Chapter 10 : Over?

3.3K 161 1
                                    

Henry POV.

Apa - apaan sih Daviko, udah kayak pacar nya Kaily aja. Kalo dia bukan temen gue udah gue tonjok duh orang.

gue cemburu? Haha, BANGET! Asal kalian tau aja, gue suka sama Kaily tuh udah lama, saat masih kelas 10. Tapi apa banget coba Kaily, udah pake kacamata tapi gabisa ngeliat siapa yang sayang dan cinta ama dia.

Awal diadain nya taruhan nya Kaily, gue setuju banget itu, karena waktu itu gue yakin bakalan menang. Tapi si Daviko yang menang, terus Kaily di suruh kaya babu beneran. Kalo sama gue, udah gue anggap jadi istri, haha.

"Selon dong ngeliatin nya" seru Daviko kepada gue.

Ya, gue dari tadi ngeliatin dia dengan tatapan ancaman, sinis, cemburu, tajam, bisa di bilang tatapan es campur.

"apaan sih?" tanya Rico yang dari tadi hanya focus dengan handphone-nya.

"noh, Henry natap gue kaya gitu banget" jawab Daviko.

"santai kali, gue Cuma bercanda" ujar gue bohong.

"anjir, gue jadi takut kan" seru Daviko.

"manja banget lu" timpal Andre.

"bodo" seru Daviko.

Argh, pengen banget gue tonjok tuh orang sekarang. Tapi gue masih jaga image, karena ortu gue pemegang saham terbesar di sekolah ini.

"kamu kenapa hen?" tanya Kaily membuat lamunan ringan gue buyar.

"eh? Oh, gapapa Kai" jawab gue lembut.

"dia lupa minum obat, Kai!" seru Rico.

"sotau lu nyuk" ujar gue sambil meng geplak(?) kepalanya pelan.

Kaily, Daviko, dan Rico hanya terkekeh melihat gue meng geplak(?) kepala Andre.

"rasain lu" seru Rico sambil terkekeh.

"lu belom pernah di geplak ya?" ujar Andre kepada Rico.

"ett, ampun nyuk ampun" pinta Rico.

"Lu semua kaya bocah" seru Daviko.

Kami -Henry, Rico, Andre- menatap Daviko tajam dan membuatnya berhenti tertawa.

"mau di geplak?" tanya kami bertiga.

"eheh, iya ampun" pinta Daviko.

-

Kaily POV.

Aku merasakan kenyamanan berada di dekat mereka, tawa canda yang mereka keluarkan membuat hidup ku lebih membaik sebelum nya. walau sedikit tersiksa dengan perintah dari Daviko.

Tinggal 9 hari lagi hukuman ini akan expired, sungguh cepat. Aku aneh, terkadang meminta agar waktu di percepat, namun setelah merasakan kebersamaan ini aku ingin waktu di ulang atau di perlambat.

-

-SKIP-

Akhirnya aku telah selesai menjadi babu Daviko. Setelah berhari hari melewati hukuman ini dengan tawa, canda, tangis, kecewa, dan lain lain. Dan kalian tau apa yang Daviko bilang kemarin malam? Itu sungguh membuat ku terpukul.

Flashback On.

Tok...

Tok...

Tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar ku, siapa lagi kalau bukan Daviko? Aku berjalan kearah pintu dan membuka kan pintunya.

"ada apa?" tanya ku sambil tersenyum.

"gue mau ngomong" jawab nya datar.

"setelah masa taruhan itu berakhir, lu harus jauh jauh dari the kunyuk, lupain kebersamaan lu sama the kunyuk, kalau bisa jangan pernah nampakin muka lu di depan the kunyuk. Paham?" jelas nya membuatku sedikit terpukul.

Aku hanya mengangguk sambil menunduk dan menahan air mata ini keluar, oh my god. Ini sakit menyakitkan, aku seperti sedang di permainkan di dalam taruhan ini, hiks.

Flashback Off.

Aku sedang duduk di kursi paling belakang dan terpojok, menjauh dari the kunyuk. Aku adalah anak yang bodoh hanya bisa menurut kepada orang yang aku cintai dan jelas tak mencintai ku.

-

Istirahat, semua kembali seperti biasa. Bully-an telah ku dengar kembali, mereka mem bully ku membicarakan ku, dan lain - lain.

Aku membeli makanan ringan dan minuman lalu pergi dari kantin karena tidak ingin bertemu dengan the kunyuk. Seperti biasa aku menunduk menatap lantai. Tiba - tiba...

Bruk

Suara jatuhnya tubuh ku ke lantai, aku menabrak seseorang. Makanan dan minuman ku mengotori seragam nya, aku belum melihat siapa orang yang ku tabrak. Saat aku melihat nya... itu... Daviko.

"lo lagi?! Arghh!" geram Daviko sambil menarik rambut ku sedikit kasar.

"lo kalau jalan pake mata dong!! Jadinya kaya gini tau gak?!!?" tanya nya sambil menjambak rambut ku.

"ma-maaf" pinta ku sambil sedikit menangis.

"Emang nya maaf bisa ngembaliin semuanya? HAH?!" ujar nya sedikit kencang.

"Dav, udah kali! Dia cewe lu cowo seharusnya bersikap baik sama perempuan!" bela Henry.

"maaf... maaf... maaf" lirih ku sambil menangis.

BUG

Pukulan keras mendarat di pipi Daviko, siapa yang memukul nya? Keysha? Dia sedang sakit saat ini.

"Lu bego atau gimana sih?!? Masalah sepal kaya gini doang juga!! Lu bisa minjem baju sekolah atau gak beli susah banget!! Dia cewe!!!" teriak Henry sedikit teriak.

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang