Selamat Jumat Berkah semuanya.
Aku udah ngasih tahu ya kalau aku gak bisa nongol sering-sering. Terlebih nih ya, sekarang kerjaan aku nambah 2 kali lipat dari kemaren-kemaren. Jadi aku minta maaf ya.
Happy reading gaes >< dan ingat ini nyebelin...
>>>
"Maaf.." lirih Sekar saat wajah Raikal menjauh. "Maaf.." gumam Sekar lagi membuat Raikal bingung. Raikal kembali menarik Sekar ke dalam pelukannya.
"Tolong jangan minta maaf Sekar." Lirih Raikal di puncak kepala Sekar. Sekar menarik dirinya, menatap ke dalam mata Raikal sambil menahan air matanya yang sudah siap jatuh kapanpun. "Tolong jangan pergi lagi." Rai menatap Sekar penuh permohonan.
Ya, Rai tidak ingin kehilangan Sekar lagi. Dua bulan, baginya sudah cukup dia membiarkan kebodohan menguasai hatinya selama dua bulan ini dan sekarang dia tidak akan membiarkan Sekar pergi lagi. Rai meraih tangan Sekar, menggenggamnya.
"Bukan aku yang pergi, Rai. Tapi kamu." Lirih Sekar seiring dengan air matanya yang jatuh. Raikal menggeleng cepat, menghapus air mata Sekar.
"Aku tahu. Itu kesalahan aku, membiarkan kamu memilih pergi. Jadi tolong, tetap lah tinggal Sekar. Aku-"
"Rai kamu tahu kalau sekarang ada yang berbeda diantara kita, Rai." Rai terdiam, mencoba mencerna maksud kalimat Sekar barusan
"Apa Sekar? Aku tidak melihat apapun yang berbeda dari kita." Sekar kembali menggelengkan, menyentuh pipi Rai dengan tangan bergetarnya.
"Kamu dan aku berbeda, Rai. Ada banyak hal yang tidak bisa kita mengerti satu sama lain. Kita seperti memaksakan semuanya Rai. Aku dan kamu." Lirih Sekar. Rai menjauhkan tangan Sekar dari wajahnya, menatap bingung sekaligus marah ke mata Sekar yang sudah berlinang air mata.
"Kita bisa memulainya lagi, Sekar. Pelan-pelan. Aku tahu kita pasti bisa kalau kamu mau memberikan kesempatan itu. Kesempatan untuk kita." Ujar Rai. Sekar memejamkan matanya, menghapus semua perih dihatinya.
Sekar ingin mencoba, sangat ingin. Hatinya masih milik Rai sepenuhnya. Laki-laki itu sama sekali tidak beranjak sedikitpun dari hati Sekar dan dia tidak ingin membohongi dirinya sendiri kalau dia benar-benar bahagia Rai akhirnya mencintainya. Membalas semua perasaannya. Tapi, ada rasa takut yang sama besarnya dengan rasa bahagia Sekar saat ini.
"Kita mungkin bisa saja mencoba, Rai. Tapi, aku tidak ingin memaksakan apapun lagi." Rai kembali terdiam. Rahangnya tampak mengeras di iringi senyum tipis tergambar di wajah Rai yang tampak pias.
"Aku tahu, Sekar. Aku mengerti." Rai berjalan mundur masih dengan wajah kecewanya.
>
Rai memukul stir mobilnya kuat. Rasa sakit menghinggapi hatinya. Melihat Sekar lagi-lagi menangis untuknya, menangis karena pengakuan cintanya membuat hatinya sakit. Rai tahu, luka seperti apa yang sudah dia torehkan dihati Sekar. Rai mengerti ketika Sekar kembali meragukan hatinya. Harusnya Rai tidak menunggu hingga dua bulan lamanya. Harusnya Rai menyadari perasaannya lebih cepat dan mengejar Sekar lebih cepat.
Semuanya terlambat, Rai tahu. Tapi dia tidak mungkin menyerah sekarang. Rai tahu Sekar masih mencintainya. Sekar masih menginginkannya sama seperti dirinya. Rai hanya perlu berusaha sedikit lagi, meyakinkan Sekar kalau dia sungguh-sungguh dengan perasaannya dan dia sudah menyesali setiap kesalahannya.
"Abang baru pulang?." Disti menghampiri Rai yang baru saja masuk ke dalam rumahnya. Rai mengangguk memilih mengabaikan Disti. Dia tidak ingin berdebat dengan adik kecilnya dan dia tidak sedang ingin mendengar Disti kembali mengungkit kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)
RomantikRaikal Story Spin off dari Me, You, Us, We. Cerita ini di privite untuk menghindari plagiat dan karena masalah web mirror yang belum teratasi. Silahkan follow dulu untuk membaca cerita ini. Terimakasih. Siapa yang menyangka kalau Sekar Arumi akan ke...