Chapter 8 : First Kiss

3.7K 150 1
                                    

Namun, sesuatu yang bikin gue marah keluar dari mulut Erik yang gak bisa di jaga itu.

"EH BRO! Lu semua tau gak? Most wanted sekolah kita belom punya pacar coeg banget kan. Mungkin dia belom pernah ciuman kali ya? Duh kasian!" ledek Erik.

Sumpah gak jelas banget dia nge bully gue kaya gitu, ya emang bener sih gue belom pernah nyium seseorang karena gue masih bisa ngehormatin perempuan. tapi ini udah keterlaluan gue di bully oi, BULLY. Gak terima gue

"sabar Dav" seru Andre menenang kan gue.

"orang kek gitu gak usah di ladenin" timpal Henry.

"iya, gue masih sabar" ujar gue datar.

"tuh orang emang mulut cabe" seru Rico.

"playboy" sambung Kaily.

Semua mata the kunyuk menatap nya dalam, seorang kutu buku, nerd bisa marah dan mencurahkan emosinya? Luar biasa.

"lu ngedumel tadi?" tanya gue heran.

"i..i..ya" jawab nya mulai gugup kembali.

"aku gak terima kalau Keysha pacaran sama playboy kaya dia" lanjut nya dengan sedikit berani.

"apa lagi gue, Kai! Bukannya gue suka sama Keysha, tapi Keysha kan cewe baik baik" seru Andre.

"iyasih, walaupun Keysha udah pernah nyium banyak cowo" seru Kaily lagi.

Gak gue sangka nih cewe bisa jadi banyak ngomong gini pas deket sama gue dan the kunyuk, amazing.

"EH DAVIKO! Kok lu diem?" tanya Erik dengan nada nyolot memanggil gue.

"lu belom pernah kaya gini ya?" tanya Erik sambil menarik dan mencium bibir Keysha.

Gosh, dia mencium bibir Keysha, cewe yang gue suka, sayang dan cinta. Gak bisa di diemin ini harus gue lawan. Kesabaran gue udah habis.

Saat gue bangkit dari tempat duduk, ada yang menahan tangan gue sehingga gue membatalkan niat gue menghajar orang itu, Henry menahan tangan gue.

"jangan pake fisik, pake otak" ujar Henry.

Dan pikiran kilat pun lewat di dalam otak bodoh gue ini. Gue pun menarik kerah baju Kaily dan mencium nya dengan halus, lembut. Bibir nya terasa lembut dan hangat. Inikah rasanya berciuman?

"KAILY" teriak Keysha yang terkejut dengan sikap spontan ku ini.

Gue pun melepas ciuman itu, walaupun gue ingin lagi dengan bibirnya. Oh gue gila sekarang.

Kaily menatap gue tak percaya. Ia menangis dan pergi meninggalkan kantin, oh bodohnya gue. Rasanya ingin mengejar nya, namun kenapa sulit sih? Duh, crazy mode on.

"Dasar bastard apa yang lo lakuin sama dia? Dia masih polos!" seru Keysha.

"dengar bitch, setidak nya Cuma gue orang yang menciumnya" seru gue meninggalkan kantin dan mengabaikan Keysha.

-

Kaily POV

Apa ini? Aku di cium. Dia mengambil first kiss ku yang seharusnya aku persembahkan untuk calon suami ku nanti. God, apa yang harus aku lakukan sekarang selain menangis.

"Kai" panggil seseorang.

Suara itu tak asing bagiku, suara bass yang sering ku dengar. Daviko. Ada apa dia kesini? Kumohon dia kesini dengan baik baik.

"tuhkan bener lu disini" ujar nya dan duduk di sampingku.

Pasti kalian tau dimana aku, ya di atap sekolah. Tempat favoritku untuk menangis, merenung, dan lain lain.

"ada apa?" tanya ku sambil menghapus air mata.

"maafin gue ya soal tadi" pinta nya.

"iya, tapi kamu udah ngambil first kiss ku" keluh ku.

"itu tadi juga first kiss gue" ujar nya.

Aku menoleh kan kepala ku kepadanya, aku tidak percaya seorang bad boy belum pernah berciuman sebelum nya, fantastic.

"kamu kan bad boy masa belum pernah berciuman sebelumnya" tanya ku heran.

"ya, gue aneh. Menurut gue cinta bukan di tunjukan dari permainan fisik seperti ciuman dan sex, karena cinta sejati itu datang sendiri dari hati, walaupun mulut kita berkata lain" jelas nya.

"kurasa kau benar" timpal ku dan mengalihkan pemandangan ke depan lagi.

Ting...

Nong...

Ting...

Nong...

"udah bel masuk, gue cabut duluan ya" pamit nya.

Aku hanya mengangguk dan sedikit tersenyum.

Aku ingin bolos 2 jam pelajaran, karena aku tau jika aku menunjukan diri depan para siswa aku akan di bully karena kejadian di kantin tadi.

-

Daviko POV

Pulang sekolah, gue nungguin si Kaily di depan mobil gue. Tapi tuh cewe gak nongol - nongol, apa mungkin dia masih di atap? Udah bolos jam pelajaran juga tuh bocah ckck.

Gue pun nyamperin tuh cewe ke atap dan bener aja dia ada di situ dan... tertidur. Segitu cape nya apa? Duh ckck.

"oi, Kai" panggil gue sambil goyang - goyangin tubuh mungil nya itu.

"nghh" desah nya.

"mau pulang gak lu?" tanya gue.

"Daviko?" tanya nya heran.

"iya, mau pulang gak?" tanya gue lagi.

"iyaa, tunggu" ujar nya sambil memakai kacamat nya dan mengambil tas nya.

Gue dan dia pun turun dan berjalan ke mobil gue yang masih mejeng di parkiran(?).

tbc

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang