Aku gak tahu kenapa judul babnya malah itu. Yasudah sih, biarin aja ya.
Karena masih ada manis-manisnya sih pasangan ini. Hohohoho
Happy Reading :')
>>>>
Raikal menggeram kesal begitu kembali ke kamar Sekar setelah menerima telpon itu. Sekar yang masih asyik menonton hanya menatap Raikal bingung sampai laki-laki itu kembali duduk di sampingnya, menyandarkan kepalanya ke sofa.
"Kenapa Rai?" tanya Sekar setelah mendiamkan Raikal yang sepertinya tidak tertarik untuk melanjutkan acara nonton bareng mereka. Raikal menghela nafas panjang.
"Tiara barusan telpon bilang kalau Pak Yudha mau pertemuan kami dipercepat." Sekar terdiam. "Besok aku harus ke Bandung. Kayaknya ada masalah sama kontrak yang mereka setujui." Lanjut Rai ketika tidak ada tanggapan dari Sekar. Sekar berdehem singkat lalu tersenyum pada kekasihnya.
"Jadi liburan kita udah abis dong?" tanya Sekar sedikit merajuk. Raikal menoleh pada kekasihnya, lalu menngelus penuh sayang kepala Sekar.
"Kita lanjut di Bandung aja gimana?"
"Gak mau!" itu suara Disti yang baru saja keluar dari kamar mandi. Sontak Raikal dan Sekar menoleh kepada gadis bawel itu.
"Kenapa, Dis?" tanya Raikal.
"Liburan kita masih sampai Lusa bang. Disti juga belum keliling nyari oleh-oleh. Pokoknya Disti gak mau ke Bandung besok!" protes Disti. Raikal menghela nafas panjang.
"Tapi abang gak mungkin ninggalin kamu sendiri di sini Dis. Papa bisa ngamuk sama abang."
"Kok sendiri Rai? Kan ada aku yang nemenin Disti di sini." Ujar Sekar membuat Raikal menggeleng cepat.
"Gak bisa sayang. Kamu harus ikut kemanapun aku pergi. Oke?"
"Yaudah, kalau gitu mbak Sekar sama abang pulang duluan aja. Sayang duit bang, kita udah booking hotelnya. Disti gak mau rugi."
"Ada juga abang yang rugi, Dis." Tegur Raikal.
"Terserah. Pokoknya Disti gak mau pulang besok. Disti masih mau jalan-jalan di sini dulu. Mbak Sekar mau tetap tinggal sama Disti atau ikut abang nih?" tuntut Disti membuat Sekar terdiam. Kenapa sekarang Sekar harus memilih? Bukannya Rai sudah memintanya untuk ikut kemanapun Rai ikut?
"Dek, Sekar ikut abang. Ini kan liburan abang sama Sekar. Kamunya aja yang kabur dari Nico sok ikutan liburan juga." Sekar tersenyum. Entah kenapa saat melihat Raikal dan Disti saling berdebat seperti ini.
"Ih abang. Siapa bilang aku kabur dari Nico. Abang sok tahu!"
"Udah ngaku aja. Nico nanyain kamu sama abang. Dia bilang 'bang, Disti sama abang gak? siapa tahu abang salah bawa' gitu dek!" Disti mencak-mencak lalu menarik tangan Raikal brutal dan menjambak rambut abangnya kesal.
"Sejak kapan sih abang jadi nyebelin kayak Bang Niell?. Udah pulang abang sana. Disti mau tidur!" ketus Disti setelah berhasil mendorong tubuh besar Raikal. Sekar ikut bangun, ingin menenangkan Disti tapi Sekar juga ingin tahu kenapa Disti tiba-tiba ikut liburan bersamanya.
Disti meninggalkan Raikal yang masih terus menggodanya, Sekar lalu menghampiri kekasihnya itu dan memukul lengan Rai cukup keras.
"Aduhh, kok aku dipukul sih?" protes Raikal.
"Kamu emang nyebelin kayak yang Disti bilang." Tegur Sekar membuat Raikal tertawa kecil.
"Aku becanda, sayang."
"Kelewatan, Rai. Yaudah, kamu balik ke kamar ya. Aku mau nenangin Disti dulu." Sekar merapikan rambut Rai yang berantakan setelah aksi dorong dengan Disti tadi, Disti jelas sempat menjambak rambut abangnya itu. Brutal memang, tapi Sekar suka cara mereka bersaudara.
"Jadi, kamu beneran ikut aku ke Bandung kan?"tanya Raikal memastikan.
"Bukannya kamu udah ngotot banget ya ngomong sama Disti? Aku boleh milih nih?" Raikal langsung menarik Sekar mendekat dan mendaratkan ciuman lembut di dahi Sekar.
"Pilihan kamu ada dua, ikut aku ke Bandung atau ikut aku ke kamar sekarang." goda Raikal membuat Sekar melotot kesal lalu mencubit pinggang Raikal.
"Sejak kapan sih kamu jadi mesum gini?" jengkel Sekar membuat Raikal tertawa.
"Aku mesumnya cuma sama kamu, sayang." Goda Raikal lagi lalu menangkup pipi lembut Sekar, detik berikutnya Raikal sudah menempelkan bibirnya di atas bibir Sekar. Ciuman singkat. Sekar tersenyum tipis setelah Raikal melepaskan ciumannya.
"Aku balik yah. Lama-lama disini gak baik buat kita." Sekar tahu apa maksud Raikal kembali mencubit perut Raikal. Raikal tertawa kecil. Raikal kembali mengecup singkat bibir Sekar lalu keluar dari kamar Sekar. Sekar menyentuh sudut bibirnya, sudah berapa kali Raikal menandai bibirnya dan sejak kapan Sekar begitu menyukai sentuhan Raikal. Sekar tidak peduli, selama itu Raikal, Sekar tidak masalah.
Aih, sejak kapan Sekar juga ikut-ikutan mesum!
>>>>
Mohon kebijakan aja ya, jangan bilang saya mesum bulan puasa.
Naskahnya udah lama diketik, cuma baru bisa di publish sekarang.
Love Fadeel.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)
RomanceRaikal Story Spin off dari Me, You, Us, We. Cerita ini di privite untuk menghindari plagiat dan karena masalah web mirror yang belum teratasi. Silahkan follow dulu untuk membaca cerita ini. Terimakasih. Siapa yang menyangka kalau Sekar Arumi akan ke...