WD #11

122 7 0
                                    

#Author's Pov

"Cassy bangun" Terdengar suara samar di telinga Cassy. Ia yang belum sepenuhnya sadar, mulai membuka matanya perlahan. Ia menoleh kearah kanan dan melihat Lizi dengan wajah khawatir sambil memegang tangannya.

Cassy mengelus keningnya yang masih terasa sakit. Ia masih sedikit pusing.

"Ini dimana?" Tanyanya saat kesadarannya sudah mulai pulih.

"Lo ada di ruang UKS" Jawabnya.

Cassy mencoba bangun di bantu oleh Lizi. Ia duduk dan terdiam, membuat Lizi bingung. Lizi berpikir kalau setelah ini Cassy akan lupa ingatan.

"Kok bisa, emang gue kenapa bisa masuk ruang UKS?" Tanya Cassy dengan polos.

"Lo lupa ya Cass? Apa lo sekarang lupa ingatan? Yaampun Cass berarti lo udah gak inget gue lagi dong" Ucap Lizi dengan histeris. Namun Cassy hanya menatapnya bingung.

"Apaan sih Liz, gue gak lupa sama lo" Ucapnya yang membuat gadis di sampingnya bernapas lega.

"Terus gue kenapa bisa disini?"

"Tadi lo kena bola Cass"

Cassy terdiam, mencoba mengingat kejadian yang dikatakan oleh Lizi barusan. Kemudian ia mengangguk tanda ia mengingat semuanya.

Gadis itu menoleh dan berkata, "Terus pertandingannya udah selesai?"

Lizi menjawab dengan anggukkan, membuat Cassy membulatkan matanya. Sudah berapa lama ia pingsan seperti ini? Selama itukah.

"Gue pingsan lama banget ya Liz? Kok udah selesai aja" Ucapnya dengan nada frustasi.

"Ya begitu deh, si Nathan sampe bulak-balik kesini cuman buat liat kondisi lo, Tapi lo nya belum sadar juga. Dia khawatir banget loh" Ucap Lizi.

Cassy menatap kearah sahabatnya dengan pandangan gak percaya. Tanpa sepengetahuannya Nathan sudah bulak-balik beberapa kali hanya untuk melihat kondisinya. Cassy langsung mengusap wajahnya perlahan. Ia merasa menyesal karena gak liat acara pertandingan itu sampe habis. Dia juga bingung kenapa bisa ada bola yang mendarat di keningnya. Siapa sih yang lempar bola sampe sejauh itu.

"Cass" Panggil Lizi.

"Liz, yang menang siapa? Duh gue nyesel deh gak nonton sampe habis" Ucapnya sambil mengguncamg bahu Lizi berkali-kali.

"Ih gak usah goyangin bahu gue juga kali" Ucap Lizi kesal sambil melepas tangan Cassy dari bahunya. Cassy langsung diam sambil tersenyum minta maaf.

"Yang menang tentunya sekolah kita dong" Ucap dengan bangga.

Cassy langsung berteriak sambil memeluk sahabatnya itu, "Wah syukurlah sekolah kita menang lagi" Ucapnya disela-sela pelukkan mereka.

"Iya Cass, yaudah lepasin pelukkan lo deh. Gue rasa gue gak bisa napas nih"

Cassy langsung melepaskan pelukkannya dan cengar-cengir gak jelas. Kemudian keduanya tertawa. Tak lama setelah itu pintu terbuka, masuklah seorang cowok yang masih memakai kaos basket di tubuhnya. Membuat dua gadis didalamnya sama-sama menoleh kearah pintu.

"Cass, lo udah sadar" Suara Nathan diikuti langkahnya yang mendekat kearah tempat tidur, membuat Cassy terdiam dan hanya menjawab dengan anggukkan.

"Gue khawatir banget sama lo, lo gak apa-apa kan? Apa masih pusing? Maaf ya tadi itu temen gue yang gak sengaja lempar bola ke lo. Niatnya mau kearah gue tapi malah meleset" Ucap Nathan cepat dan panjang lebar.

"I-iya gak apa-apa kok Nath, lagi pula gue udah agak baikkan kok" Ucap Cassy pelan.

Tiba-tiba Lizi berdeham beberapa kali sebelum berkata, "Kayanya gue keluar dulu deh, gue mau cari makan" Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Cassy.

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang