2 minggu kemudian...
Disebuah taman terdapat seorang gadis yang tengah duduk diatas rumput sembari mengetuk-ngetuk kepala pulpen ke sebuah buku di pangkuannya. Ya, dia sedang menunggu orang yang katanya ingin bertemu dengannya di taman itu.
Cassy sesekali melirik jam tangannya dan terus bergumam kesal karena orang itu tidak datang juga.
30menit kemudian, datanglah seorang lelaki berpakaian bebas yang berlari kearah Cassy.
"Sorry lama" ucapnya sambil ngos-ngossan dan duduk disamping Caasy.
Gadis itu menoleh dan memutar kedua bola matanya, "Kemana aja sih lo?" tanyanya ketus.
"Sorry Cass, tadi gue kumpul dulu bentar sama anak lain" jawabnya sambil membuka tutup botol dan meminum isinya.
"Terus yang lain kemana?" tanya Cassy lagi.
Evan, menutup tutup botolnya dan meletakan di sampingnya. Ia menoleh kearah Cassy seraya berkata, "Gak tau, masih ada urusan kali"
Cassy hanya mengangguk saja. Ia mengeluarkan amplop putih panjang dan mengeluarkan isinya.
"Ternyata nilai gue gak terlalu buruk juga ya" ucap Cassy sambil menyodorkan kertas itu ke Evan.
"Sama gue juga. Gue kira nilai gue bakal jelek"
Mereka sudah menerima surat kelulusan dari sekolah. Dan mereka juga bersorak girang saat tau kalau mereka semua lulus 100%.
"Lo kan nyontek pas ngerjain UN" ejek Cassy.
"Enak aja lo, kita kan beda ruangan. Mana lo tau"
Cassy tertawa, "Ya tau lah.. muka-muka kaya lo tuh emang rajanya nyontek"
"Serah lo deh" Evan langsung cemberut dan memasukan amplop itu kedalam tasnya.
Kemudian gerakan tangannya berhenti saat melihat amplop merah di dalam tasnya. Seketika ia mengingat sesuatu. Ia mengambil amplop merah itu dari tasnya.
"Amplop apa itu?" tanya Cassy saat ia menoleh ke arah Evan.
Sekilas Evan melirik Cassy yang menatapnya dengan tanya.
"Dari Nathan, buat lo" jawabnya sambil memberi amplop itu kepada Cassy.
Awalnya gadis itu tampak bingung. Namun setelah ia melihat mata Evan, ia yakin kalau Evan tidak berbohong.
"Buat gue?" tanyanya untuk memastikan. Dan Evan menjawab dengan anggukkan.
Cassy mengambil amplop itu dan melihat bagian depan amplop.
Dear Cassy Talitha
Sekilas senyuman tipis terukir di wajah Cassy. Ia mulai mengambil surat itu dan membukanya.
Hay Cassy.. gimana kabar lo? gue harap kabar lo baik. Kabar gue juga baik ko. Hehe
Gak nyangka sekarang kita udah lulus dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Maaf ya Cass kalau gue gak pamit secara langsung sama lo, kalau gue udah pindah keluar kota karena keinginan orang tua gue. Gue udah gak bisa nolak permintaan mereka.
Oh iya pembicaraan kita waktu di Jogja jangan sampai lupa ya. Gue juga masih inget kata-kata lo waktu disana. Intinya kita gak boleh jadi musuh.
Satu lagi, lo harus tetap tersenyum. Lo cantik kalau lagi senyun.
Maafin kesalahan gue..
Kepergian gue ini semoga bisa nyembuhin rasa sakit di hati lo. I will always love you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Teen Fiction-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...