Chapter 38 : Sandra.

1.5K 78 1
                                    

"simple, lo gue Sandra sampai Daviko frustasi dan gila, habis itu gue buang lo," jawabnya santai yang membuatku menjadi semakin takut. "atau gak lo jadi milik gue aja, lo menarik sih".

Kurang ajar, aku gak mau sampai Daviko frustasi dan gila.

Sesaat dia pergi dari kamar ini, akupun mengecek isi tasku dan menemukan handphoneku. Sialnya, battery handphoneku tinggal 5%, dengan segera mungkin aku menyalakan aplikasi pelacak handphone, lalu mengetikan pesan untuk Daviko.

Kaily: Dav, tolong. Aku disandra oleh Ziko, aku gak tau aku dimana, bodohnya Ziko tidak mengambil handphoneku, tetapi battery handphoneku tinggal 4%. Tapi aku udah aku nyalain aplikasi pelacak handphone kok, aku takut.

Setelah pesan terkirim handphone ku sekarang benar – benar mati, lowbatt.

-

Author's

Daviko sudah telat 30 menit untuk menjemput Kaily.

Saat dia datang, Kaily tidak ada ditempat. Hanya seorang wanita yang jelas itu adalah Cila, teman satu pekerjaan Kaily yang tampak cemas saat mobil Daviko menghampirinya.

"lo Cila? Kaily mana?" tanya Daviko berturut dan sedikit gelisah.

"tadi ada mobil yang berhenti 5 meter didepan kita, terus gue izin beli minum disebrang sana. Nah, pas balik nya itu Kaily udah dibawa masuk ke mobil it uterus pergi gitu aja" jelas Cila tampak cemas.

Daviko segera membuka handphonenya, lalu mengecek aplikasi message. Benar saja ada pesan dari Kaily.

Kaily: Dav, tolong. Aku disandra oleh Ziko, aku gak tau aku dimana, bodohnya Ziko tidak mengambil handphoneku, tetapi battery handphoneku tinggal 4%. Tapi aku udah aku nyalain aplikasi pelacak handphone kok, aku takut.

"Ziko," desis Daviko geram lalu masuk kembali kedalam mobil. "rumah lo dimana? Ayo gue anterin pulang sesuai permintaan Kaily"

-

Setelah mengantarkan Cila pulang kerumahnya, Daviko pun mulai melacak handphone Kaily. Sulit sekali untuk melacak sebuah handphone dalam keadaan non-aktif.

"Ayo dimana dia" Gumam Daviko gelisah.

Beberapa menit kemudian pelacak pun menemukan keberadaan Kaily, cukup jauh dari daerah Daviko berada, bisa dibilang daerah itu sudah hampir keluar kota ini.

"sial jauh banget" umpat Daviko.

Daviko tampak berfikir sejenak, dia tak mungkin menyelamatkan Kaily sendirian dia butuh seseorang. "Vician" gumam Daviko.

Daviko pun menggerakan mobilnya kearah rumah Vician yang tak jauh dari daerah rumah Cila.

-

Daviko pun turun dari mobilnya dan memasuki apartment yang Vician tempati, masuk kedalam lift lalu menekan lantai 15, cukup tinggi. Setelah berada didepan pintu kamar Vician, Daviko segera menekan bell dengan berkali – kali.

"SIAPA SIH?!" Bentak Vician dari dalam. "Ganggu orang tidur aja".

Setelah pintu apartment Vician terbuka, "Eh lo, Dave" gumam Vician sedikit mengantuk. "Ada apa?".

"Lo harus ikut gue, nyelamatin Kaily dari Ziko. Kaily diculik ZIko, ayo buruan," Jelas Daviko to the point.

Mata Vician membola kaget. "Serius lo? Tapi ini udah jam 11," Balas Vician. "Yaudah tunggu deh gue pake baju dulu".

Yap, memang saat ini Vician tidak menggunakan baju atau shirtless yang memperlihatkan tubuh kotak – kotaknya yang setengah terbentuk.

-

01.00

Kaily masih menggerak – gerakan badannya untuk mencari cara agar terlepas dari ikatan yang berada ditangannya, sedikit membuat kegaduhan karena alhasil dia terjatuh kelantai bersama kursinya.

"Lo bisa diem gak sih?" Tanya Ziko dengan nada tinggi, Ziko baru saja membuka pintu gudang tempat Kaily di Sandra.

"Lepasin gue" Rengek Kaily meminta kebebasan.

"Lepasin lo?" Tanya Ziko sambil mendengus geli. "Lo itu pacar MUSUH gue, gak bakal semudah itu gue lepasin lo!"

"Kalo lo benci sama Daviko, kenapa gue yang menjadi sasarannya?!" Tanya Kaily dengan nada naik satu oktaf.

"Lo itu kelemahan Daviko, idiot" Balas Ziko dengan smirk devil yang terpampang diwajahnya, lalu menutup pintu ruangan itu lagi dengan keras.

Kaily takut, takut dia tidak akan selamat, takut Daviko juga tidak akan selamat. Tugasnya saat ini adalah berdoa agar Daviko cepat datang dan menyelamatkannya, dan tugasnya satu lagi adalah, berkeringat dingin.

Daviko cepat selamatkan aku, Batin Kaily.

-

Daviko dan Vician masih berada didalam perjalanan, mecoba mencari blok rumah Ziko. Cukup terpencil. Apalagi waktu semakin larut malam dan gelap, menyulitkan untuk mencari letka blok rumah Ziko.

"GPSnya bener gak?" Tanya Daviko kepada Vician yang sedang melihat GPS di handphone Daviko.

"Gak ada sinyal, shit" Seru Vician.

Daviko berhenti menjalankan mobil, memukul setir pengemudi. Mengacak rambutnya frustasi, lalu menyandarkan keningnya ke stir pengemudi di depannya.

Kaily. Kaily. Kaily. Hanya itu yang ada dipikirannya saat ini. Bagaimana tidak? Perempuan yang ia cintai disandra oleh seorang psikopat dan seorang penjahat kelamin. Yang benar saja?

Daviko menjauhkan keningnya dari stir mobil dan menampakan wajah senang ketika mendengar seruan Vician, "Dav, ada sinyal,". Lalu wajahnya kembali murung setelah mendengar lanjutan dari Vician, "Sial kita salah masuk jalan"

Dengan niat menyelamatkan Kaily, Daviko menahan emosinya yang sudah meluap. Ia pun memutar balikan mobilnya.

Sabar Kaily, Batin Daviko seakan mendapatkan pesan alamiah dari Kaily untuk menyelamatkannya.

Melihat Daviko yang sedang menahan emosinya, Vician seketika tegang saat berada disamping Daviko dengan keadaan menahan emosi. Bisa saja jika dia salah bicara Daviko akan menelannya hidup – hidup. Jangan sampai.

-A/N-

FINALLY, gue bisa update chapter 38. setelah laptop ini di ambil alih oleh my mother selama beberapa minggu atau bulan. AAAAAA.

Don't forget to vote and comment yea dear, don't be the silent readers^^

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang