Ini sedikit dan mungkin ini jeleek.
Halaah
Selamat membaca~
>>>>>>>>>>>>>>
SEKAR POV
Aku hanya ikut tersenyum kecil ketika para ibu-ibu ini sibuk tertawa tidak jelas menceritakan teman yang lainnya. Yap, aku masih bersama mereka, sedang menyantap makan siang yang sebenarnya sudah lewat dari jamnya. Mereka bilang ini seperti quality time sesama guru, melupakan sejenak aktivitas mereka sebagai guru, ibu rumah tangga dan lainnya. Aku lagi-lagi hanya bisa pasrah. Tidak enak juga kalau menolak karena mereka bahkan sudah memesan tempat di salah satu restoran yang menurutku cukup mahal untuk pegawai negeri seperti kami. Tentu saja, aku harus menghemat uangku untuk tidak di belanjakan pada hal-hal tidak berguna, terlebih hanya untuk mengangkat pamor guru yang menurut sebagian orang tidak cocok berada di restoran kelas atas ini.
Padahal kalau dipikir-pikir memang ada benarnya juga, karena dari pada menghabiskan uang untuk hanya masuk ke dalam perut dan hilang di wc, aku lebih memilih untuk menyimpannya, menyiapkan liburan yang sudah lama aku tunggu-tunggu.
"Bu Sekar yakin mau pesen itu aja? Dessert disini enak banget loh bu.." Bu Dian membuyarkan lamunanku, aku mengangguk.
"Iya bu, saya mesen itu aja" Jawabku sesopan mungkin, karena aku lihat mereka cukup banyak memesan makanan. Mulai dari appetizer sampai dessert.
"Sayang banget udah kesini tapi gak nyicip lo bu Sekar, kami sengaja bawa ibu Sekar kesini supaya dapat rekomendasi buat bawa pacarnya ke sini" ujar Bu Titin menambahkan. Aku hanya tersenyum kecil.
"Gak usah bu, nanti kalo sama mau saya pesen lagi"jawabku membuat yang lain hanya mengangguk.
Pacar? Aku bahkan belum kepikiran sampai sejauh itu, membawa pacar ke restoran mewah seperti ini. entahlah, mau membayangkannya saja aku juga tidak tahu dengan siapa.
Tak lama pesanan kami pun sampai, makanan yang entah apa saja namanya tersaja di hadapanku. Mereka terkikik saat melihat makanan itu. aah, kenapa aku sampai mau saja ikut mereka dan terbawa arus ibu-ibu seperti ini.
Aku kemudian memutuskan mengeluarkan ponselku, mengingat aku hanya memesan jus jeruk kesukaanku. Terlibat percakapan lebih jauh dengan mereka juga aku tidak tertarik. Rata-rata mereka hanya menceritakan tentang orangtua siswa, kepala sekolah hingga penjaga kantin. Topik yang cukup tidak bermutu.
Bosan, hanya itu yang bisa aku katakan, sedangkan mereka tidak ada habis-habisnya bergosip. Bukan mau merusak citra guru, hanya saja begitulah nyatanya karena aku juga guru. Melihat kelakuan beberapa temanku kadang aku merasa malu untuk menyandang status seorang guru. Aku memilih mengadarkan pandanganku ke sekeliling restoran, para pengusaha dan anak-anak kuliahan yang memiliku kantong tebal keluar masuk dari restoran ini, tidak ada yang menarik sampai mataku menangkan sosok seseorang yang satu minggu ini kadang masih singgah di benakku. Raikal.
Dia berjalan bersama beberapa laki-laki lain dengan setelan jas lengkap, sesekali bercengkrama hingga duduk di salah satu meja tak jauh dari tempatku. Raikal memperhatikan sekelilingnya membuatku buru-buru membuang pandangan dan menyembunyikan wajahku. Malu? Tidak juga. Hanya saja aku tidak berharap bertemu dalam keadaan bersama ibu-ibu.
Aku tidak tahu hari ini hari apa karena kesialan mengikutiku kemana saja, tadi aku justru baru saja bertemu dengan kekasihnya, Disti dan sekarang aku justru bertemu dengan Raikal. Syukurnya, Raikal sama sekali tidak menyadari keberadaanku. Hei, sejak kapan kehadiranku di sadari oleh orang seperti Raikal.
"Maaf bu, tapi sepertinya saya harus balik duluan."ujarku menghentikan celotehan ibu-ibu ini. aku sudah memutuskan, sebaiknya aku pulang sebelum Raikal melihatku walaupun aku tidak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)
RomanceRaikal Story Spin off dari Me, You, Us, We. Cerita ini di privite untuk menghindari plagiat dan karena masalah web mirror yang belum teratasi. Silahkan follow dulu untuk membaca cerita ini. Terimakasih. Siapa yang menyangka kalau Sekar Arumi akan ke...