Sekar-Raikal 14

3.9K 361 8
                                    

Haloooo...

Selamat Hari Senin

Selamat membaca~

>>>>>>>

SEKAR 

Aku mengernyitkan dahiku bingung saat melihat sosok Erick sudah berdiri dengan tampannya di dekat tukang es kelapa muda membuatku mengingatkannya pada Raikal. Ragu aku mendekat, laki-laki ini justru seperti jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak di antar. Ercik muncul dan menghilang sesuka hatinya. Sangat Erick sekali mengingat bagaimana dia dulu selama kuliah.

"Kamu ngapain disini?"tanyaku begitu yakin kalau laki-laki dalam balutan kemeja hitam ini adalah Ercik. Erick tersenyum tipis.

"Gue ada perlu sama lo." Aku mendengus pelan, dia memang selalu ada perlu baru datang menemuiku. Aku menghela nafas panjang.

"Sekarang apa lagi?"tanyaku malas melihat Ercik sedikit lebih kurus di banding terakhir kali kami bertemu. Aku juga baru sadar kalau Erick tampak sedikit pucat.

"Kamu sakit?"tanyaku memastikan dan di hadiahi senyuman menawan khas Erick yang aku yakin akan membuat wanita manapun meleleh. Kecuali aku.

"Cuma kurang tidur. Kita ngomong sambil jalan." Erick berjalan mendahuluiku masuk ke dalam mobilnya. Aku pun berjalan mengikutinya dan duduk di sebelah Ercik.

"Kamu yakin bisa nyetir? Kamu pucat, Rick." Ujarku. Erick menghela nafas.

"Semoga aja elo sama gue selamat sampe tujuan." Aku mendelik kesal.

"Kamu gila." Ujarku lalu turun dan berjalan ke arah pintu pengemudi membuka pintu itu dan menarik tangan Erick.

"Aku aja yang nyetir. Aku belum mau mati muda."ketusku membuat Erick terkekeh.

"Lo udah bisa nyetir? Dulu paling anti."ujar Erick menurut. Mungkin Erick terlalu malas berdebat denganku. Erick sudah duduk di kursi penumpang di sampingku dan aku berada di balik kemudi. Erick memang benar, aku paling takut mengendarai mobil. Aku punya trauma cukup parah sejak aku dan ayah pernah kecelakaan dulu waktu SMP, tapi begitu sampai di Jakarta, aku meminta ayah mengajarkanku membawa mobil dan hasilnya aku cukup bisa membawa mobil di jalanan Ibu kota.

"Kita mau kemana?"tanyaku setelah menghidupkan mobil Erick. Aku melirik Erick yang memejamkan matanya.

"Makan siang? Gue laper dan ngantuk." Lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas panjang.

"Kita maka di restoran dekat sini aja." jawabku lalu membawa mobil Erick keluar dari daerah sekolahku.

"Good, bangunin gue kalau kita udah sampai. Gue cuma butuh tidur 5 menit. Ah, satu lagi..banyak hal tentang lo yang luput dari perhatian gue dan itu bikin gue gak suka." Lirih tapi aku bisa mendengar dengan jelas gumaman Erick yang sekarang sudah memejamkan matanya. Jelas sekali laki-laki ini kelelahan dan kurang makan. Aku memilih untuk tidak memusingkan gumana terakhir Erick. Mungkin itu pengaruh otaknya yang belum di istirahatkan.

Aku memirkan mobil Ercik di salah satu restoran seafood. Laki-laki yang tengah tidur itu adalah pecinta seafood meski dia juga punya alergi yang sama denganku. Meskipun alergi Erick hanya pada beberapa hewan laut. Perlahan aku membangunkan Erick, tapi laki-laki itu sama sekali tidak terbangun. Aku berdecak pelan, bukan 5 menit tapi ini sudah 15 menit sejak Erick memintaku membangunkannya.

Lagi aku mencoba membangunkan Erick dan sia-sia, Erick masih tertidur dan sekarang aku mulai panik saat melihat butiran keringat membanjiri dahi Erick. Aku melepaskan seatbeltku dan mendekati tubuh Erick lalu mencoba mengukur suhunya dengan tanganku. Panas, tubuh Erick sangat panas. Aku kembali mencoba membangunkan Erick.

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang