Aku rasa suara itu bukan memanggilku. Masih fokus memandangi Nathan yang terlihat begitu hot memakai kaos basket. Memperlihatkan otot lengannya. Senyuman yang manis dan....

"Hey" Suara yang sama membuatku menoleh saat ia menyentuh pundak ku.

"Dipanggil malah diem" Ucapnya sambil duduk disebelahku.

"Maaf" Ucapku seraya gugup.

"Lagi ngeliatin siapa sih?" Tanyanya dengan nada geli. Ia duduk disampingku dengan menggunakan kaos basket.

Aku menggeleng, tidak mungkin aku jujur. Pasti dia akan menertawakan ku.

"Liatin Nathan ya?" Tebaknya.

"Gak kok, lo kenapa gak latihan? Kan minggu depan udah mau tanding" Ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Santai aja sih, kita kan udah pada jago semua" Ucapnya dengan bangga.

"Hmm oke deh gue percaya. Awas ya kalau sampe kecewain"

Dia hanya tertawa. Aku menelusuri wajahnya, saat dia menoleh ke arahku. Mata kami bertemu. Dan saat itu aku mulai tersadar akan sesuatu, ya mata hazel itu. Mata hazel yang ada di mimpiku waktu itu, yang membuatku akhirnya terlambat datang ke sekolah. Mata hazel yang sama, aku yakin tidak salah.

Dan sekarang mata hazel itu menatapku, didepan wajahku. Dia... Evan.

"Lo kenapa bengong sih?"

Lamunanku terbuyar, yaampun jadi waktu itu aku memimpikannya?

"Eh lo kenapa?" Tanyanya sambil menyenggol bahuku pelan.

"Gak apa apa ko,"

Dia hanya mengangguk, "Woy dicariin malah berduaan disini" Ucap seseorang yang ku tebak kalau dia kembarannya Evan. Jelas saja, mereka sangat mirip. Hanya gaya rambut yang dapat di bedakan.

"Kangen lo nyariin gue" Ucap Evan sambil nyengir gak jelas.

"Gila aja. Setiap hari ketemu, satu rumah pula ngapain gue kangen sama lo. Yang ada gue bosen liat lo mulu"

Evan hanya tertawa, aku pun juga ikut tertawa. Lucu juga mereka.

"Ayo latihan" Ajaknya sambil berlalu.

"Yaudah gue latihan dulu ya, See you Cassy"

"Sip"

**

"Eh Cass liat anak basket latihan yuk di lapangan belakang" Ajak Lizi saat kami di depan loker.

"Lo aja yang liat, gue langsung pulang aja ya" Ucapku setelah mengunci pintu loker.

"Yaah Cassy, ayo dong please" rengeknya sambil menarik narik lengan baju ku.

Aku takut jika bertemu dengan Summer, ya aku memang gadis pengecut. Sangat pengecut lebih tepatnya. Tapi selagi ada Lizi aku aman, Pasti dia bakalan belain aku kalau Summer macem macem. hihi

Aku menghela napas dan mengangguk, kalau pun aku tetap menolak pasti Lizi akan mengoceh sepanjang jalan karena gak bisa liat idolanya latihan basket.

Sampai dilapangan belakang aku dan Lizi langsung mencari tepat aman untuk melihat. Ternyata banyak juga yang liat latihan basket, kebanyakan perempuan tentunya. Baru latihan aja udah banyak beguni, gimana kalau udah tanding?. Pasti desak dedakkan kaya nonton konser. Secara yang bermain itu lelaki ganteng semua. Tak heran jika para perempuan histeris saat melihatnya, dan pasti akan meluangka banyak waktu hanya untuk melihat itu. Ku dengar dengar lawan sekolah ku juga tak kalah ganteng, sayang saja waktu tahun lalu aku gak hadir karena ada halangan.

Lizi tak henti hentinya histeris saat Nathan memasukan basket ke dalam ring. Aku juga histeris, tapi dalam hati. Gak biasa teriak seperti itu di tempat umum. Aku kan pemalu, mana berani aku seperti itu.

"Yeay masuk lagi!!" Teriak Lizi untuk kesekian kalinya sambil bertepuk tangan girang. Aku hanya memutar kedua bola mataku saat melihatnya. Aku juga kagum dengan cara Nathan memasukkan bola ke dalam ring, benar benar cool. Di tambah keringat yang terus bercucuran dari pelipisnya, namun tidak sedikit pun menghilangkan ke gantengnya.

Pandanganku beralih melihat Evan, ia juga sama gantengnya dengan Nathan. Gak nyangka juga di sekolah ini ada cowok seganteng mereka.

Seulas senyuman dari jauh tertangkap oleh pandangaku, Evan tersenyum ke padaku? Kepadaku?

Mungkin ini salah. Kemudian Evan kembali bermain, merebut bola dari Nathan dan berhasil memasukan ke ring.

Ku edarkan pandanganku ke lain arah, dan sialnya mendapatkan Summer yang bersorak ria kepada Nathan. Memberi semangat yang tak henti hentinya. Aku sedikit bosan. Namun ketika melihat Nathan rasa bosan itu menghilang. Sehari ini aku tidak berbicara dengannya, dia sangat sibuk untuk bertanding nanti. Aku ingin sekali hadir untuk minggu depan. Tapi batinku berkata tidak.

***

vomment please

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang