Sivia pusing melihat spanduk dan poster-poster bertuliskan ‘Ursala Expo’. Baru seminggu lagi acara itu dimulai, tapi semua orang sibuknya seperti acaranya akan dimulai besok.
“Acaranya ternyata gede ya, Fy...” Ujar Sivia. Sudah dari lima hari yang lalu pelajaran ditiadakan, diganti dengan persiapan acara itu.
Anak-anak ekskul musik sibuk berlatih vokal, Ify bersama tim ekskul Photografy nya juga sibuk membuat proyeknya sendiri.
“Lumayan lah.. Kan orang luar juga boleh dateng.” Ujar Ify, masih sibuk dengan kameranya.
“Yang katanya Pejabat sama Donatur itu juga beneran bakalan dateng?”
Ify menghentikan aktifitasnya sejenak lalu menoleh ke Sivia. “Nggak deh kayaknya. Dari yang dulu-dulu sih katanya gitu. Tapi dari yang udah-udah biasanya Cuma donatur aja yang keliatan dateng. Itu juga Cuma satu dua.”
“Yaah, percuma dong latian nyanyi sampe serak gini. Orang nyanyi-nya juga didepan kalian-kalian doang. Lagi, namanya pake Expo. Bilang aja pensi.”
Ify meringis. “Gak pa-pa lah, Rain. Itung-itung biar yang nonton seneng.”
Sivia manggut-manggut lalu memutar tubuhnya menghadap Cakka yang duduk tepat di belakangnya.
“Kka, minggu depan ajakin Shilla dong kesini.” Ujar Sivia.“Udah pasti lah.” Cakka mengacungkan jempolnya.
“Oh iya Kka, bulan depan Birthday nya Shilla kan?” Ify ikut-ikutan menghadap Cakka.
Cakka tersenyum lebar, “Yap, tunggu deh undangannya.”
“Party ya?” tanya Sivia.
“Yoiii.. gue mau bilang Shilla ahh, suruh pada pake topeng gitu sama adain pesta dansa.”
“Lo kira promnight?” Ify mendelik.
“Kan seru, Fy.” Ujar Cakka tak mau kalah.
“Seru darimananya sih. Norak tau.” Sewot Ify.
“Bagus tau, Fy.” Cakka ngotot. Ia mengalahkan pandangan pada Sivia. “Bagus kan, Rain?”
Sivia memutar bola mata melihat kelakuan Cakka.
“Bagus kok, Kka. Apalagi kalo lo nyuruh Shilla pake tema yang Kingdom-kingdom gitu.” Kata Sivia.“Gitu ya, Rain? Terus ntar gue pake kostum ala Pangeran gitu ya?” tanya Cakka polos.
“Nggak.. lo pake jas berekor.” Sahut Sivia manis.
Ify cekikikan di samping Sivia. Sedangkan Cakka sudah mendumel sendiri di bangkunya.
***
Hari H tiba.
Sivia buru-buru masuk ke mobil setelah menyambar tas selempangnya. Gabriel sudah duduk dibalik kemudi. Hari ini Gabriel mengenakan kemeja pendek warna putih dan celana jeans. Cukup kasual. Rambutnya diacak-acak dengan gel. Mau tak mau Sivia harus mengakui bahwa kakaknya ini lebih dari sekedar keren.
Acara ‘Ursala Expo’ memang membebaskan murid-murid dari ketentuan seragam.
“Ayo, jalan Cool brother.” Sahut Sivia setelah memasang sabuk pengaman. Tangannya memencet tombol untuk menyalakan radio.
Gabriel tersenyum mendengar sapaan Sivia.
“Okey, Cute sister..” balasnya, lalu melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumah.Suara penyiar siaran pagi-paginya Prambors berkumandang. Sesekali Via bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece of Heart
Teen FictionAda cinta disana. Ada debar rindu tak terbaca. Ada cemburu yang begitu saru. Ada kecewa bertalu-talu. Lalu luka menyesak dada. Bagiku kau candu, aku menginginkanmu. Bolehkah? Ada rasa berbeda, mengalun tanpa suara. Cintakah? Cinta. Hal yang dikecap...