#Cassy's Pov
Aku berjalan sembari berpegangan tangan dengan Nathan. Aku merasa jantungku berdetak tak karuan. Ini emang bukan pertama kalinya Nathan pegang tanganku saat berjalan, tapi setiap sentuhan tangan Nathan buat jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Aku lebay? Itu benar.
Saat kami sampai di pelataran parkir, aku menatap Nathan dengan bingung. Iya bingung, apa dia yakin mau nganter aku pulang dengan kaos basketnya?
"Nath" Panggilku saat ia hendak ingin membuka pintu penumpang.
Nathan berbalik dan menoleh kearahku, "Kenapa?"
"Lo yakin mau nganter gue pake kaos basket? Apa gak mau ganti dulu gitu?" Ucapku yang membuat Nathan diam.
Dia melepas genggamannya dariku, "Oh iya ya, yaudah kalau gitu gue ganti baju dulu deh" Ucapnya sambil nyegir.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian ia mengambil tas dari belakang mobilnya dan langsung bergegas ke kamar mandi. Sementara aku menunggu di parkiran. Setelah beberapa menit, akhirnya Nathan kembali dengan pakaian bebas yang melekat di tubuhnya. Nathan terlihat lebih ganteng kalau pake baju bebas.
Ia langsung menaruh tasnya di tempat duduk belakang. Mataku masih gak berkedip ketika melihat Nathan yang ke gantengannya bertambah.
"Cassy!" Suara Nathan membuatku tersadar. Yaampun, pasti tadi itu aku melamun karena melihat Nathan.
"Iya iya kenapa?" Tanyaku sedikit gugup.
"Ko bengong sih? Gue ganteng ya, semua orang juga tau kok kalau gue ganteng. Lo gak usah liatin gue kaya begitu" Ucapnya bangga dan percaya diri.
Duh pasti kedua pipiku bersemu merah karena ketauan liatin Nathan. Aku hanya menunduk sambil tersenyum malu.
"Cie pipinya merah" Ledeknya sambik menoel pipiku. Eh, si Nathan noel noel pipi.
"Ih apaan sih lo, yaudah yuk pulang" Ucapku tanpa menoleh kearahnya dan langsung masuk ke mobil. Malu banget sumpah.
Tak lama Nathan juga masuk ke mobil dan kemudian kami berlalu. Suasana hening menyelimuti kami, aku bingung mau bicara apa sama Nathan. Pikiranku justru ke Summer, aku jadi kasian sama dia.
"Nath" Panggilku pelan.
"Iya kenapa?" Tanyanya tanpa menoleh.
Aku menghela napas, "Kenapa sih lo bersikap jutek gitu ke Summer?" Aku tau pertanyaanku ini gak penting buat Nathan. Aku mengutuk diriku karena salah bertanya sama dia. Seharusnya aku gak usah nanya seperti itu.
Aku melirik Nathan yang masih terdiam. Tatapan matanya sulit dibaca, gak ada tanda-tanda kalau Nathan ingin menjawab atau marah. Matanya tetap fokus ke jalanan. Apa Nathan gak denger aku ngomong ya tadi? Apa dia marah? Duh Cassy pasti setelah ini Nathan gak mau lagi deket-deket sama lo.
Aku memilih diam. Gak mau maksa Nathan harus jawab. Mungkin dia marah dengan pertanyaanku barusan. Duh..
Setelah itu suasana di dalam mobil hening, sampai mobil Nathan berhenti di depan rumaku.
"Makasih" Ucapku dan langsung membuka pintu mobil. "Gue minta maaf tadi udah nanya kaya gitu" Lanjutku sambil keluar dari mobil. Mungkin Nathan belum mau jawab.
Aku turun dan mencoba membuka pintu gerbang rumah."Gak apa-apa kok" Ucap Nathan tiba-tiba.
"Loh lo gak langsung pulang?" Tanyaku heran.
"Gue mau main kerumah lo boleh gak?" Tanyanya. Setelah ini aku bakalan mark tanggal. Nathan mau main kerumah aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dreams
Roman pour Adolescents-SELESAI- Sama sekali aku tidak mengharapkan balasan cinta darimu. Sama sekali aku tidak inginkan kita menjalin suatu hubungan. Karena.... Sudah merasa cukup saat kamu tersenyum, tertawa, bahkan mengobrol denganku. Meski pada akhirnya, Aku memang h...