Sekar-Raikal 8

3.6K 413 8
                                    

Berhubung aku mau ada kegiatan di luar kota sampe senin, jadi aku update sekarang yee..

Seneng banget aku masih ditungguin.

Semoga part ini gak begitu mengecewakan.

Happy Reading ><

>>>>>>

Siang ini aku kembali dikagetkan dengan kehadiran seseorang di sekolah tempatku mengajar. Aku bersyukur orang itu bukan Erik tapi aku lebih heran kenapa laki-laki itu bisa berdiri dengan santainya di samping tukang es kelapa muda sambil menyeruput e situ dari kantong plastic layaknya anak SMP.

"Raikal?" panggilku memastikan. Raikal menoleh lalu tersenyum padaku. Kemeja biru lautnya sudah digulung hingga kesiku, dasi hitamnya di sampirkan ke bahu kanannya dan tatanan rambut Raikal yang selalu rapi tampak cukup berantakan. Aku menahan nafasku, bagaimana bisa Raikal berdiri disini dengan begitu mempesona.

"Selalu dengan nada kaget. Selamat siang Ibu Sekar."sapa Rai ramah membuat irama debaran jantungku semakin tak karuan.

"Kamu kok bisa ada disini?"tanyaku benar-benar bingung melihat keberadaan seorang Raikal disini.

"Kamu gak lupa kan kalau aku alumni SMP ini?" aku menggeleng, Aku ingat betul kalau laki-laki ini adalah alumni di sekolah ini, tapi bukankah ini bukan momen yang pas untuk menjadi seorang alumni?

"Aku ingat, tapi.." Tiba-tiba Raikal tertawa renyah, sejenis tawa yang bisa melumpuhkan urat syarafku seketika dan sejenis tawa yang membuatku ingin menghentikan waktu saat ini juga.

"Itu Cuma alasan, Sekar. Aku kesini ada perlu dan kebetulan kangen sama es kelapa muda disini. Kamu mau?" ujar Raikal ringan tanpa beban. Aku menggeleng.

"Aku gak suka es kelapa muda."jawabku polos membuat Raikal kembali tertawa renyah.

"Kamu selalu penuh kejutan, Sekar. So, apa ibu Sekar sudah pulang?"tanya Rai sok formal membuatku mencibir kesal. Entah kenapa mendengar Rai mengucapkan kata Ibu Sekar membuatku terkesan sangat tua.

"Udah. Kamu ada perlu sama siapa kesini? Kayaknya kepala sekolah atau guru-guru udah banyak yang pulang deh." Jawabku sambil melihat ke arah sekolah yang sudah mulai sepi.

"Aku ada perlu sama kamu." Aku buru-buru menatap Raikal tidak percaya. Aku? Dia mencariku?

"Iya, sama kamu. Jadi berhenti ngeliat aku kayak gitu, Sekar."ujar Rai lagi. Aku mengangguk kecil.

"Kamu ada perlu apa sama aku?"

"Bisa kita ngomongnya sambil jalan? Aku agak kepanasan dan aku juga lapar." Aku kembali mengangguk.

"O-oke."jawabku singkat lalu mengikuti Raikal berjalan menuju mobilnya. Rai membukakan pintu mobilnya untukku membuatku sedikit canggung. Kemarin waktu Rai mengantarku ke rumah Quin, dia juga melakukan hal sama.

Aku kembali meringis kecil begitu mengingat bahwa laki-laki yang tengah duduk disampingku ini sudah memilki pujaannya sendiri. Raikal tersenyum memandangku lalu mulai melajukan mobilnya di tengah jalanan Jakarta. Sesekali aku melirik Raikal yang tengah fokus, aku kembali tersenyum kecil. Kalau saja dulu, kalau saja dulu keadaan kami yang seperti ini, aku tidak akan segan-segan mengatakan kepada Raikal kalau aku sudah menyukainya sejak aku pertama kali melihatnya. Aku akan menghilangkan semua gengsiku, aku akan melakukan apapun untuk membuat Raikal menoleh padaku, melihatku menatapku.

"Kamu kenapa?"tanya Raikal sambil sesekali melirikku. Aku tersenyum lalu menggeleng.

"Gak kenapa-kenapa. Kenapa Rai?"

"Kamu tiba-tiba diam. Kamu ngantuk?"aku tertawa kecil.

"Aku ngantuk, bangunkan aku kalau kita sudah sampai."kataku sambil merebahkan kepalaku di sandaran jok mobil Raikal. Raikal menatapku tidak percaya.

"Kamu serius?"tanya Raikal dengan suara yang sedikit khawatir, aku terkekeh pelan.

"Becanda Raikal. Aku cuma gak mau ganggu kosentrasi kamu bawa mobil ini." jelasku membuat Raikal kembali menyipitkan matanya menatapku curiga, detik berikutnya Raikal kembali menghadiahiku dengan senyuman sejuta wattnya yang mempesona.

"Aku gak pernah tahu kalau kamu itu terlalu menyenangkan untuk jadi teman ngobrol, Sekar."

Deg!

Aku buru-buru memalingkan wajahku dari Raikal, menyembunyikan rona kemerahan yang dengan kurang ajarnya kembali muncul hanya karena pujian kecil Raikal. Setidaknya aku harus tahu diri, aku harus membatasi setiap perasaanku yang jujur kian bertambah sejak pertemuanku dengan Raikal juga semakin bertambah.

"Karena kamu memang gak pernah tahu apapun tentang aku,Rai."jawabku lirih. aku yakin Rai mendengarnya, tapi aku tidak mau ambil pusing. Aku sibuk memperhatikan jalanan dan menolak untuk melihat Rai yang aku yakin kini tengah menatapku sesekali.

Mobil Rai berhenti di salah satu café, aku buru-buru keluar dari mobil Rai, memilih untuk tidak membiarkan Rai melihat wajahku setelah aku mengucapkan kalimat tolol itu. aku menyesalinya sungguh, siapa aku hingga Rai perlu tahu apapun tentangku. Aku menatap Rai seklias sementara Rai menatapku bingung.

"Kamu mau makan disini, Rai?"tanyaku bodoh. Rai menghampiriku. Tubuh Rai yang tinggi menjulang berhasil membuatku terlihat sangat kerdil di depannya.

"Kita akan makan disini."tegas Rai lalu meraih tanganku ke dalam genggaman tangan besarnya dan sedikit menarikku masuk.

Nyaman.

Aku tidak pernah tahu kalau genggaman tangan Rai akan senyaman ini. Aku menatap punggung lebar di depanku, dan tiba-tiba dadaku terasa sesak. Aku memukul kecil dadaku dengan tangan yang bebas, sangat sesak. Saat aku menyadari bahwa aku dengan tidak pantasnya masih berharap Raikal mungkin sekarang akan melihatku bahkan akan jatuh cinta padaku.

>>>>>

Hahahahahahah

Di potong dulu yeee...

Sekar kesian ya, aku juga kadang kesian juga liat dia.

Tapi aku usahain setelah ini ada sweet moment mereka berdua deeh..

Tungguiiin yaaa~

Teruuus makasih banyak buat yang udah nge vote sama komen.

Aku serius seneng banget.

Jangan sungkan buat tinggalin jejak sama komennya ya..

Big Hug



#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang