Barbecue Party

2K 98 2
                                    

Happy satnight genkkk :*

***

Gabriel menuruni anak tangga rumahnya dengan bersenandung pelan. Hari ini adalah hari terakhir libur semester genap. Seperti agenda yang sudah-sudah, jika  tidak sempat liburan bersama, ia dan kawan-kawannya akan menyisakan satu hari di musim libur untuk gathering alias ngumpul bareng. Atau kalau mengikuti trend anak sekarang mau rumpi-rumpi cucok, gitu deh.

Lengkap dengan T-shirt putih, celana jeans hitam dan sneakers putih, Gabriel hendak melangkah ke pintu ketika dilihatnya Sivia sedang duduk di sofa ruang tamu dengan majalah di pangkuannya. Alih-alih keluar, Gabriel justru menghampiri gadis itu lebih dulu. Ia menghempaskan tubuh disamping Sivia, membuat gadis itu mendongak menatapnya.

“Mau kemana?” tanya Sivia begitu melihat penampilan Gabriel.

“Ke rumah temen. Barbecue gitu, besok kan udah mulai masuk sekolah. Itung-itung ngrayain terakhir libur”

“Ada Ray juga?”

“Hmm...”

Mata Sivia berbinar, “Ikut dong..”

“Ehh, ngga ngga. Lo di rumah aja. Siapin tenaga buat besok hari pertama sekolah.”

“Apa sih, kan lo besok juga sekolah. Lebay deh. Ikut ya Gab..” Sivia memasang puppy eyes nya, yang biasanya ampuh mengabulkan permintaannya.

Gabriel tetap menggeleng, “Nggak Bia, lo di rumah aja. Mau ngapain sih, ini kan temen-temen gue.”

“Emang kalo temen lo ga boleh temenan sama gue?” Ucap Sivia. Sivia cemberut, jurus terakhir untuk merayu Gabriel.

Gabriel menghela napas panjang. Dia mana bisa nolak kalau Sivia sudah pasang ekspresi andalan begini. “Ck. Keras kepala banget sih...” decak Gabriel.

Sivia semakin manyun.

“Yaudah ganti baju sana.” Ujar Gabriel pasrah.

Mata Sivia seketika berbinar, persis seperti anak kucing diberi ikan asin. Tuh, kan. Batin Gabriel dongkol.

“Makasih kakak.” Riang Sivia, lalu mencium cepat pipi kiri Gabriel.

Nah, satu lagi. Sivia mana mau panggil kakak kecuali ada maunya. Membuat Gabriel mendengus sebal.

“Tapi, inget ga usah macem-macem. Ga boleh protes gue bilang apa. Pokoknya nurut aja.”

Sivia mengacungkan kedua ibu jarinya, lalu berlari-lari kecil menaiki tangga.

You really no need to running, Princess.” Kata Gabriel jengah.

Sivia menghentikan langkahnya di anak tangga teratas kemudian berbalik, “Yayaya, whatever you want Big Daddy.” Ucap Sivia sambil memutar kedua bola matanya, lalu masuk ke kamarnya.

Gabriel hanya menggeleng-gelengkan kepala, lalu merogoh ponselnya. Mengetik cepat sebuah pesan singkat.

To: Ray

Bia maksa mau ikut ke rumah Cakka. How bout Felish?

Sent.

***

Taman belakang rumah Cakka sudah disulap menjadi tempat pesta mini. Sebuah meja bundar besar yang dikelilingi delapan bangku plastik diletakkan ditengah-tengah taman, dua panggangan beserta kipas angin -biar nggak usah capek ngipas-ngipas, jadi pake kipas angin- dan meja kecil agak jauh disampingnya. Rumput-rumput sudah dipangkas rapi, kolam renang juga terlihat jernih.

One Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang