Kaily POV.
Ya ampun, gak nyangka kalau hal ini benar benar terjadi, hal yang tak pernah aku sangka. Dia menyentuh ku, akrab dengan ku, bersamaku. Aku tau dia pasti punya rencana lain di balik ini, tapi nikmati waktu yang ada dulu deh.
Suara motor? Siapa ya? Aku pun penasaran dan melangkah kan kaki ke jendela. Hah? Rico? Andre? Ya ampun bagaimana ini, Daviko sengaja mengundang mereka atau bagaimana? Duh.
Daviko pun keluar dari rumah, menghampiri mereka. Tak sengaja pembicaraan mereka ku dengar.
"Bokap nyokap lu mana?" tanya Andre kepada Daviko.
"mereka lagi ke Italy sebulan" jawabnya jujur.
"yaudah yuk masuk" ajak Rico.
"ini rumah siapa coeg?" tanya Daviko.
"lagi banyak cincong, gue udah cape nyuk" jawab Rico dengan nada santai.
"yeh, yaudah yuk masuk" ajak Daviko.
Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah Daviko yang megah ini.
Aku panic, bingung, gelisah. Apa yang harus aku lakukan? Apakah mereka akan terkejut saat melihatki tinggal di rumah Daviko ini? Duh.
Benar saja, saat mereka masuk kedalam kamar Daviko, Daviko pun memanggil ku. tapi harus kah aku menguncir rambut dan memakai kacamata ku? tapi bukannya Daviko melarang ku? oke, aku gak pakai kacamata dan menguncir rambut.
"Kai!" panggil nya.
"iya" seru ku sambil berjalan memasuki kamar nya.
Semoga mereka tidak terkejut melihat ku, semoga.
-
Di kamar Daviko.
"Ini lo Kaily Queenita?" tanya Rico.
Aku hanya mengangguk sambil menundukan kepala ku karena malu.
"si cewe nerd itu?" tanya Andre.
"iya" jawab ku masih dengan posisi menunduk.
"iya, ini Kaily. Gue menang taruhan kan? Yaudah gue suruh dia tinggal aja disini biar masa masa taruhan nya lebih acih" jelas Daviko.
"Gak nanya!" seru mereka berdua.
"gue kaget aja dia bisa cantik kaya gini, tanpa rambut kepangnya, kacamata besar nya, dan baju culun nya" jelas Rico yang terpesona dengan aku yang sebenarnya.
"lu kenapa bergaya culun di sekolah?" tanya Andre.
"memang itu gayaku" jawab ku singkat.
"sebenarnya kalau lu kaya gini gabakalan kita bully dan kita siksa" ujar Rico.
"makanya, aneh kan dia" seru Daviko.
"kalau lu dari dulu kaya gini, udah gue pacarin lu" ceplos Andre.
"apaan? Inget woy Anesha mau lu kemanain?" seru Daviko meningatkan Andre.
"tau, aturan yang kaya gini buat yang jomblo" ceplos nya.
"ini lagi! Udah ah" lerai Daviko.
"Kai, ambilin minuman soda sebotol di kulkas sama gelasnya 3, terus sekalian gorengin kentang, oh iya sekalian ambil nachos di kulkas sama cheese sauce nya" perintah Daviko.
"oke, tunggu" ujar ku sambil keluar kamar Daviko dan menuju dapur.
-
Oh my god, pujian dan saran mereka membuat pipi ku memerah. Tapi bagaimana pun aku akan terus dengan style ku.
-
Hari ini aku sekolah, pertama kali nya berangkat bersama Daviko. Dia yang mengajak ku. Saat dia mengajak ku semalam, seakan aku mematung saat tidur. Tak tau apakah dia demam atau bagaimana aku tidak tau.
Flashback On
Saat makan malam bersama di meja makan, hanya kami berdua. Rico dan Andre pulang saat di ajak makan malam.
"Kai" panggilnya.
"ya?" tanya ku.
"besok lu berangkat sekolah bareng gue" jawab nya.
"penampilan lu boleh kaya biasanya, nerd" lanjut nya.
Entah dia salah makan apa atau sedang sakit apa, yang penting dia membuat ku bahagia. Pria yang aku cintai menerima cintaku walaupun belum sepenuh nya.
Flashback Off.
"Kai! Cepetan dong" panggil Daviko.
Aku pun menuruni anak tangga dari lantai 2 ke lantai dasar. Dia sepertinya mematung melihat ku, ada apa? Aku berpakaian seperti biasa kalau mau kesekolah kok.
Daviko POV
Ini yang gue liat beneran Kaily kan? Rambutnya gak di kepang, di kuncir kuda. Baju nya lebih kayak penampilan cewe - cewe lain gak terlalu culun, ya walaupun masih dengan kacamata besar nya itu. Tapi sumpah, dia gak culun.
"ini lo kan?" tanya gue.
"iya, kenapa?" tanya nya balik.
"biasanya lu pake seragam yang keliatan nya culun?" tanya gue heran.
"oh, semalam Rico yang suruh gue pake baju kaya orang - orang biasa aja, jangan terlalu culun" jelas nya.
Gue hanya mengangguk paham dan berjalan kearah mobil, di ikuti juga dengan Kaily. Eh tunggu deh, selama dia tinggal di rumah gue kok gak pernah gue kerjain ya, padahal itu rencana gue. Ah sabodo.
-
Sampai di sekolah gue turun dari mobil bersama dengan Kaily, teriakan histeris para siswi pun membuat kuping gue pengang.
"OH MY GOSH! Daviko jalan sama si nerd?" seru seseorang.
"gila, si nerd udah berubah lebih simple" seru seseorang lain nya.
"tapi gak banget kalau Daviko jalan sama si nerd" seru orang lain nya.
"arghhh, mending sama gue Dav" ujar seorang lain nya.
Tiba - tiba, cewe yang gue suka selama ini, Keysha. Menghampiri gue dan Kaily yang lagi jalan kedalam kelas.
"lo gak apa apain dia kan?" tanya Keysha.
"ngapain banget" jawab gue santai.
Gue, Kaily, Keysha masih diem saling tatap - tatapan gak jelas. Tapi, tiba - tiba musuh bebuyutan gue, Erik. Menghampiri Keysha dengan bahasa yang membuat gue jijik dan terkejut.
"hai, baby! Ke kelas yuk" ajak Erik sambil meluk Keysha dari belakang. Apa banget coba.
"lu berdua jadian?" tanya gue santai.
"iya, baru semalem ya gak baby?" jawab Erik sambil mencium pipi Keysha.
"ih kamu, apa banget sih. Malu tau di depan umum kaya gini" resah Keysha.
"congrats" ujar gue sambil menarik tangan Kaily dan masuk kedalam kelas.
Gue apa banget coba? Narik tangan tuh cewe? Ah sabodo teing lah udah terlanjur. Tapi gue harap dia gak geer sama sikap gue yang sponta nan gak jelas ini.
"jangan geer" bisik gue sambil ngelepasin tangan nya itu.
-
Jam istirahat, duh akhirnya laper banget gue. Gue dan the kunyuk pun keluar dari kelas berlima, lima? Iya ama noh babu baru gue, Kaily.
Saat di kantin Kaily pisah meja sama gue dan the kunyuk, tapi entah angin dari mana mulut gue ngomong hal yang menjijikan.
"udah sini aja lo, join ama the kunyuk" ujar gue.
"iya santai aja kali" seru Henry.
Dia pun mengangguk kecil dan duduk satu meja dengan the kunyuk. Namun...
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sincere Affection
RomanceSeorang gadis polos, culun. namun, berdarah kebangsawanan ini, Kaily Queenita. gadis itu menyukai seorang pria yang popular di sekolahnya, tampan, cool dan bisa di bilang sombong, Daviko. pria itu sangat jijik dengan Kaily, dimatanya Kaily hanyalah...