Maaf lama baru update...
Happy reading
Enjoy ya...###
Ia terbangun sekitar jam satu siang. Ia berdiri dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk berada di dalamnya selama hampir sepuluh menit. Keluar dari kamar mandi, ia berjalan menuju lemari pakaian yang tidak jauh dari kasurnya dan mengambil sajadah di dalamnya kemudian sholat dzuhur.
Saat baru akan keluar dari kamarnya, ia berhenti sejenak, menyadari ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Namun ia tak menghiraukannya dan melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti beberapa detik untuk berjalan menuju kamar di sebelah kamarnya. Saat dibukanya pintu kamar itu, ia tidak menemukan orang yang dia cari. Dia pun berjalan menuruni tangga menuju ruangan sebelah kiri tangga yang pintunya terbuka sedikit.
Akhirnya ia menemukan orang yang dicari sedang duduk sibuk berkutat dengan laptop yang ada di meja kerjanya.
"Sorry, Kak. Tadi aku tertidur." kata Hasan sambil berjalan menuju kursi di depan meja kerja Roni.
Roni meliriknya sekilas dan kembali fokus pada laptopnya. "Hmm... Tidak apa."
"Sibuk?"
"Hanya mengecek data yang dikirim Ferdinant." jawab Roni tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
Hening.
Tiga menit kemudian.
"Aku lapar, Kak." kata Hasan.
Roni mendongakkan kepalanya, menatap adiknya sejenak lalu mematikan laptopnya. "Oke. Kita berangkat sekarang."
"Ke mana?"
"Restoran." jawab Roni sambil berdiri.
"Makan?" tanya Hasan dengan mata berbinar melihat kakaknya dan ikut berdiri.
"Main golf." jawab Roni sambil berlalu menuju pintu untuk keluar.
Hasan mengekor di belakangnya. "Kakak bercanda?"
"Tentu saja." jawab Roni yang terus berjalan. "Memangnya sejak kapan 'restotan' menjadi nama lapangan golf?"
Tak lama kemudian mobil mereka sudah membelah jalanan yang ramai dengan kendaraan lain.
"Kita makan di restoran mana?" tanya Hasan memecah kesunyian di dalam mobil.
"Kakak jawab pun kamu tidak tau tempatnya." kata Roni cuek.
Hasan mencebik. "Ya kan biar aku tau, Kak. Dan mungkin saja aku dulu tau restoran yang Kakak maksud." kata Hasan dengan enteng.
"Nanti juga kamu tau." ucap Roni ringan. Dan setelah itu hening.
***
Hasan menunjuk meja kosong berbentuk bundar di salah satu pojok ruangan yang tidak jauh dari pintu masuk. Terdapat empat buah kursi yang mengelilingi meja tersebut. Mereka berdua pun duduk di kursi yang berseberangan.
Hasan memperhatikan suasana sekeliling. Ada beberapa meja kosong dalam ruangan luas itu. "Apa aku pernah ke sini sebelumnya?"
Roni bukannya menjawab malah balik bertanya, "Apa kamu merasa familiar dengan suasana di sini?"
Hasan tampak berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Tidak."
"Setau Kakak sih kamu tidak pernah ke sini. Tapi bisa jadi kamu pernah ke sini dengan teman-teman kamu."
"Teman?" Hasan menaikkan sebelah alisnya. "Seperti... Rizal?" tanyanya hati-hati.
Roni diam sejenak lalu mengangguk. "Bisa jadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl between Boys (END)
Teen FictionAnnisa Rahma Al Azhar bertemu kembali dengan kekasihnya setelah sekian tahun berpisah tanpa ada kata perpisahan. Akankah dia bisa bersatu kembali dengan kekasihnya yang kini sama sekali tidak ingat padanya. Sementara kakaknya, Rizal Khalif Al Azhar...