0~Just introduced

1K 47 11
                                    

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ini pertama kalinya aku nulis di wattpad.

Semoga ada yang suka ceritanya..
Selamat membaca..
:-)

***

15.55 WIB.
Nisa berjalan menyusuri lorong kampus, keluar dari gedung fakultasnya menuju mushollah yang terletak di belakang fakultasnya. Gadis 22 tahun dengan tinggi 165 cm dan bentuk tubuh ideal itu memakai celana panjang hitam bahan kain dan baju lengan pendek warna biru laut. Dia meletakkan tas slempang dan jaketnya di depan pintu musholah. Rambut ikal yang panjangnya sepunggung diikat asal dengan cepolan khas Nisa dan poni yang sudah kepanjangan diselipkannya di balik telinga, kemudian dia mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat Ashar.

Nisa adalah anak kedua dari seorang pengusaha yang bisa terbilang sukses di kotanya. Kakaknya, Rizal, 27 tahun membantu di perusahaan ayahnya sejak lulus kuliah hingga saat ini perusahaannya berkembang dengan pesat. Namun ketika Nisa lulus SMA, dia meminta ijin orang tuanya untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Awalnya sang Ibu tidak menyetujui rencana itu karena tidak tega putri bungsunya harus tinggal terpisah dengannya. Selama ini mereka tidak pernah berpisah lebih dari 1 minggu. Namun setelah dia merayu ayahnya untuk membantu meyakinkan ibunya bahwa dia akan bisa menjaga diri dengan baik, akhirnya dia mendapat ijin untuk kuliah di luar kota seperti keinginannya.

Sebenarnya, alasan utama dia ingin kuliah di luar kota adalah ingin melupakan masa lalunya. Saat dia kelas 1 SMA dia pacaran dengan sahabat kakaknya secara sembunyi-sembunyi karena dia dilarang pacaran oleh orang tua dan kakaknya. Setelah menjalin hubungan selama satu tahun lebih, ketika dia kelas 2 SMA, tiba-tiba pacarnya menghilang entah ke mana, tidak ada kabar hingga sekarang sudah hampir 5 tahun. Namun sampai sekarang pun dia tetap tidak bisa melupakan perasaannya itu. Pada awal kuliah dia beberapa kali diberi pernyataan cinta oleh beberapa pria yang menjadi mahasiswa di kampusnya, baik seangkatan maupun kakak kelasnya. Namun semua dia tolak dengan halus dengan alasan dia masih menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang dia anggap sudah menjadi pemilik hatinya. Setelah melewati semester pertama dia sengaja mengubah penampilannya yang sebelumnya feminim menjadi agak tomboy. Dia sudah tidak pernah memakai rok lagi, baju pun lebih banyak yang kedodoran, bahkan saat pulang ke rumah.

Sekarang hari jum'at, hari terakhir kuliahnya. Senin depan dia dan teman-temannya sudah mulai kerja praktek selama satu bulan di sebuah perusahaan rekomendasi dari kampusnya, untuk melengkapi nilai akademik tiap mahasiswa. Besok, hari sabtu, dia dan teman-temannya diminta datang ke perusahaan tempat prakteknya untuk perkenalan dengan pembimbing di sana dan orientasi tempat atau ruangan praktek.

Selesai sholat Nisa berjalan cepat menuju lapangan basket yang sedang ada pertandingan basket antara dua tim. Tim dari teman seangkatannya dan adik kelasnya.

16.20 WIB.

Di lapangan basket deretan kursi kayu panjang telah penuh dengan penonton yang mayoritas mahasiswi dari fakultas yang sama dengan Nisa. Hanya ada satu kursi panjang yang tersisa yang telah diduduki oleh mahasiswi cantik dengan rambut lurus sepunggung yang diurai, memakai baju pink motif bunga-bunga kecil berwarna merah lengan pendek dan rok merah selutut. Nisa duduk di samping kiri mahasiswi tersebut dan tersenyum saat mahasiswi tersebut menoleh ke arahnya.

"Siapa yang menang, Han?" tanya Nisa pada mahasiswi di sampingnya yang bernama Hana, sambil melihat ke arah 10 orang lelaki yang sedang berada di tengah lapangan basket.

Tanpa menoleh lagi ke arah Nisa, Hana tersenyum dan menjawab, "Tim kita dong. Tapi cuma beda tiga poin."

Hana adalah satu-satunya sahabat perempuan Nisa sejak awal masuk kuliah. Mereka tinggal satu kost, sekamar pula. Teman akrab Nisa yang lain laki-laki yang tak lain adalah 5 orang yang tergabung dalam tim basket yang sedang bertanding di lapangan basket sekarang. Mereka adalah Alan, Evan, Bayu, Johan dan Aldo. Mereka bertujuh berteman sejak awal masuk kuliah dengan hobi yang sama, yaitu basket. Nisa terkenal dengan sikapnya yang tomboy dan care, sehingga dia banyak teman. Tetapi yang dia anggap sahabat hanya mereka.

The Girl between Boys (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang