Raikal-Sekar 4

4.2K 449 9
                                    

Happy Reading~ 

>>>>>>

SEKAR POV

Aku akhirnya menyetujui permintaan ayah untuk menemani ayah menghadiri pesta pernikahan kolega ayah dulu di Manado yang sama-sama pindah bersama ayah 1 tahun lalu. Aku memandangi diriku yang di balut dress panjang dengan lengan tangan yang pendek, dress berwarna peach dengan payet. Aku menambahkan bandana dengan hiasan mutiara untuk menambah kesan sedikit resmi sementara rambut panjang sebahuku ku ikat tinggi. Aku tidak begitu suka pergi ke salon hanya untuk berdandan, jadi aku memilih untuk tampil simpe dan apa adanya, aku cukup manis untuk mendampingi ayah yang berbalut jas resmi berwarna hitam.

"Kamu cantik"ujar ayah saat melihatku berjalan menghampiri ayah. Aku hanya terkekeh kecil.

"Karena Sekar anak ayah kan? makasih ayah"ujarku memeluk lengan ayah.

"Ayah serius" balas ayah yang aku jawab hanya senyuman kecil dan anggukan.

Aku cukup takjub dengan konsep pernikahan yang diadakan kolega ayah ini. Pernikahan yang di ada di ballroom sebuah hotel mewah di Jakarta ini terkesan sangat elegan dan mahal tentunya. Aku yakin mereka akan menghabiskan banyak uang untuk semua konsep ini. suka? Tentu saja. pernikahan mewah dan elegan itu impian semua wanita, tapi mungkin aku akan lebih memilih garden party untuk acara resepsinya.

Aku berjalan bersama ayah menyapa beberapa teman lama ayah, dan ayah memperkenalkanku seperti biasa, ini bukan kali pertamanya aku menemani ayah menghadiri sebuah pesta atau acara yang membutuhkan pasangan. Sejak Ibu meninggalkan kami 3 tahun lalu, ini sudah menjadi kewajibanku untuk mendampingi ayah. Sedikit membantu mengobati luka ayah.

"Pak Bara" sapa salah seorang teman ayah. Ayah tersenyum sumringah lalu menghampiri temannya itu lalu berpelukan. Layaknya teman lama yang tidak bertemu.

"Pak Dimas, apa kabar?" tanya ayah.

"Baik, wah. Kau semakin sehat sejak kembali ke Jakarta"

"Alhamdulillah, berkat anakku ini. Kau masih ingat putriku. Sekar"ayah menarikku untuk menyalami temannya ini. seorang bapak tersenyum padaku lalu menjabat tanganku.

"Tentu saja. Kau tumbuh sangat cantik, Sekar."

"Terimakasih pak"jawabku seadanya lalu ayahku dan Pak Dimas ini tertawa bersama. Aku tidak ingat siapa laki-laki ini, tapi sepertinya dia punya hubungan yang cukup dekat dengan ayah.

"Sepertinya Sekar lupa siapa aku."ujar Pak Dimas membuatku sedikit bingung. Ayah hanya tertawa.

"Pak Dimas, papanya Erik teman kamu saat di Manado, sayang" seketika ingatanku tentang laki-laki yang selalu menggangguku di kampus muncul. Eriko. Aku hanya tersenyum kecil lalu mengangguk. Bagaimana bisa aku melupakan Eriko yang membuatku jadi bulan-bulanan teman-temannya. Ah membayangkannya saja sudah membuatku kesal setengah mati.

"Sepertinya sekarang Sekar ingat"ujar Pak Dimas lagi sambil tertawa. Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum malas.

"Jadi apa kau datang bersama Erik?"tanya ayah membuatku langsung merapalkan berbagai do'a berharap kalau laki-laki itu tidak ada disini.

"Tidak, aku hanya datang sendiri. Tapi mungkin kalau Erik tahu kau akan datang bersama Sekar, maka dia pasti akan ikut datang"ujar Pak Dimas lagi sambil tertawa yang juga di balas ayah dengan tawa. Oh, aku berharap bisa pergi secepatnya, namun ayah sepertinya masih ingin berbincang dengan temannya ini.

"Ehm, maaf ayah, Pak. Apa Sekar boleh makan duluan?"tanyaku. aku harus pergi sebelum ayah mengundang Pak Dimas dan anaknya itu untuk makan malam di rumah. Kebiasaan ayah.

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang