Raikal-Sekar 9

3.6K 419 4
                                    

Update cuy~

Selamat Membaca~

>>>>

RAIKAL

Wanita dihadapanku ini tiba-tiba tidak bisa aku enyahkan begitu saja dari pikiranku. Berulang kali aku kembali memikirkan kalimat bodoh Boni tentang apa itu jatuh cinta dan berualng kali aku menolak kenyataan bahwa aku sangat tertarik pada Sekar.

Kemana saja kamu, Sekar? Ingin sekali aku meneriakkan kata-kata itu dihadapannya. Ingin sekali aku merengkuh tubuh kecilnya ke dalam pelukkan dan mengatakan betapa aku tertarik dengan semua hal yang ada di dalam dirinya.

Lalu aku merutuki diriku sendiri, aku sendirilah yang telah menutup semua akses untuk mengenal perempuan selain mama, bunda dan Disti. Aku sendirilah yang membuatku kehilangan setiap momen bersama Sekar. Kalau saja aku berani, melangkah lebih dulu, mengambil tindakan lebih dulu. mungkin ceritanya akan berbeda.

"Karena kamu memang gak pernah tahu apapun tentang aku,Rai." Kalimat sialan itu terus bermain di otakku dan berhasil membuatku merasa bersalah. Wanita dihadapanku ini masih tersenyum manis kearahku, senyuman yang mirip dengan mama. Sejenis senyuman yang entah kenapa membuatku mau tak mau juga ikut tersenyum.

Kami hanya diam setelah pelayan café mengantarkan pesananku dan Sekar, atau lebih tepatnya Sekar memilih untuk diam dan seekali bersuara dan itu membuatku jengah.

"Kamu marah?"tanyaku akhirnya. Sekar tampak kaget lalu menggeleng dan tersenyum.

"Marah untuk apa?"

"Karena omongan aku tentang kamu yang ternyata terlalu menyenangkan untuk jadi teman ngobrol."aku kembali mengulang ucapanku. Sekar tertawa kecil.

"Itu bukan suatu hal yang harusnya bikin aku marah, Rai. Wajar kalau kamu tiba-tiba ngomong gitu. Kita gak pernah saling kenal selama SMA, Rai dan itu bukan salah kamu. Aku gak terlalu bisa bersosialisasi dengan banyak orang, temen aku cuma Quin."itu kalimat terpanjang yang Sekar ucapkan dan nyaris membuatku melongo hebat. Sekar terlihat sangat mirip dengan Disti. Bedanya, Sekar sangat pendiam sedangkan adikku Disti sangat bawel.

"Aku tetap harus minta maaf." Sekar kembali tersenyum.

"Well, aku maafkan kalau kamu memaksa. Karena kamu dan aku tahu kalau kamu gak salah."jawab Sekar bijak. Satu lagi yang membuat perempuan dihadapanku ini sangat menarik. Sekar akan mengalah, mengalah dengan bijak untuk tidak meributkan masalah yang sebenarnya memang tidak ada.

Sekar mulai mengunyah makanannya sambil sesekali mengamati jalanan dari balik kaca besar café ini. Aku penasaran, apa saja yang selalu ada di pikiran wanita manis ini, apa yang membuatnya begitu terlihat sangat sulit untuk dimengerti. Seolah ada sebuah tembok besar yang membatasi kami. Aku berdehem singkat mencoba menarik perhatiannya dari jalanan. Apa Sekar memang selalu seperti ini? tertutup dan susah untuk didekati?

"Ada pemandangan yang menarik banget ya di luar sana?"tanyaku saat Sekar sudah mengalihkan pandangannya padaku dengan tatapan bertanya. Sekar mengerutkan dahinya bingung. Entah kenapa aku begitu menyukai ekspresi kebingunan Sekar.

"Kamu lebih suka liatin jalanan yang di lalui banyak orang itu ketimbang ngobrol sama aku."itu pernyataan, aku tahu. Sekar terdiam, lalu tersenyum tipis dan memilih mengalihkan tatapannya pada makanan di depannya.

"Aku.."

"Gak mau ganggu konsentrasi aku makan juga?"tanyaku otomatis membuat Sekar tersedak. Buru-buru aku menyerahkan air putih di depannya. Sekar tersenyum kikuk lalu meneguk air putih itu.

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang