Sekar-Raikal 12

15.2K 505 15
                                    

Ada yang kangen?

Ada yang nungguin?

Makasih banyak buat yang udah komen yaa..

Aku mau balas satu-satu sih sebenernya, cuma, tiba-tiba aku bingung terus speechless gitu. 

Hahaha, iya aku tahu itu cuma alibi doang, tapi serius, tanpa mengurangi rasa hormatku sama teman-teman yang udah vote dan komen, aku mengucapkan terimakasih banyak.

Hehehehehe

Cekidot nyok~

>>>>>

SEKAR

Aku bingung, aku marah, aku kesal dan aku merasa di jebak.

"Halo, Dis."sapaku kaku. Disti langsung berhamburan memeluk tubuhku, saat itulah Raikal melepaskan genggaman tangannya padaku. Raikal seolah menjebakku masuk ke dalam kondisi yang membuatku bingung. Disti, aku bisa melihat ada kebahagiaan di dalam senyumnya saat melihat aku lah yang muncul di balik pintu rumah itu.

Aku semakin kesal ketika Raikal justru melongos masuk begitu saja ke dalam rumah itu meninggalkan aku dan Disti yang masih berpelukan. Maksudnya apa coba?!

"Aduh maaf mbak. Aku malah keasyikan meluk mbak Sekar. Masuk yuk mbak, di luar dingin. Si abang gak peka banget ih, gak ngasih jasnya ke mbak Sekar!"ujar Disti lalu menarikku masuk ke dalam rumah. Aku sudah tidak memperdulikan bagaimana interior rumah itu, mataku sudah menatap tajam sosok Raikal yang berdiri dekat sebuah pintu penguhubung sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ma..Mamaaa"panggil Disti begitu aku sudah duduk di kursi tamu. Keadaan ini sungguh membuatku ingin bersembunyi. Disti berteriak entah memanggil mamanya atau mama Raikal.

"Jangan comel, Dis."tegur Raikal yang hanya dihadiahi Disti cibiran. Seketika sebuah pemikiran melintas dikepalaku. Ada yang aneh, dengan senyum menyebalkan Raikal dan binar bahagia Disti. Lalu ada yang aneh dengan teguran Raikal saat gadis cantik ini berteriak memanggil mama.

"Kenapa, Sayang? Loh abang udah pulang? Kok cepet?"seorang wanita cantik separuh baya muncul dari pintu penghubung di ujung ruangan, wanita itu tersenyum lembut pada Raikal.

"Nanti aja mama ngobrol sama bang Rai. Ini kenalin dulu, mbak Sekar ma." Ujar Disti meraih tangan wanita cantik itu, Aku bangun lalu mengulurkan tanganku dan mencium punggung tangan wanita yang Disti panggil mama itu. Aku kaget saat wanita itu menarikku ke dalam pelukannya.

"Sekar ya? Nama kamu cantik, sayang."ujar wanita itu lembut sambil melepaskan pelukannya. Aku tersenyum kaku.

"Saya Lula, mamanya Raikal dan Disti. Tempo hari, makasih banyak ya, Sekar. Sudah bantuin Disti." Aku melongo hebat.

Raikal dan Disti? Saudara?

Aku melirik Raikal sekilas yang dihadiahi cengiran lebar laki-laki tampan itu. Ya Tuhan, ingin sekali rasanya aku berlari keluar dari rumah ini, menyembunyikan rasa maluku pada Raikal, pada Disti karena kebodohanku, karena analisa bodohku tentang hubungan mereka.

"Mbak Sekar?"panggilan Disti seketika membuatku kembali menatap gadis cantik itu yang tengah memandang bingung padaku.

"Sa-saya Sekar, tante."ujarku kaku. Tante Lula tersenyum lalu mengelus lenganku lembut.

"Ayo, duduk. Tante sudah lama minta Rai bawa kamu pulang. Tante pengen kenal." Tante Lula memilih duduk disampinngku sedangkan Disti di hadapanku, dan Raikal duduk di samping Disti.

"Rai gak pernah bilang tante." jawabku kaku lagi membuat tante Lula tersenyum ramah.

"Jelas aja mbak. Bang Rai selalu bilang, Sekar itu sibuk ma. Rai juga. Gitu mbak."ujar Disti menirukan suara Raikal membuatku tersenyum.

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang