Sekar-Raikal 31: Menjelaskan

3.1K 343 11
                                    

Aku ngantuk dan aku menepati janji.

Maaf kalau ini bikin kecewa ya. Ini pendek dan ini ngeselin.

Selamat tidur warga dunia orange

>>>

"Karena Rai mencintai kamu.."

Kalimat itu masih bergaung di benak Sekar. Sekar ingin sekali percaya bahwa apa yang dikatakan tante Lula adalah sebuah kenyataanya. Bahwa Raikal memang mencintainya, bahwa apa yang Rai lakukan padanya di Bandung dulu adalah sebuah bentuk rasa penyesalannya pada wanita itu, Tiara.

Apalah arti janji dari Rai kecil yang tidak tahu apa-apa. Sekar akan dengan senang hati meyakinkan Rai kalau dia tidak harus menepati janji itu. Kalau harusnya Rai sudah lepas dari rasa bersalahnya. Sayangnya Sekar tidak bisa melakukan itu. Tidak, sebelum Rai sendiri yang menceritakan alasannya dan bukannya tante Lula yang sudah tahu apa yang terjadi dengan hubungannya.

"Tante adalah seorang ibu, Sekar. Tante tahu karena sikap Rai berbeda. Tante tahu ada yang salah dengan Rai, dengan pekerjaannya atau dengan kamu."

Sekar menghela nafas panjang, mau tak mau akhirnya menceritakan masalah versi dirinya ketika tante Lula memintanya untuk kembali bercerita. Lalu akhirnya meminta Sekar untuk mengerti keadaan Rai. Sekar akan mengerti ketika dia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi kalau saja Rai mau sedikit berbagi dengannya, menganggapnya sebagai kekasih yang sebenarnya. Mungkin semuanya akan baik-baik saja ketika Rai mau berbagi.

Sekar menoleh ketika Rai masuk ke dalam mobil CRVnya. Rai baru saja berpamitan dengan kedua orang tuanya. Sekar sudah menolak untuk diantar Rai, tapi Rai cukup keras kepala malam ini. Kalau saja waktu itu, Rai sama keras kepalanya untuk menahannya pergi, mungkin ceritanya akan berbeda.

"Kamu kemana tadi?." Rai membuka percakapan.

"Ngobrol sama tante Lula juga Disti." Jawab Sekar singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil Rai. Rai menghela nafas panjang. Memilih untuk tidak melanjutkan percakapan.

Mereka kembali terdiam, menikmati keheningan dan pikiran masing-masing. Sekar memilih untuk menenggalamkan dirinya dengan kenyataan bahwa mungkin tidak akan ada kesempatan lagi bagi Sekar untuk melihat Rai sedekat ini. Ah, Sekar sangat benci dengan keadaannya dan Rai saat ini, terlebih dia benci dengan fakta yang baru saja dia tahu tentang Rai dan Tiara.

Mobil Rai berhenti di depan pagar rumah Sekar. Sekar menggumamkan terimakasih lalu buru-buru turun dan meninggalkan Rai. Langkah Sekar terhenti ketika Rai memanggil namanya. Sekar menoleh dan melihat Rai memandang lurus ke matanya dengan tatapan sendu. Jantung Sekar serasa di remas kuat. Perlahan langkah Rai mendekat dan berdiri di hadapan Sekar.

"Kita harus bicara, Sekar."

"Besok saja, Rai. Aku capek. Aku-"

"Please, sebentar saja, Sekar. Aku janji ini gak akan lama." Pinta Rai, Sekar mengangguk pelan. Setidaknya, malam ini dia ingin memberikan kesempatan pada Raikal.

"Aku tahu mungkin mama sudah cerita banyak hal sama kamu. Apapun itu, aku tahu harusnya itu adalah bagianku. Bagianku untuk menceritakannya, dan aku minta maaf untuk semua hal yang tidak bisa aku jelaskan ke kamu." Rai menghela nafasnya panjang lalu kembali menatap mata indah Sekar.

"Aku tahu aku adalah laki-laki pengecut. Aku tahu harusnya ketika kamu meminta aku menjauh, aku harus bertahan. Demi hubungan kita." Rai sekali lagi menghela nafasnya panjang. "Aku marah..pada diriku sendiri ketika kamu bertanya apa arti kamu bagi aku. Aku marah, karena aku tahu jawabannya dan memilih diam. Kamu.." Rai memandang mata Sekar lurus.

"Kamu tahu kamu berbeda dengan Tiara. Kamu bukan rasa bersalah dari masa lalu aku, Sekar. Kamu bukan teman kecil yang menghantui aku. Kamu...kenapa kamu berfikir kalau aku berlari pada Tiara karena aku menyukainya?." Ujar Rai frustasi membuat Sekar menantang mata hitam Rai.

"Karena kamu gak pernah menjelaskan apapun, Rai. Karena kamu membuat aku bingung dengan sikap kamu. Karena...aku..." Sekar menghentikan kalimatnya saat tubuh kecilnya sudah di rengkuh Rai ke dalam pelukannya.

"Aku minta maaf. Aku tahu aku gak pantas di maafkan, Sekar. Tapi sungguh, aku minta maaf. Harusnya aku melakukan ini di bandara, saat kamu menangis sendirian. Harusnya aku memeluk kamu seperti ini, meyakinkan kamu, meminta kamu bertahan dan bukannya lari seperti pengecut. Aku bodoh, memang. Untuk itu maafkan aku, Sekar."

"Rai.."

"Aku belum selesai, Sekar. Kamu harus tahu, kamu harus tahu kalau kamu berhasil Sekar. Kamu berhasil membuat aku jadi laki-laki bodoh yang tidak peka dengan perasaan aku sendiri." Rai melepaskan pelukannya, merai dagu Sekar, menatap ke dalam bola mata Sekar nan indah. "Aku mencintai kamu, Sekar."

Rai mendekatkan wajahnya pada Sekar, dalam hitungan detik bibir mereka sudah bersentuhan. Menghapus jarak di antara mereka sekaligus menghapus semua rasa rindu di dalam diri Sekar dan Rai.

>>>>

Kabuuur

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang