"Mereka jadi tunangan?" pertanyaan itu terlontak begitu saja dari mulut Cassy.
Gaby hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.
"Ayo yang sudah makan, ibu akan memberikan kunci kamar kalian" teriak pak Nova.
Kunci kamar akan dibagikan sesuai tiket yang sudah di miliki anak-anak. Dan setiap kamar dinamani nama bunga untuk perempuan, dan nama buah untuk kamar lelaki.
"Kamar delima... kamar mawar... Kamar melati... kamar lily..."
Saat disebut kamar lily, Lizi mengambil kunci itu dan mengajak Cassy untuk langsung ke kamar.
"Gue duluan ya Gab" ucap Cassy seraya pergi meninggalkan Gaby seorang diri.
Diperjalanan menuju kamar yang terletak dilantai dua, Cassy tidak mau pusing memikirkan soal pertunangan Nathan dan summer. Ia sudah merelakan Nathan, walau tidak sepenuhnya.
"Kita sekamar sama siapa aja?" tanya Cassy saat mereka didepan kamar.
"Eh Lizi.. lo kamar lily kan?" tanya seorang cewek yang diikuti tiga cewek lain dibelakangnya.
"Iya lo juga?" tanya Cassy kepada Arin.
"Iya, kita sekamar" jawabnya sambil senyum.
"Yaudah lah masuk yuk, ngantuk nih gue" Risa mulai mengeluh.
Lizi membuka pintu dan mereka masuk.
"Kok ada ruang tamu gini ya?" tanya Stefa saat mereka sampai didalam.
"Kayanya satu ruangan ini ada dua kamar deh. Tuh kamar kita, kamar lily no.18" ucap Cassy.
"Iya kayanya, terus yang kamar lily no.17 siapa punya?" tanya Arin sambil menunjuk kearah pintu disebelahnya.
"Eh eh kamar lily no.17 dimana sih?" tiba-tiba seorang gadis masuk dengan dua orang teman lainnya.
"Ini" tunjuk Lizi kearah pintu yang gadis itu maksud.
Gadis itu menoleh dan tersenyum, "Oh iya, thanks ya. Yuk guys kita masuk" ajak gadis itu kepada dua orang temannya.
"Yaudah yuk kita masuk juga udah mau jam 3 nih, jam 6 kita udah bangun pagi terus jalan lagi" ajak Arin dan akhirnya mereka masuk.
Kamar yang mereka tempati cukup luas dan terdapat tiga tempat tidur dengan salah satu dari tempat tidur itu ada dibagian bawah. Jadi bisa dibilang kamar itu punya empat tempat tidur, ditambah satu kamar mandi, sebuah lemari di ujung ruangan, meja panjang yang dibawahnya terdapat laci untuk menyimpan barang-barang kecil, sebuah tv, dan tak lupa lampu tidur. Berbeda dengan kamar lily no.17, hanya mempunya dua tempat tidur, dan selebihnya sama.
"Gue tidur disini ya"
"Gue disini"
"Gue disini pokoknya titik"
"Kita disini aja ya Liz" ucap Cassy sambil menujuk tempat tidur di bagian pojok. Disamping tempat tidur mereka, ada dua tempat tidur dan satu tempat tidur dihadapan mereka.
Setelah mereka selesai beres-beres, kemudian mereka pergi tidur walau hanya dua jam saja tidur. Tapi itu sudah cukup untuk mereka.
**
"Eh bangun kita mau jalan ke Candi Prambanan" teriak Arin ketika jam menunjukkan pukul 5:30.
Yang lain menggeliat saat mendengar teriakan Arin. Mereka langsung bangun dan bergegas mandi, setelah selesai semua mereka semua turun kelantai bawah untuk sarapan. Meski mereka masih ngantuk tapi semua itu akan terganti ketika sampai di Candi Prambanan.
Setelah selesai sarapan mereka langsung menuju bus dan tak lama satu per satu bus berlalu menuju Candi Prambanan.
Saat sampai para murid langsung berjalan cepat menuju Candi. Tak lupa ada yang mengabadikan itu dengan berfoto diCandi dan sebagainya.
"Eh si kembar kemana ya?" tanya Lizi sambil celingak-celinguk kesegala arah.
"Tau nih, cepet banget ilangnya"
"Eh itu dia... tapi sama Nathan" ucap Lizi sambil menunjuk kearah ketiga cowok yang berjalan menghampiri mereka.
"Hai maaf ya nunggu lama" ucap Evan sambil mengalungkan kamera ke lehernya.
"Iya... panas tau kulit gue bisa item deh" keluh Lizi sambil mengibas-ibas tangannya ke leher.
"Mau item aku tetep suka kok sama kamu" goda Avan yang dihadiahi tawa oleh para temannya.
"Yaudah yuk kita kesana. Kayanya bagus tuh buat foto-foto" suara Nathan membuat semuanya menoleh kearah tempat yang ia tunjuk. Dan mereka setuju.
Walau sangat panas karena mereka sampai disana siang, tapi tidak melunturkan semangat mereka ketika berjalan menjelajah Candi tersebut.
"Cassy lo haus gak?" tanya Nathan tiba-tiba saat mereka duduk ditepi Candi.
Cassy menoleh, "Eh? iya gue haus nih. Gak bawa minum"
"Nih" Nathan menyodorkan sebotol minum kearah Cassy. Awalnya gadis itu ragu tapi karena ia haus jadi ia ambil botol itu.
"Thanks" ucapnya. Nathan membalas dengan senyuman.
Cassy meminum hingga habis setengah botol. Setelah itu ia menutup botolnya dan menaruhnya disampingnya. Disebelahnya Nathan terdiam sambil mengarahkan ponselnya diam-diam kearah Cassy.
Dikehitungan ketiga bunyi suara kamera terdengar dan sontak membuat Cassy terdiam. Ia menoleh.
"Lo foto gue ya?" tanya nya.
Nathan hanya nyengir tanpa dosa.
"Nath apus gak, jelek tau" pintanya.
"Gak akan. Lo dari samping aja udah cantik Cass"
"Gombal" ucapnya ketus.
Nathan hanya tertawa. Dan tak lama Cassy juga ikut tertawa. Ia gak menyangka kalau ia akan melihat Nathan tertawa, berada disamping Nathan, tanpa ada Summer yang menganggu.
Dikejauhan sepasang mata menatap mereka dengan tatapan tidak suka.
"Woy ngelamun aja sih, ayo fotoin kita lagi" suara Avan membuyarkan lamunan Evan.
"Kalian foto-foto aja sendiri deh, gue cape" ucapnya sambil menyodorkan kamera nya kearah Avan.
"Kenapa sih bro?" tanya Avan serius.
Kedua mata Evan menatap kearah dua sejoli yang masih asyik bercanda.
"Lo cemburu? makanya cepet nembak"
Evan mendengus dan memutar kedua bola matanya, "Berisik lo ah"
ucapnya sambil berlalu pergi.Melihat kebersamaan itu membuat hati Evan terasa teriris dan menimbulkan rasa perih yang teramat. Ia melangkah agak menjauh dari penglihatan Cassy maupun Nathan. Ia ingin sendirian. Ia keluar dari Candi Prambanan dan menuju kesebuah taman disana. Ia duduk dan mengingat kebersamaan Nathan dan Cassy.
Apa mungkin mereka akan kembali bersama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
أدب المراهقين-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...