Cassy Oh Cassy" Sapa Lizi, sahabat karibku yang lebaynya minta ampun.Aku menoleh ke arahnya, "Ada apa Liz?" Tanyaku.
Gadis berkepang satu itu duduk disamping ku, "Kamu udah kerjain pr Biologi belum? Tau sendiri kan kalau belum kerjain pr yang hampir buat kita gila itu pasti bakalan dapat hukuman dari Pak Rudi. Gak kebayang deh" Ucapnya sambil sesekali memegang kepalanya yang seolah-olah seperti banyak masalah.
"Aku udah, mau liat gak?" Tawarku berbaik hati.
"Mau sekali" Jawabnya dengan puppy face andalannya. Aku hanya terkekeh pelan dan memberinya buku pr ku. Dengan semangat Lizi langsung mengerjakannya.
"Ke kantin yuk Cass" Ajak Lizi yang langsung menarik tanganku.
Sampai di kantin aku mencari tempat kosong dan kami pun duduk sambil membawa pesanan kami.
Baru beberapa suap nasi yang masuk ke mulutku, tiba tiba air telah membasahi sebagian baju seragamku.
"Opss sorry sengaja" Terdengar suara ejekkan yang membuatku menoleh ke arahnya.
"Summer apa banget sih lo!! nyiram Cassy kaya begini" Suara tinggi Lizi membelaku, ia berdiri dari bangkunya dan mendorong bahu Summer kencang.
"Eh harusnya lo bilangin ya sama temen lo yang ganjen ini, jangan pernah deket deket sama Nathan!" Ucapnya penuh amarah.
"Ye emang kenapa kalau Cassy dekat sama Nathan? Dia bukan cewek ganjen kaya lo ya" Ucap Lizi tak mau kalah.
"Udah Liz" Ucapku akhirnya. Aku berdiri dan langsung mengaja pergi Lizi dari tempat itu. Terdengar tawa yang hampir melingkupi isi kantin saat aku berjalan cepat menuju toilet.
*
"Gue gak nyangka deh bisa bisanya si Summer nyiram lo kaya begini" ucap Lizi yang ternyata masih kesal.
Aku hanya bergidik bahu sambil berjalan menuju lokerku, seperti biasa menaruh sebagian buku ku.
Aku membalikkan tubuhku dan berhenti saat matanya menatapku."Nathan" Gumamku pelan.
Cowok itu menghampiri ku dengan kaos basket yang melekat di tubuhnya. Aku rasa setiap jam pulang sekolah mereka selalu berlatih basket.
"Hey" Sapanya.
"Hey juga Nathan" Sapa Lizi sambil senyum tak jelas.
"Mau pulang ya?"
Aku mengangguk diikuti Lizi. "Mau anter kita ya" Ucapnya tanpa rasa malu.
"Liz jangan gitu dong" Bisik ku kepadanya.
"Pengennya sih gitu, tapi gue pengen lo temenin gue latihan basket dulu" Ucapnya ke arahku. Aku hanya diam tak langsung menjawabnya.
"Wahhh tuh lo temenin gih sana" Bisik Lizi
"Tapi Liz lo kan tadi liat kalau si sum-"
"Udah gak usah pikirin si ganjen itu" Bisiknya yang membuat Nathan jadi bingung sendiri.
"Yaudah gue pulang duluan aja ya udah di jemput ni. Bye Cass bye Nath" Dustanya seraya pergi. Aku tau kalau Lizi tidak di jemput oleh siapapun.
Akhirnya aku mengangguk dan mengikuti Nathan ke lapangan basket yang berada di belakang sekolah. Aku duduk di dekat koridor sekolah, dan memperhatikan Nathan cs yang berlatih basket. Tak salah jika cowok itu di tunjuk sebagai ketua tim basket, bermainnya sangat bagus. Aku kagum kepadanya.
Aku heran kenapa Nathan mengajak pulang bareng dan menemaninya berlatih. Padahal ada Summer yang setiap detik ada di dekatnya. Teringat Summer, aku tidak melihat gadis itu sedari tadi. Terakhir aku lihat saat di kantin itu. Aku jadi waspada jika dekat dengan Nathan, tapi kalau nolak ajakkan Nathan aku juga tidak enak.
"Yuk pulang" Ajaknya saat dia sudah selesai berlatih.
*
"Thanks ya Nath" Ucapku saat keluar dari mobilnya.
"No problem Cass" balasnya sambil tersenyum.
Aku membalikkan tubuhku setelah melambaikan tangan ke arahnya.
"Tunggu deh" Ucapnya, aku berhenti sekaligus berbalik dan menatapnya.
"Baju lo kenapa? Kaya abis kesiram gitu?" Tanyanya sambil memperhatikan seragamku yang masih terlihat basah.
"Oh ini gak apa apa ko tadi pas lagi minum ada yang gak sengaja nyenggol gue, terus tumpah deh" Dustaku.
Nathan hanya mengangguk dan memberi isyarat untuk pulang. Setelah ku lihat mobilnya hilang di balik tikungan, aku langsung masuk ke rumah dan berlari menaiki tangga setelah itu masuk ke kamarku. Segeralah aku mengganti seragamku dengan kaos oblong, setelah itu aku menjemurnya di balkon kamarku.
"Untung aja kesiram air putih" Gumamku.
Aku langsung masuk ke kamar dan membaringkan tubuh ku ke ranjang. Mencari posisi nyaman dan setelah itu aku memejamkan mataku.
Kurasa hari ini aku beruntung.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Fiksi Remaja-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...