Sekar-Raikal 30: Menjawab Pertanyaan

3K 363 21
                                    

Demi apah aku update dua kali?

HOHOHOHO

>>>>


Selalu ada yang Sekar lewatkan tentang Raikal. Selalu. Dan Sekar benar-benar tidak menyukai kenyataan itu. Kenapa Tiara mengundurkan diri? Kenapa Raikal tidak mencarinya begitu urusannya dengan Tiara selesai? Atau sebenarnya tidak ada pernah selesai antara Tiara dan Rai? Sekar tersenyum kecut. Sekar yakin betul permintaannya di bandara sangat jelas. Mereka akan bicara lagi kalau Rai sudah menyelesaikan urusannya dengan Tiara. Apapun itu. Lalu, sekarang? Sekar kembali merutuki kebodohannya. Merutuki harapannya pada Rai.

"Kamu gak makan?." Suara khas Rai terdengar di samping Sekar. Sekar menoleh lalu menggeleng. Rai mengambil tempat di samping Sekar.

"Nanti." Jawab Sekar singkat. Sekar mendengar Rai menghela nafas panjang.

"Terima kasih." Sekar menoleh lagi begitu Raikal bergumam. Rai menatap mata Sekar. Mata yang selalu membuatnya jatuh cinta, mata yang membuat Rai menyesali setiap perbuatannya. "Untuk datang ke acara ini dan menyelamatkan aku. Untuk semuanya." Tambah Rai begitu Sekar masih terdiam. Sekar tampak kaget lalu tersenyum tipis dan mengangguk dan kembali menghindari tatapan Rai.

Rasa terimakasih yang Rai ucapkan entah kenapa membuatnya kembali sakit. Sekar tersenyum tipis, lebih untuk meyakinkan dirinya. Ini akhirnya?

"Aku gak tahu kalau Tiara mengundurkan diri. Ah, aku lupa kalau aku nyaris gak tahu apapun tentang kamu." Sekar terkekeh kecil. Sekar tahu ini bukan kebiasaannya, menentang kata hatinya dan justru memberikan jawaban sinis itu pada Raikal. Raikal tampak kaget saat Sekar memperhatikannya dan menggaruk tengkuknya.

"Mama yang cerita?."

"Ya, berkat tante Lula, aku setidaknya tahu sedikit tentang kamu."

"Kamu bisa tanyakan apapun langsung, Sekar. Semuanya yang ingin kamu tahu." Sekar terdiam saat mata hitam Rai menatapnya dalam. Buru-buru Sekar memalingkan wajahnya. Apa yang harus Sekar tanyakan saat Rai sama sekali tidak menjelaskan apapun?

"Aku..sebenarnya aku ini siapa bagi kamu Rai?." Lirih Sekar.

"..."

"Tiara..siapa dia bagi kamu?."

"..."

"Kamu cukup jawab dua pertanyaan itu, Rai. Aku hanya ingin tahu tentang itu." Sekar menyerah, memilih meninggalkan Rai di meja itu dan mencari udara keluar. Nafasnya sesak saat Rai kembali terdiam. Apa susahnya pertanyaan itu? Bagi Sekar, dia hanya ingin tahu posisinya di dalam hidup Rai. Pertanyaan yang seharusnya dua bulan lalu Sekar tanyakan. Sebelum hubungan mereka benar-benar berakhir.

Langkah Sekar terhenti ketika namanya di panggil. Sekar menoleh dan mendapati Tante Lula tengah berdiri di belakangnya. Tante Lula menghampiri Sekar lalu menyentuh lembut pipi Sekar sebelum berjalan mendahuli Sekar.

"Ayo kita bicara di luar sayang." Sekar akhirnya hanya bisa mengangguk dan mengikuti langkah anggun tante Lula.

Di luar aula hotel ini ada sebuah taman yang cukup besar, biasanya di manfaatkan untuk garden party bagi pengunjung hotel. Tante Lula duduk di salah satu bangku lalu melambaikan tangannya meminta Sekar untuk duduk di sampingnya.

"Harusnya acara ini dilakukan di luar gedung saja. Jadi kita bisa menghirup udara segar. Benarkan, sayang?." Tanya Lula menatap perempuan cantik di sampingnya. Sekar tersenyum lalu mengangguk setuju.

"Kamu dan Rai baik-baik saja?." Sekar tahu pertanyaan itu akan ditanyakan. Cepat atau lambat keluarga Rai akan tahu tentang hubungan mereka.

"Kami baik-baik saja, tante." Sekar tersenyum kaku membuat Lula mengangguk mengerti.

"Tante memang bukan ibu kandung Rai. Tapi Rai, hidup dan tumbuh besar bersama tante. Dia menjadi anak yang pendiam ketika Niell lahir. Saat itu usia Rai 7 tahun, Rai berhenti meminta macam-macam sejak saat itu. Tante pikir itu karena Rai mungkin sudah merasa dirinya adalah seorang kakak. Tapi ternyata tante salah. Rai cemburu karena perhatian tante berpaling darinya. Ketika dia berhenti meminta, itu karena dia marah pada kami. Karena dia ingin tante dan oom memperhatikan Rai." Lula menghela nafasnya panjang.

"Tiara, adalah tetanggga kami. Setelah menikah dengan Haikal. Kami memutuskan untuk membeli sebuah rumah kecil dan mulai hidup bersama. Tante dan Oom berfikir mungkin akan lebih baik untuk Rai kalau kami tinggal dekat dengan salah satu teman Rai dan saat itu, Rai hanya berteman dengan Tiara. Gadis kecil yang selalu berusaha merebut perhatian Haikal." Lula terkekeh mengingat kejadian masa kecil Rai membuat Sekar ikut tersenyum.

"Tante tidak tahu sejak kapan, tapi Tiara menjadi begitu tergantung dengan Rai. Dia akan menangis dan menolak makan ketika Rai tidak mau bermain dengannya. Saat itu, saat Niell lahir, Rai memang memilih untuk mengurung dirinya di dalam kamar. Satu tahun, Rai menjadi sangat tertutup. Hingga..." Lula menghentikan ceritanya lalu memandang Sekar.

"Tiara jatuh sakit. Kanker lambung diusia semuda itu. Rai merasa bersalah. Mereka akan selalu bersama-sama, tapi Rai memilih mengasingkan dirinya dan melupakan Tiara. Tante ingat betul ketika Tiara meminta Rai berjanji akan menunggunya sampai dia kembali. Sampai dia sembuh. Rai berjanji, berjanji agar Tiara mau berobat."

Sekar terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak tahu kalau ikatan antara Rai dan Tiara sudah tercipta sejak mereka kecil.

"Tante tahu, Tiara kembali untuk menagih janjinya pada Rai. Tante tahu, harusnya tante menghentikan pertemuan Tiara dan Rai sebelum rasa bersalah Rai muncul lagi. Tapi tante sudah terlambat. Taruhannya adalah kebahagiaan kamu dan Rai." Lula menghela nafasnya panjang, tangannya terulur menyentuh pipi Sekar.

"Ini bukan sepenuhnya salah Rai, ketika Rai justru berlari pada Tiara, Sekar. Tiara adalah bentuk masa lalu Rai yang belum bisa dia maafkan sepenuhnya."

"Kenapa tante menceritkan ini?."

"Karena Rai mencintai kamu Sekar dan dia tidak akan pernah bisa menceritakan ini."

>>>>>

Habis ini sabar lagi yaaaa

kiss kiss :*

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang