"hey" sapa cowok yang ada dihadapanku.
Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya, mata hazel itu...
"Hey" balasku.
Dia menggenggam tanganku erat, menatap mataku dengan lembut. Aku merasa jarak kami semakin dekat...semakin dekat.. dan..
"Caassssyyyyy" Suara itu membuatku terbangun dari tidurku.
Yaampun ternyata cuman mimpi. Aku mengusap wajahku gusar dan mengucek mataku beberapa kali. Kemudian aku melihat jam yang berada di atas nakas.
Seketika mataku membelalak, "Hah! jam 7! aku teelaaatt"
Aku langsung loncat dari atas ranjangku dan bergegas ke kamar mandi. Sesekali aku mendengar mama yang teriak dari lantai bawah.
Setelah merasa diriku rapi aku menyisir rambutku. Melihat diriku di pantulan cermin, yang tadi cuman mimpi? kenapa bisa aku mimpi seperti itu?
Aku langsung mengambil tasku dan turun kelantai bawah dengan cepat. Sampai diruang tamu langkahku terhenti saat melihat mama yang tengah berbicara dengan... Nathan?
Aku menghampiri mereka berdua, "Eh ada Nathan?"
Mereka berdua langsung menoleh ke arahku, "Eh udah bangun ya?" Cibirnya membuatku malu.
"Yaudah tan, Nathan berangkat dulu ya" Ucapnya sambil menyalami punggung mama.
Aku mengikutinya dan langsung berlari keluar.
"Buru buru banget sih" Ucapnya santai.
"Gimana gak buru buru, kita udah telat. Lagian ngapain lo kesini?" Ucapku dengan napas ngos-ngossan.
"Gue mau jemput lo, ternyata lo belum bangum yaudah gue tungguin. Nyokap lo udah bangunin tapi lo malah kebo" Ucapnya sambil senyum mengejek.
Aku medengus kesal, gara gara mimpi itu jadi kesiangam deh.
"Yaudah ayo berangkat" Ucapku tergesa gesa dan masuk ke dalam mobil tanpa di perintah Nathan. Gak sopan memang aku, tapi ya mau gimana lagi? Udah telat.
***
*Author's Pov
"Besok kalian jangan sampai telat lagi. Mengerti!" Tegas pak Ahmad selaku guru piket, ia akan menghukum murid yang telat.
Ini adalah awal untuk Cassy karena keterlambatannya. Sementara Nathan, sebelumnya ia pernah telat seperti ini. Mereka berdua mengangguk bersama dengan napas yang tidak beraturan, karena sehabis lari memutari lapangan sebanyak 5 kali.
"Baiklah kalian boleh masuk ke kelas" Lanjut pak Ahmad kemudian.
Lalu mereka berdua pergi meninggalkan lapangan dengan jalan perlahan.
"Eh mau kemana sih?" Tanya Gaby.
"Mau ke toilet, ikut yuk" Ajak Summer. Gadis yang bernama Gaby mengangguk setuju.Mereka berjalan menuju toilet sambil bercerita, namun langkah Gaby berhenti saat melihat dua pasang mata sedang asyik berbicara di lorong.
"Kenapa berhenti sih?" tanya Summer bingung menatap temannya.
"Itu liat deh" Tunjuknya ke arah Nathan dan Cassy.
Summer mengikuti arah yang diberi Gaby, lalu ia membulatkan matanya dan menatap nanar ke arah Cassy.
"Gak ada kapok nya tuh anak, udah di bilangin jangan deket Nathan masih aja deket" Gumam Gaby penuh amarah.
"Mau apa sih tuh anak! liat aja nanti" Ucap Summer penuh amarah.
Ia tersenyum miring saat ide jahat muncul di dalam kepalanya yang mungil. Apa lagi yang akan dilakukannya? Tidak bosan bosannya Summer mencari cara untuk menjauhkan Cassy dari Nathan.
Dia selalu berpikir Nathan itu miliknya. Bukan orang lain, atau siapapun.
"Udah ah ke toilet yuk" Ajakknya.
***
Besoknya para murid berkumpul dilapangan. Ada sedikit pengumuman yang akan disampaikan oleh kepala sekolah. Ketika semua murid sudah berkumpul dan membuat barisan rapi, pak kepala sekolah siap memberitahu informasi.
"Baiklah anak anak Bapak ingin menyampaikan sedikit informasi kepada kalian" Ucapnya tenang.
"Ada info apa sih? kenapa gak di tempel dimading aja" Dumel seorang cowok.
"Tau nih, kan panas siang siang suruh baris. Harusnya pulang" Ucap cowok disebelahnya.
"Minggu depan sekolah kita akan ada pertandingan basket dengan sekolah unggulan. Dan untuk Tim basket, persiapkan diri kalian untuk minggu depan. Bapak berharap sekolah kita tahun ini akan mendapatkan juara lagi" Lanjutnya yang dimeriahkan sorakan para murid.
Tahun lalu tim basket dari sekolah itu telah mendapati juara pertama melawan sekolah unggulan.
"Baiklah hanya itu yang dapat Bapak sampaikan" Ucapnya mengakhiri.
Kemudian para murid langsung masuk ke kelas untuk persiapan pulang.
Disisi lorong terdapat Summer and the girls yang sedang asyik berbincang.
"Gue punya rencana nih" Seru summer dengan suara perlahan.
Dua teman lainnya merapat ke arahnya, "rencana apa?" Tanya Lauren yang penasaran.
"sini deketan nanti ada yang denger" Ucapnya.
Kemudian Summer membisikan sesuatu yang setelah itu membuat Gaby dan Lauren tersenyum sambil menganggukan kepala mereka. Lalu mereka melonggarkan jarak antara mereka dan berlalu pergi meninggalkan sekolah itu dengan senyum yang sulit di baca.
***
vomment please
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Teen Fiction-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...