Hi...Inbat Nongol lagi nech...
Happy reading yachEnjoy this part...
###
Annisa... When I know that you're hurt, I felt the same pain, because I love you.
*Flashback*
Hasan dan Rahma baru sampai di depan sebuah cafe kecil dengan halaman luas yang dipakai sebagai lahan parkir pengunjung. Setelah memarkirkan motornya, mereka masuk ke dalam cafe sederhana tapi nyaman yang di atasnya tertulis "BY Cafe" sebagai nama cafe tersebut.
Begitu mereka melewati pintu masuk beberapa langkah dari pintu, ada suara dari meja pojok belakang yang berteriak memanggil salah satu dari mereka. "Oey! Hasan!"
Hasan dan Rahma pun menoleh ke sumber suara dan berjalan ke arah pria tampan dengan rambut lurus kecoklatan dengan potongan rambut lebih pendek di bagian samping kiri-kanan dan bagian atas ke belakang sedikit lebih panjang.
"Sudah lama, Ray?" tanya Hasan pada pria yang memanggilnya tadi. Dia lantas duduk di samping kiri pria itu, dan Rahma mengikuti duduk di samping kiri Hasan.
"Belum sepuluh menit." jawab Ray. Dia menyadari ada yang kurang, lalu bertanya, "Rizal mana?"
"Mas Rizal tadi udah berangkat duluan." jawab Rahma. "Katanya sih mau jemput mbak Fanny dulu."
"Truz, kamu ngojek sama si Hasan?" Ray langsung dapat pukulan dengan buku menu yang entah sejak kapan sudah berada di tangan Hasan.
"Kau pikir aku tukang ojek!" ucap Hasan dengan wajah seolah dia sedang marah. Sementara Rahma hanya tertawa. "Kau tidak bawa gadismu?" tanya Hasan yang dari tadi hanya melihat Ray duduk sendiri.
Raut wajah Ray berubah. Seperti sedih. "Kami baru putus dua hari yang lalu." Tapi wajahnya berubah lagi jadi ceria. "Tapi tenang aja, sob. Masih ada gebetan baru. Rencananya mau aku tembak besok. Sekalian buat manasin si Centil itu." senyum iblis kini menghiasi wajahnya.
"Emang yang mutusin kemarin siapa, Mas?" tanya Rahma ingin tahu.
"Tentu aja Mas Ray yang mutusin dia." ucap Ray bangga. "Habisnya dia pake jalan sama si Dondong busuk itu. Bikin Mas jadi kelihatan kaya pria gak tegas aja biarin gadisnya jalan sama pria lain."
"Selamat malam, bro and sist." ucap seorang pria berperawakan tinggi besar menyapa yang langsung duduk di samping kanan Ray, membuat mereka bertiga menoleh ke arahnya.
"Malam, Mas Bima." balas Rahma. Sementara Ray memutar bola matanya dan Hasan menghela nafas bosan. "Eh! Itu Mas Rizal udah datang." ucapnya saat melihat ke arah pintu masuk menemukan seorang pria dengan celana jeans biru gelap dan kaos putih polos yang mencetak tubuh atletisnya tengah menggandeng tangan seorang gadis cantik dengan dress lengan pendek dan panjang dress selutut. Mereka berdua pun gabung di meja yang ditempati Rahma dan yang lain.
Hasan, Ray, Bima dan Rizal adalah sahabat sejak kecil, sejak mereka masih SD. Hasan dan Ray bahkan berteman sejak mereka masih TK. Mereka berempat selalu satu sekolah sampai SMA. Saat kuliah pun satu kampus. Hanya beda jurusan.
Mereka sedang menikmati makanan ringan dan minuman yang mereka pesan saat seorang pria seumuran Rahma datang dan duduk di samping kiri Rahma. "Maaf telat." ucapnya sambil meraih gelas minuman Rahma lalu meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl between Boys (END)
Teen FictionAnnisa Rahma Al Azhar bertemu kembali dengan kekasihnya setelah sekian tahun berpisah tanpa ada kata perpisahan. Akankah dia bisa bersatu kembali dengan kekasihnya yang kini sama sekali tidak ingat padanya. Sementara kakaknya, Rizal Khalif Al Azhar...