Chapter 12 : New Season

3.3K 168 1
                                    

Bandara Soekarno Hatta. Tempat terakhir yang aku injak di Jakarta. Sambil menunggu pesawat, aku membuka hadiah pemberian Henry. Saat ku buka, isinya itu dream catcher dan sebuah kertas yang bertuliskan...

Hai, wanita yang aku cintai.

Aku tahu kau akan pergi, Keysha memberitahu ku.

Hm... hadiah ini tidak berharga. Namun, berguna.

Hadiah ini akan membuat mimpi - mimpi mu indah

Setiap malam-nya. love you, Kai.

-xoxo Henry Kim Rafaleo-

Oh God. Bodoh nya aku. Aku tidak bisa menerima cintanya yang tulus. Ugh, bodoh. Maafkan aku, Hen. Maaf.

'Penerbangan pesawat Eropa Air dengan boing EA301C tujuan London akan dibuka, bagi penumpang yang memiliki tiket dengan kode dan tujuan tersebut , mohon bersiap untuk segera masuk kedalam pesawat'

Itu pesawat ku, aku segera bangkit dari tempat duduk ku. Keysha yang berada di samping ku, menggandeng tangan ku. lalu kami berjalan bersama ke dalam pesawat sambil membawa barang bawaan kami.

Kami duduk di kelas bisnis. Aku memilih duduk dekat jendela. Sebelum pesawat berangkat atau terbang, aku menulis diary ku...

Selamat tinggal, Daviko Marcello -xoxo-

"kamu nangis?" tanya Keysha yang melihatku menangis.

Dengan cepat aku menghapus air mataku dan menjawab pertanyaan Keysha.

"nggak" jawab ku singkat.

"berapa jam perjalanan nya?" tanya ku mengalihkan pembicaraan.

"7 jam" jawabnya.

-

London. Batin ku.

Sepertinya sudah lama aku tidak kembali ke kampung halaman, berapa lama ya. Hm, 10 tahun, ya sejak aku masih duduk di sekolah dasar. Omg, aku rindu sekali tempat ini. Sungguh banyak perubahan.

"siapa yang jemput kita?" tanya ku kepada Keysha saat kami keluar dari bandara.

"Badboy" jawabnya sambil terkekeh.

Aku paham siapa yang ia maksud Badboy itu, ya Kevin. Aku sangat rindu padanya. Sudah 1 tahun kami tidak bertemu secara langsung, selama setahun kami berhubungan menggunakan Video Call.

"Twins!" teriak Kevin kepada kami sambil melambaikan tangan nya pada kami.

"ahh bad boy!" seru kami lalu berlali kecil kepelukan nya.

"hey aku bukan badboy" serunya yang fasih berbahasa Indonesia.

"ya, kau tall man" seru ku.

"nah, aku baru suka julukan yang itu" seru Kevin sambil mencolek hidung ku.

"oiya, bagaimana kau fasih berbicara indonesia?" tanya Keysha.

"aku belajar disini, hanya demi kalian" jawab Kevin.

Aku dan Keysha saling tukar pandang dan berkata "you're the best brother" seru kami bersamaan. Dia terkekeh.

-

Perjalanan arah ke rumah kami. Kami tidak tinggal di istana, karena itu khusus untuk tempat tinggal raja, ratu, pangeran, putrid dan khusus untuk acara keluarga. Kami tinggal cukup jauh dari bandara.

"banyak berubah" gumam ku.

"tentu" jawab Kevin.

"oiya, mommy and daddy dimana?" tanya Keysha.

"di istana, sedang ada rapat keluarga. Tapi orang tua semua yang rapat" jawabnya.

Hening, tak ada percakapan antara kami bertiga. Aku sibuk dengan novel ku, Kevin focus kejalan, Keysha sibuk dengan handphone nya.

-

Cukup lama untuk sampai ke rumah ku ini. Rumah yang ku rindukan design nya. Rumah mewah dengan warna hitam putih, di kelilingi pembatas, memiliki gazebo, taman, kolam renang, kolam ikan, garasi yang cukup besar, lapangan basket kecil. Itu baru bagian depan. Bagian dalam? Tingkat 3, 7 kamar tidur dan terdapat kamar mandi di setiap kamar, 1 kamar mandi terpisah, dapur besar, ruang keluarga besar, ruang tamu, perpustakaan, ruang pakaian, bioskop kecil, studio music, taman kecil di dalam rumah, gudang, tempat olahraga. Cukup besar bukan?

Aku berlari kecil ke dalam untuk masuk kedalam kamar tidur ku yang sudah lama tidak aku tempati. Semua furniture nya di ubah, yang dulunya tempat tidur bercorak Barbie, tetapi sekarang tempat tidur classic, dilengkapi tv besar, sofa, rak buku, meja belajar, meja rias.

"sepertinya kau sangat merindukan kamar mu?" tanya seseorang, Kevin.

"sangat" jawab ku singkat.

"Kai.." panggil nya.

"ada apa?" tanya ku.

"mengapa kau berpenampilan seperti ini?" tanya Kevin.

Penampilan? Oh mungkin maksudnya rambut di kepang ini dan kaca mata besar ini. Sedangkan pakaian ku sungguh normal, sebuah jeans street, kaos yang di lapisi kemeja merah, dan sepatu adidas star warna putih.

"kacamata dan rambut kepang?" tanya ku.

Dia hanya mengangguk sambil melipat tangan nya dan menaruh nya di dada, dan bersender di dekat pintu kamar ku.

"ini style ku di Jakarta" jawab ku.

"kenapa?" tanya Kevin balik.

"aku tidak ingin berpenampilan cantik" jawabku jujur.

Dia hanya mengangguk - angguk dan pergi meninggalkan kamar ku.

Dengan cepat aku membereskan barang - barang bawaan ku dan menata nya serapih mungkin. Aku suka kerapihan, bukan kekotoran.

-

Daviko POV

Haha, si nerd pindah. Mungkin karena kemarin gue nyiksa dia mati matian haha. Pergi deh lo jauh - jauh, PHO! PPO!.

Tapi ada yang aneh, kenapa Henry jadi belain dia gitu. Mana ngasih dia hadiah lagi, ailah. Apa ya hadiah yang Henry kasih ke si nerd, kok gue penasaran yak? Ah sabodo teing lah, gak perduli gue.

Tapi banyak perubahan pas dia pindah, padahal baru sehari pindah perubahan nya udah banyak banget. Gue udah jarang bully orang karena gaada bahan bully-an, siswa lain sama kaya gue, nilai ulangan atau pr jelek karena gaada tempat buat nyontek, terus Henry lebih sering diem.

Kantin yang biasanya ramai dengan gossip, omongan, dan celotehan pun sudah menjadi tenang bahkan hening.

"Hen, lo ngapa dah jadi sering diem gini?" tanya Andre.

Henry hanya menggeleng. Dari kemarin dia hanya menggeleng dan mengangguk, tak mengeluarkan satu buah kata sama sekali.

"galau dia" cetus gue.

"galau kenapa?" tanya Rico.

"di tinggal si nerd" jawab gue.

"iya nih gue juga galau di tinggal dia, padahal tuh orang udah lumayan asik" seru Andre.

"iya tuh bener" timpal Rico.

Perbincangan ini membuat kepala gue pusing, jujur gue juga kangen sih, tapi ah sabodo.

"apaan dah lu pada, jadi pada ngomongin dia gak banget lu semua" seru gue sambil bangkit dari tempat duduk dan berjalan meninggalkan kantin.

Argh, kenapa dah nih gue jadi kaya gini? Gue kangen ama dia? Idih gak banget deh ah.

Sekarang gue di atap, tempat favorit nya Kaily, eh kok gue inget dia? Ah sabodo. Gue nyaman kalau ada di sini, tempat ini tempat yang paling nenangin. Gaada orang yang bisa ganggu gue kalau di sini.

Gue mau ngeluarin uneg uneg gue yang ada di hati kecil gue, tapi kenapa tiba - tiba gue pengen ngomong kaya gini yak? Duh.

"LO PENGHANCUR HIDUP GUE KAILY QUEENITA, LO PHO! LO PHP! TAPI LO BIKIN GUE NGERASA KEHILANGAN, LO ANEH, GUE BENCI DAN RINDU SAMA LO" teriak gue bodoh.

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang