Clarissa duduk di samping Mark di sofa ruang keluarga di rumah mereka.
Hari ini mereka sedang berkumpul bersama.
Sebenarnya yang meminta untuk berkumpul adalah Jeriko. Katanya ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Sudah lima menit berlalu setelah Jeriko mengatakan niatannya, dan suasana henig tercipta."Apakah kamu yakin dengan keputusanmu?" Tyana bertanya dengan lembut.
Jeriko mengangguk yakin. Terlihat sekali jika dia sudah bulat dengan keputusannya.
"Kamu tahu kami ini adalah keluargamu Jeriko. Apakah kamu berfikir bahwa kami tidak menerimamu? Atau kamu tidak nyaman bersama kami?" Tyana bertanya khawatir. Takut-takut Jeriko merasa tersisihkan.
Jeriko menggeleng ribut. Dia merasa sangat diterima oleh Tyana dan Mark. Jeriko sangat bersyukur untuk itu. Hanya saja dia benar-benar ingin mengambil waktu untuk dirinya sendiri. Jeriko juga ingin memulai awal yang baru. Ia ingin menemukan jati dirinya. Jadi Jeriko memutuskan untuk pergi sejenak.
"Aku tidak berfikir seperti itu Ma, sungguh. Aku pikir aku akan membutuhkan waktu untuk diriku sendiri. Aku ingin mencari jati diriku dan melakukan apa yang aku sukai" Jeriko mengutarakan isi hatinya.
Selama bertahun-tahun Jeriko terkadang tidak dapat melakukan apapun yang benar-benar dia inginkan. Selama ini, Clara selalu mengatur hidupnya. Clara dan Diana juga melarang Jeriko jika apa yang Jeriko lakukan tidak sesuai dengan keinginan mereka. Jadi setidaknya satu kali dalam hidupnya, Jeriko ingin tahu apa yang diinginkan oleh hatinya sendiri.
Tyana dan Jayden pada akhirnya mengangguk.
"Tapi kamu harus ingat jika kamu sudah menemukan apa yang hatimu inginkan dan kamu telah melakukannya tolong ingatlah untuk pulang" Jelas Tyana.
Sebenarnya Jayden dan Tyana agak berat membiarkan Jeriko untuk pergi sendiri. Tapi karena ini adalah keputusan Jeriko, jadi mereka membiarkan saja, mereka hanya mampu mendukung keputusan Jeriko untuk kebahagiaannya. Apalagi saat melihat tatapan penuh tekad di manik mata Jeriko.
"Kamu tidak melakukan ini karena telah di tolakkan ?" Celetuk Clarissa.
Mark, Tyana dan Jayden menoleh kearah Jeriko dengan penasaran.
"Di tolak?" Beo Jayden.
Jeriko menjadi gelagapan.
"Tidak" Jeriko menggeleng ribut.
"Memang siapa yang telah menolaknya?" Mark bertanya penasaran.
"Erika" Jawab Clarissa.
"Siapa Erika?"
"Erika sekretaris Mark?"
Tyana dan Jayden bertanya bersamaan.
Berbeda dengan raut wajah terkejut milik Tyana, raut wajah Jayden terlihat sangat penasaran. Sementara Mark hanya diam walaupun dia juga terkejut. Lebih ke tidak menyangka jika Jeriko ternyata menyukai sekretarisnya sendiri."Tidak" Seru Jeriko dengan wajah memerah.
"Kemana?" Mark bertanya pada akhirnya.
"Italia"
"Kapan kamu akan berangkat?"
Jeriko menatap Papanya. "Setelah pesta pernikahan Mark dan Clarissa Pa"
-
-
"Yakin itu akan berhasil?" Jeriko bertanya dengan tidak yakin.
Wajah Clarissa menjadi masam mendengarnya.
"Tentu saja. Katakan saja itu padanya. Jika nanti saat kamu kembali kamu masih mencintainya aku akan memberikan saran-saran untukmu supaya cintamu berhasil. Lihat buktinya-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
FanfictionMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya. Markhyuck Gs Mature! #...